webnovel

Khawatir

"tuk tuk tuk..."

Ethan Lu mengetuk pintu berulang kali tidak ada jawaban, sudah setengah jam pintu di depannya tidak terbuka.

"Tania, buka pintunya!! Lima menit tidak membuka aku akan mendobraknya!" Ethan Lu berteriak khawatir.

Tania di dalam kamar mendengar teriakkan Ethan Lu, dia ingin meminta bantuan, tapi dirinya tidak berdaya dan sedang menahan panas pada tubuhnya. Badannya lemas.

"braak..." Pintu terbuka.

Ethan Lu berjalan masuk, dia langsung terkejut saat melihat kamar yang berantakan, tapi yang paling menusuk matanya adalah kondisi Tania yang ada di pojok kamar sambil menundukkan kepalanya.

Pergelangan tangan kirinya terluka dan ada disekitarnya, lalu tangan kanannya memegang pecahan kaca juga ikut berdarah.

Ethan Lu langsung berlari dengan cemas dan bertanya,

"apa yang terjadi? sebegitu kah dirimu membenci pernikahan ini?" Dia belum tahu kondisi tubuh Tania.

Tania tiba tiba terjatuh pingsan di pelukan Ethan Lu. Merasa ada yang salah. Ethan Lu langsung memanggil Joseph Qin dokter pribadi nya.

...

Di Rumah Sakit Pertama Kota B..

Seorang pria yang berusia 25 tahun, tinggi tampan mengenakan setelan warna putih baru saja keluar dari ruang operasi.

Joseph Qin berhenti saat asistennya menghampiri dan menyerahkan HP-nya. Langsung hp nya bergetar, panggilan masuk dari Ethan Lu.

"cepat datang ke Villa" suara dingin terdengar langsung ketika Joseph Qin mengangkat panggilan itu.

Ketika dia akan bertanya "ada apa" suara panggilan terputus langsung terdengar.

"aku adalah temanmu, kau sumber keuangan rumah sakit ini. Aku adalah dokter pribadi mu. berikan rasa hormat mu sedikit bisa tidak. huh!!"

Hatinya sedikit kesal Joseph Qin mengumpat menatap layar yang mati.

Namun Joseph Qin tidak menunda waktu, dia sedikit cemas. Tidak biasanya Ethan Lu berkata sedikit. Takut terjadi sesuatu pada pasiennya juga sumber uangnya yang akan terhenti bila menunda sebentar.

Sehingga Joseph Qin langsung pergi ke Villa.

...

Villa Melati.

Joseph Qin langsung di sambut oleh Bibi Wang.

"Lewat sini Tuan Qin". Bibi Wang mengantar Joseph Qin ke arah kamar.

Melihat pemandangan di depannya keduanya terkejut. Sebuah kamar berantakan, tetesan darah melukis di atas lantai bersama kelopak mawar yang berserakan di atas lantai.

Di atas kasur Ethan Lu sedang memeluk Tania, dan salah satu tangan menahan pergelangan tangan Tania agar tidak pendarahan lagi.

Wajahnya yang dingin sedang menahan amarah.

Joseph Qin langsung menangani keadaan Tania di bantu Bibi Wang. Walau hatinya penuh pertanyaan, dia tetap melakukan tugasnya sebagai dokter.

Setelah selesai, Joseph Qin menjelaskan keadaan Tania kepada Ethan Lu.

"Bibi Wang ikut aku" perintah Ethan Lu berjalan ke ruang belajar.

Bibi Wang mengikuti di belakangnya dengan cemas. Setelah sampai di ruang belajar, dia langsung membanting lututnya kelantai dengan keras.

"tuan muda, maafkan bibi atas kecerobohannya. Bibi tidak menyangka kalau nyonya muda akan menjadi seperti itu".

"atas perintah siapa?"

"nyonya besar hanya ingin menggendong cicit. Sehingga memiliki ide buruk untuk kalian generasi muda untuk cepat melakukan nya" Bibi Wang menjelaskan dengan ketakutan, dan tidak berani berbohong.

Ethan Lu menggertakkan giginya.

"sudahkah bibi melihat hasilnya".

"maaf tuan muda" jelas bibi Wang sangat menyesal.

"karena bibi sangat mendengarkan perintah Nenek. Maka tidak perlu berada di sini, kembali ke kediaman utama saja".

Ethan Lu berjalan keluar, ketika sampai di pintu, dia berbalik.

"aku beri 2 hari untuk berkemas pergi dengan sendiri, kalau lewati batas, maka menginginkan cara kasar".