webnovel

Mobil Mogok

Sore Menjelang senja. Matahari tampak sudah hampir terbenam di belahan langit sebelah barat. Saat itu tampak sebuah mobil kijang Inova silver yang dikendarai oleh seorang wanita muda dan cantik jelita, melaju menyusuri jalan di tengah perkebunan, entah mengapa mendadak mobil itu berjalan tersendat-sendat, untuk kemudian berhenti, tidak jalan sama sekali.

"Hei, kenapa dengan mobil ini?!" keluh wanita cantik jelita itu dengan wajah kesal bercampur kecewa. Dia berusaha menstater kembali mobilnya, namun tetap saja mobilnya tidak mau hidup. Dia coba lagi. Tetap tak mau hidup. Dia coba lagi. Hasilnya sama, mesin mobilnya tidak mau hidup. "Berengsek! Kenapa jadi begini?!"

Sial! Sore menjelang senja itu terasa sial bagi Afifah. Mobil yang dikendarainya, tiba-tiba mogok, di tempat sepi lagi. Di sekelilingnya, tak ada rumah penduduk barang satupun. Yang ada hanyalah pepohonan tinggi besar yang semakin membuat suasana bertambah menyeramkan. Afifah benar-benar kesal dan menyesal, kenapa dia mesti melewati tempat itu? Niatnya hendak melintas jalan pintas agar cepat sampai ke tujuan, eh malah mobilnya mogok di tengah jalan hutan.

Dengan wajah masih menggambarkan kekesalan serta kekecewaan, Afifah turun dari mobil. Dia berharap ada orang atau mobil lain lewat, sehingga dia bisa meminta pertolongan. Namun sepertinya, harapan Afifah sia-sia. Sebab sampai beberapa lama dia menunggu, orang atau mobil lain tetap tidak ada yang muncul. Dengan wajah gelisah, kesal, juga cemas, Afifah berjalan mondar-mandir di sekitar mobilnya.

Tengah Afifah berjalan mondar-mandir di sekitar mobilnya dengan wajah gelisah, dari arah depan dan belakangnya, entah darimana datangnya, bermunculan lima orang yang jika dilihat dari postur tubuhnya, mereka adalah lelaki.

Semula wanita muda dan cantik jelita ini bisa menghela napas lega, karena dia berharap bisa meminta pertolongan pada kelima lelaki itu. Namun begitu jarak kelima lelaki itu bertambah dekat, sehingga dia bisa dengan jelas melihat bagaimana tampang kelima lelaki itu, harapannya pupus. Yang muncul dalam hatinya justru rasa takut yang tidak terkira.

Wajah kelima lelaki itu sangat menyeramkan sekaligus mengerikan. Hitam kelam, dengan mata merah. Dan tampang mereka semakin tampak menyeramkan, saat mereka menyeringai, menunjukkan gigi-giginya yang tak beraturan.

"Ada yang bisa kami bantu, Cantik?" tanya salah seorang dari mereka dengan suara yang terdengar menyeramkan.

"Tidakkk.....!" jerit Afifah ketakutan. Kemudian tanpa pikir panjang lagi, dia pun segera berlari meninggalkan mobilnya. Dan karena kelima lelaki bertampang menyeramkan itu datang dari arah depan dan belakangnya, Afifah pun akhirnya berlari masuk ke dalam perkebunan.

Kelima lelaki itu ternyata tak tinggal diam. Mereka pun mengejar sembari terus mengeluarkan suara-suara menyeramkan, sehingga membuat Afifah semakin bertambah ketakutan dan terus berlari semakin jauh masuk ke dalam perkebunan yang sangat luas dan gelap gulita karena saking lebatnya pepohonan.

"Mau lari kemana, Cantik... ? Kemarilah, ayo kita bersenang-senang . . . bukankah kamu suka bersenang-senang?"

"Tidakkk . . . !" jerit Afifah sembari terus berlari dan berlari, semakin jauh ke dalam perkebunan. Tidak ada pikiran lain dalam benaknya, kecuali menyelamatkan diri dari kelima lelaki bertampang menyeramkan yang sepertinya bermaksud tidak baik kepadanya.

Saking panik ditambah lagi karena suara di dalam perkebunan yang luas itu sangat gelap, sampai-sampai Afifah tak sadar kalau dia justru semakin bertambah jauh meninggalkan jalan dimana mobilnya berada. Dan tiba-tiba, kakinya yang berlari sekuat tenaga menginjak sesuatu yang lembek. Sesuatu yang lembek itu, yang ternyata kubangan lumpur berwarna hitam pekat dengan bau busuk yang menyengat, menarik kedua kakinya. Bahkan kemudian menyedotnya, sehingga dia pun terbenam di dalamnya.