Masih pagi sekitar jam delapan, empat perwakilan dari SP sudah berada di ruang tunggu persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Mereka bahkan lebih pagi dari Haikal untuk menghindari kemacetan dan pastinya, awak media. Juga, mereka sedikit berharap bisa bertemu dengan Nalesha dan berbicara barang sebentar. Rasanya sudah lama sekali putus kontak.
Dhaiva terutama, Ia bersikeras ikut meski sudah dilarang oleh Iqbaal dan Jerry. Lama lama mereka memaklumi saja, dan semoga Dhaiva tetap tegar atas apapun yang Ia dengar hari ini terkait vonis Nalesha.
"Untung Kita gak telat. Diluar udah rame," ujar Jerry, baru saja memeriksa kondisi dan situasi terkini di pekarangan pengadilan.
"Ayah sama Bunda pasti diwawancarain sih," tambah Saheera.
Jerry mengangguk, "Ya, baguslah. Gue udah capek di calling terus sama jurnalis."
"Kok bisa mereka nelfon Lo? Tau kontak Lo dari mana?" Iqbaal penasaran.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com