Sheno menyanduk untuk yang ketiga kali nasi di bakul itu, dan menambahkan separuh capcay yang tersisa, belum dengan lauk lainnya, lelaki itu benar-benar seperti orang yang belum makan satu minggu.
"Santai Shen ini masih ada"
"Asli enak banget sih Thal, kayak masakan Ayah aku suer deh"
"Ya udah abisin aja ni"
"Dengan senang hati"
Thalia menikmati wajah kepedasan ala Sheno, pipi yang penuh dengan makanan, dan keringat yang bercucuran membuat sosok lelaki itu bertambah gagah di matanya.
"Katanya kamu ada rahasia, rahasia apa?"
"Oh itu, yaudah selesein dulu makannya"
Sheno menangguk, tak lama setelah itu hanya sendawa khas seorang yang kekenyangan yang terdengar, Thalia bangga dengan dirinya yang mampu menyuguhkan makanan enak kepada lelakinya.
"Udah"
"Minum dulu"
"Apa rahasianya?"
"Jadi gini, ini tentang aku dan kak Ruby?"
"Uby? Kenapa?"
"Sebenarnya Mama kak Ruby bukan bu Clara"
"Terus?"
"Tapi ibu aku"
"What?"
"Aku dan kak Ruby adik kakak kandung Shen"
"Apa?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com