webnovel

satu hari penuh dengan cerita

Ramakirana · หนังสือและวรรณกรรม
เรตติ้งไม่พอ
1 Chs

satu hari penuh dengan cerita.

satu hari penuh dengan cerit

"brem brem bremmm" jerit suara motor di panaskan dengan maksud ingin pergi ke toko terdekat sambil membawa satu galon kosong, setelah mesin panas

gas pun ditarik "wusss"membawa dengan kencang beberapa motor dilewati dengan mudah dan cepat, tak lama sampai ke toko "Assalamualaikum makcik saye nak beli ae galon,Ade" Jerit ku di depan tokonya(Dalam Bahasa Melayu).

"Walaikumusalam,ye dik ade ae galon nak beli berape"ucap makcik dengan lemah lembut.

"Satu je makcik,berape"tanya ku.

"10.000 je"Balas makcik.  

Jual beli pun di lakukan "arggg"suara ketika aku mengangkat galon, Segera ku menaruh di motor mesin pun ku hidupkan motor pun dijalankan entah kenapa di saat sedang di perjalanan pikiranku saat itu sedang kacau tidak bisa terkendali kedua pahaku saat itu sedang menahan seketika melemas hingga terlepas dengan sendirinya, "Blebuss"suara galon terisi air jatuh hingga pecah aku panik mencoba menahan keluarnya nya air dengan tanganku "Nape pulak boleh campak ni"ucapku saat sedang panik saat itu. Bagian bawah galon pecah yang cukup besar dan aku pun membalikkan posisi di mana bawah berada di atas begitu juga sebaliknya,terfikir untuk memikul terdapat di benakku "Setidaknya sudah tidak terlalu jauh"gumamku dalam hati. Dengan cepat aku langsung memikul dengan meninggalkan motor ku di jalan dalam keadaan hidup dan kunci motor masih tergantung di tempat nya. Telah tiba di kost,aku memindahkan air yang terisisa ke dalam teko air,dan langsung berlari menuju motorku "Untung lah tak hilang"ucapku di saat panik. 

    Keesokan paginya hujan deras, kebetulan persediaan air hujan mulai sedikit,di dalam benak mulai meyakinkanku mencoba untuk mengambil air hujan tersebut, 

"Macam mane pulak,galon pecah pulak"gumamku saat itu. 

Dengan segala cara aku lakukan dan akhirnya aku putuskan untuk merekatkannya pada lem pada bagian yang pecah. 

"Setidaknya masih bisa bertahan"ucapku menunggu lem kering dan akupun pergi mengambil. 

Awal pengambilan masi berlangsung degan baik entah kenapa Pengambilan ke 4 kali galon yang ku bawa terlepas dari genggamanku dan terjatuh untuk kedua kali,dan jelas saja Pecah, berhamburan,air keluar dengan lantang nya, entah apa aku ceroboh,tidak bisa hati hati galon pecah tidak terselamatkan, percuma terpecah belah. Tapi untungnya sudah ada persiapan dengan keadaan badan basah kuyup akunpun balik ke kost unuk Menganti baju.bagian kost yang terlalu besar yang mungkin bagi sebagian orang enggan untuk datang bertamu,tapi aku bersyukur masih bisa bernaung dan berteduh. Jam 10.00 telah berlalu,mungkin kebanyakan kawan di usiaku pada jam segini pasti mereka sedang asyik memainkan gadget mereka,tapi berbeda denganku dengan ajaran orang tuaku mempunyai sedikit skill dalam elektronik dan kelistrikan walaupun masih pemula aku mencoba untuk bisa lebih hebat dari sebelumnya.

 

     Aku belajar memperbaiki sebuah televisi pada saat itu, kebetulan listrik sedang hidup,tak lama solder yang ku temukan dulu masih bisa di gunakan Mulai ku panaskan,aku tidak menyadari jika terjadi induksi pada ujung besinya sehingga listrik menyatu di ujung bagian,saat inginku rekatkan pada timah saat itu aku langsung tersengat listrik bertegangan 240 voltase, dengan cepat aku menarik berusaha menyelamatkanku dari maut, "Alhamdulillah"ucap syukurku saat berhasil terlepas dari maut. Lemas tak berdaya saat itu, sambungan pada terminal ku matikan,solder pun mulai mendinginkan diri. 

    Hujan deras mulai mereda Matahari pun menerangi penjuru dan pelangi membenta dengan indahnya "Wihhhh ada pelangi"jerit suara anak kecil dengan senyuman di bibir kecil mereka ketika Melihat nya. "Ohh iya kan ada pancingan"ucapku di saat keadaan lemas, dengan botol bekas pemutih ku gunakan, kebetulan minggu lalu kawanku memberikan mata kail dan pemberat bisa di gunakan untuk cadangan. Akupun mulai mencari umpan berupa pumpun atau cacing tanah dengan Percuma tanpa harga bisa di dapatkan,congkelan dan galian serta tak luput memeriksa dengan seksama pada tumpukan sampah, iyaa pastinya bau dan kotor hahahaha aku tak perduli akan hal itu,dan akhirnya sudah mulai terkumpul beberapa "Sepertinya sudah cukup"gumamku saat itu di tumpukan sampah. 

     Berjalan menuju ke laut kebetulan kostku dari laut tidak jauh saat itu air laut mulai surut itu kesempatan terbaik ku untuk melemparkan pancingan,umpan pun terpasang dan pancinganpum terlempar"plupp"suara pemberat menenggelamkan diri. Duduk di bawah pohon nipah setelah hujan adalah ide buruk, puluhan mungkin ratusan mulai mengusikku tapi aku mulai tidak menghiraukan mereka walaupun tangan kiriku menyapu nyapu mencoba menghalau sebab mereka mencoba menggangu. Getaran pada tali mulai terasa tegang hingga ada tarikan,degan sigap aku membalas berharap mendapatkan sesuatu, "Decas decus" suara tali yang basah ketika di gulung. Pancingan terangkat sesuatu mulai menggelepar yaitu seekor pari dengan ukuran kecil mulai menaiki daratan, Jangan tertipu dengan ukuran nya Dari ekornya yang menggeliat terdapat sengat sangat mengancam maut, langsung ku buang seketika itu Lemparan kedua di jatuhkan menunggu sejenak sambil melakukan hal yang sama Dengan mengusir dan menggaruk,tidak lama menunggu getaran mulai terasa kembali namun degan kejutan yang berbeda "Sepertinya ini besar"ucap ku saat itu. Dan benar saja ikan menggelepar ukuran besar tentunya dengan sengat di atas dan sepasang di samping berdiri tegak menandakan pertarungan "Jangan mengancam ku ikan"kata ku lagi pada saat itu. Mudah saja ini bisa di atasi dengan mematahkan sengatan yang ada dengan kulit kelapa, caranya? Dengan menancakan nya lalu di patahkan,mudah bukan. Ikan lalu di simpan, lemparan ketiga pun kembali di lakukan dengan maksud mendapatkan hasil yang di cari, menunggu sejenak sambil melakukan hal yang serupa. Di sela sela aku menunggu aku melihat sekeliling ku, "Jika di Kelola tempat ini bisa menjadi tempat wisata dan menghasilkan Devisa bagi kampung ini"gumamku saat berkhayal. 

    Tali pun keras dan tegang di tarik pun susah seperti nya tersangkut dengar keras sulit untuk di lepaskan sepertinya harus di tarik paksa sampai lepas maupun putus,tapi aku maunya bertahan,tapi apa daya takdir berkata lain, tali pun putus. Tapi untungnya ada cadangan untuk memperbaik keadaan,aku pun memulai ulang dengan lemparan lagi,tapi kali ini aku awali dengan doa.

"Bismillahirrahmanirrahim"doaku saat itu dengan teguh lemparan pun di terjunkan "pluppp" suara pemberat menceburkan diri. Ada yang merespon hanya saja mereka seolah-olah mau singgah tapi ragu-ragu, memberi harapan tapi tidak kepastian,lama kelamaan umpan mulai sedikit hanya tinggal tiga ekor cacing yang tersisa,

"baik lah ini saat nya"jerit ku dengan percaya diri. 

Lemparan kembali di lakukan menunggu saat sekujur badan mulai merasakan gatal yang pertama di awali dengan kaki,dan benar saja tangakapan di lakukan ikan yang sama sembilang hanya saja dengan ukuran yang berbeda sedikit lebih kecil. Umpan hanya tersisa dua, umpan pertama habis satu dan ini yang terakhir, lemparan dengan pelan masih menungu dengan matahari tepat di atas ku, menandakan tepat tengah hari,tetap saja masih belum ada respon,aku memutuskan untuk pindah lokasi tepat di bebatuan aku mulai bertengker.

     Lalu kembali menjatuhkan Pancingan dan benar saja tak lama langsung di sambar ikan sembilang lagi,dengan ukuran besar, umpan telah habis juga sudah tengah hari mulai menyakinkan ku untuk di bawa pulang,sebelum aku membuang sengat yang ada pada tubuh ikan itu. Lekas aku pun pulang ke rumah dan ternyata adik ku sudah menunggu kedatangan ku Melihat dari kejauhan. "Assalamualaikum,dek tengah nunggu siape"tanya ku saat sudah sampai. "Walaikumusalam, tengah nunggu abang balek lah"jawap adikku saat itu. 

"Nihh,ape de bang"tanya adik semata wayangku. 

"Nii ikan abang tadi abes manceng"jawap ku secara lisan. 

"Ohhh,sini adek yang masakkan tawaran adikku saat itu. 

"Takk, payah lahh biak abang je"kau nak rasekan masakan abang ni kan"

kata ku dengan tersenyum.

"Elehh,belagak nantik hangos baru tau"ejekan adikk ku.

"Manelah, coba tengok je nantik"ucap ku mulai membersihkan ikan dan memasaknya walaupun hanya di goreng dengan perasan jeruk nipis serta tambahan sedikit cabe rawit,membuat cita rasa menggugah selera, aku dan adikku mulai menikmati hasil tangkapanku Lalu,aku Melihat adik ku melahapnya dengan senyum di bibirnya,yang telah apaa yang ia rasakan,ia mungkin saja berfikir bahwa sesederhana apapun, sesulit apapun tetap dijalani dengan tabah serta ikhlas, walaupun pada awalnya cobaan selalu datang dan pasti akan berakhir bahagia. Walaupun aku belum bisa membuat adikku bahagia sepenuhnya,tapi aku berjanji akan memberikan senyum di tawanya dan membuat nya bahagia apapun caranya.,