Suasana yang sejuk dan semilir angin membuatnya terlelap. Dengkuran kecil terdengar oleh Sang Bunda yang membelai rambut anak gadisnya yang panjang dan sering diikat ekor kuda.
Hati Bunda merasa bersalah karena harus beberapa kali membohongi anak gadisnya itu. Tujuan setiap orang tua adalah agar anak-anaknya lebih sukses dari padanya.
Frok Frok Frok
Se-ekor katak melompat tepat di atas perut Seorang gadis yang sedang terlelap di atas pangkuan Sang Ibunda. Entah datang dari mana hingga membuatnya terkejut.
"Akh." Pekik seorang gadis muda belia.
"Apa barusan yang menekan perut ku?" Tanya gadis itu walaupun sekilas ia melihat se-ekor katak.
"Tekanan kecil, terapi kejut kata orang." Kata Sang Bunda dengan senyum smirknya menggoda sang anak.
Saat itu Bunda Azka pun sedang memejamkan mata. Ia tidak tidur tetapi merenungkan apa saja rencana untuk anak gadisnya untuk hidup lebih baik.
"Entahlah memang kamu tadi rasakan apa?" Tanya Bunda.
"Seperti sebuah tekanan, ada sesuatu yang melompat di atas perut ku Bun." Jelas Yasna.
"Aku pikir tadi se-ekor katak." Jelasnya lagi.
"Benarkah?" Tanya Bunda Azka.
"Bunda gak percaya ya?" Tanya Yasna.
"Percaya." Jawab Bunda singkat dengan terkekeh
"Tapi coba mungkin ada maksudnya." Jelas Bunda Azka.
"Coba tanya mbah gugel! Perintah Bunda Azka.
"Heeeem." Erang Yasna tak percaya dengan membelalakkan mata tak percaya dengan apa yang Sang Bunda barusan katakan. Pasalnya Sang Bunda berpikiran modern.
Hanyut dalam pikirannya gadis ini pun membenarkan perkataan Sang Bunda. Entahlah mungkin ada hubungannya dengan perkataan Sang Bunda hari ini.
Kakek yang masih berada di dapur sedang sibuk mengerjakan sesuatu. Ia membuat jus apel kesukaan cucunya. Bukan hanya jus apel Tapi beberapa macam buah menjadi favoritnya untuk dibuat jus.
Kakek mengantarkan Jus Apel itu menuju taman dengan beberapa cemilan. Ia melihat raut wajah yang membuatnya penuh tanya.
"Kenapa wajah mu seperti itu?" Tanya Kakek pada cucunya.
"E..... Gak apa-apa?" Jawab Yasna bimbang.
"Udah berani bohongi kakek juga sekarang?" Tanya kakek setelah meletakkan makanan dan minuman itu di dekat anak dan cucunya.
"Tanya kakek sepertinya lebih akurat dibanding tanya mbah gugel?" Ucap Yasna lirih.
"Walaupun sama-sama tetua." Lanjut Yasna dengan memandangi punggung kakek yang sudah pergi.
Gadis ini berlari mulai berdiri dan mengejar. Ia minta maaf dan tak lupa merajuk agar dimaafin. Hanya satu tujuan ada hal yang ingin ditanyakan maksut dari kejadian barusan.
"Kakek, Nana minta maaf ya?" Kata Yasna.
Kakek tidak berbicara atau menyahut sama sekali hingga di depan pintu dapur mau masuk. Akhirnya Yasna menghadang dengan kedua tangannya.
"Maaf." Katanya lagi lirih dengan memegang kedua telinganya.
"Iya gadis bawel, sana itu ditungguin Bunda." Balas Kakek.
"Kasian Bunda menunggu mu di sana. Ia lebih banyak diam saat kau jauh di sana." Bisik Kakek di telinga gadis itu.
Yasna meninggalkan Kakek menuju tempat dimana sang Bunda berada tadi. Sedikit berlari tiba-tiba sesuatu pun terjadi.
"Akh." Teriak Yasna terjatuh kakinya pun terkilir.
Mendengar teriakan itu Bunda langsung berlari menghampiri anaknya yang terlihat kesakitan sambil memegang kakinya yang terkilir. Panik sangat panik hingga Bunda berteriak minta tolong.
Kaki yang indah dan kecil itu sekarang sudah terlihat bengkak dan biru. Keringat dingin mulai bercucuran menahan sakit.
"Kek.... Kakek!" Suara yang biasa terdengar indah seperti sebuah intonasi nada kini terdengar seperti perintah yang mulia raja yang harus segera dilaksanakan.
Kakek segera bergegas mendengar panggilan itu. Ia sangat tergesa-gesa menuju asal jangan masak suara yang terdengar sangat khawatir.
"Apa yang terjadi?" Tanya Kakek sangat perhatian dengan cucunya itu.
"Bantu aku gendong atau dipapah ke ruang tengah." Perintah Bunda khawatir.
Kakek dan Bunda memapah anak gadis berawakan kecil itu menuju ruang tengah. Ia merasakan kesakitan tapi ditahannya.
Sakit sungguh terasa sakit, akan tetapi jauh lebih sakit dihatinya selama ini. Ia menahan semua perih dihatinya itu sendiri ditahan tangisnya hingga sesak di dalam dadanya akibat selalu di bully oleh teman sekolahnya.
"Bunda panggilin dokter ya?" Tanya Sang Bunda khawatir.
"Ngapain ditanya, biarpun kesakitan pun ia tidak akan mau!" Celetuk Kakek.
"Bunda minta kali ini, kamu nurut sama Bunda." Pinta Sang Bunda.
Gadis ini akan sangat marah jika sakit selalu dipanggilkan Dokter ataupun diajak ke rumah sakit. Ia sangat benci dengan bau rumah sakit ataupun dengan obat.
___________
Di dalam rumah seberang seseorang gadis cantik rupawan merasakan sakit yang sama. Sakit ini datang tiba-tiba dengan letak yang sama.
"Bi Bibi." Teriak Bella yang sudah tidak tahan dengan rasa sakit yang tiba-tiba dirasakan di kakinya seperti orang keseleo.
"Ada apa Non?" Tanya Bibi Ratih yang sangat cemas ketika melihat wajah Nona mudanya sangat pucat.
"Gak tahu Bi, tiba-tiba saja pergelangan kaki ku sakit seperti orang terkilir." Jawab Bella.
Bella terus saja merintih kesakitan, akan tetapi tidak ada luka ataupun tanda-tanda kakinya yang terkilir. Bibi yang melihat itu pun juga merasa heran dengan sakit gadis itu.
Bibi meninggalkan kamar Bella dengan terburu-buru. Ia hendak mengambil sesuatu yang diharapkan bisa mengurangi rasa sakit itu.