webnovel

SANG PENJAGA TERAKHIR

No. 1 WPC #116: Pimpinan Pria - Makhluk Mitos. _____ Cindaku adalah sosok misterius yang diyakini sebagai manusia yang memiliki kemampuan magis dan dapat merubah wujudnya menjadi harimau atau setengah harimau di tanah Sumatra, terutama di Jambi dan Sumatra Barat. Cindaku juga diyakini sebagai penjaga hubungan manusia dan harimau tetap berada pada jalur semestinya. Sementara Mori adalah seorang remaja yang memiliki kemampuan melihat dan berkomunikasi dengan makhluk tak kasatmata. Suatu hari, ketika Mori menolong warga dan polisi hutan yang tersesat di hutan setelah melakukan penyergapan penebang liar karena melintasi daerah terlarang, secara tidak sengaja Mori bertemu langsung dengan Cindaku yang selama ini hanya dianggap mitos turun temurun.   Selain bertemu Cindaku, Mori juga bertemu dengan sosok tak biasa bernama Idris yang memiliki kekuatan dan pengaruh luar biasa! Idris mengatakan jika Mori bisa memilih hidup berdampingan dengan makhluk mitos atau mengabaikannya. Setelah pertemuan tidak sengaja Mori dengan Idris, Mori juga bertemu makhluk-makhluk lain yang selama ini dianggap mitos satu persatu. Hingga Mori terlibat langsung, mau atau tidak mau dan membuat Mori harus memilih seperti yang dikatakan Idris. Akankah Mori menerima setiap keanehan yang muncul di kehidupannya atau mengabaikan semua yang ada? Ikuti lanjutan kisah petualangan ini dalam SANG PENJAGA TERAKHIR! *** Up date setiap hari Minggu.

Ai_S_Sena · แฟนตาซี
Not enough ratings
211 Chs

83. Kolektor Senjata

Idris mengambil ponselnya yang diletakkan di atas meja tempat ia duduk di dalam kamar Mori. Mencari kontak nama yang cukup banyak di dalam daftar kontaknya. Begitu menemukan nama yang dicarinya, Idris segera meneleponnya.

"Hanas. Mori sudah bangun, silakan kalau kamu mau datang sebelum dia memilih tidur lagi." Ucap Idris sambil memerhatikan Mori yang sedang menguap.

Mori yang merasa namanya disebut, langsung menutup mulutnya dengan cepat.

Idris tersenyum melihat tingkah Mori. Meletakkan kembali ponselnya di atas meja. "Kamu mau teh? Di sini juga kue coklat!" ucapnya kemudian.

"Tentu tuan! Saya tak akan menolak soal makanan enak!" sahut Mori segera berjalan mendekati meja di samping jendela. Duduk pada kursi di sebelah meja bulat kecil itu, mengambil sepotong kue coklat. "Hum... ini salah satu asyiknya kalau tinggal di sini! Bisa makan kue coklat yang paling enak dan tak ada dijual di toko kue di tempat saya tinggal!"