webnovel

SANG PENJAGA TERAKHIR

No. 1 WPC #116: Pimpinan Pria - Makhluk Mitos. _____ Cindaku adalah sosok misterius yang diyakini sebagai manusia yang memiliki kemampuan magis dan dapat merubah wujudnya menjadi harimau atau setengah harimau di tanah Sumatra, terutama di Jambi dan Sumatra Barat. Cindaku juga diyakini sebagai penjaga hubungan manusia dan harimau tetap berada pada jalur semestinya. Sementara Mori adalah seorang remaja yang memiliki kemampuan melihat dan berkomunikasi dengan makhluk tak kasatmata. Suatu hari, ketika Mori menolong warga dan polisi hutan yang tersesat di hutan setelah melakukan penyergapan penebang liar karena melintasi daerah terlarang, secara tidak sengaja Mori bertemu langsung dengan Cindaku yang selama ini hanya dianggap mitos turun temurun.   Selain bertemu Cindaku, Mori juga bertemu dengan sosok tak biasa bernama Idris yang memiliki kekuatan dan pengaruh luar biasa! Idris mengatakan jika Mori bisa memilih hidup berdampingan dengan makhluk mitos atau mengabaikannya. Setelah pertemuan tidak sengaja Mori dengan Idris, Mori juga bertemu makhluk-makhluk lain yang selama ini dianggap mitos satu persatu. Hingga Mori terlibat langsung, mau atau tidak mau dan membuat Mori harus memilih seperti yang dikatakan Idris. Akankah Mori menerima setiap keanehan yang muncul di kehidupannya atau mengabaikan semua yang ada? Ikuti lanjutan kisah petualangan ini dalam SANG PENJAGA TERAKHIR! *** Up date setiap hari Minggu.

Ai_S_Sena · แฟนตาซี
Not enough ratings
211 Chs

73. Selamat Berbelanja

David mengeluarkan kantong kain kecil dari dalam kantong celananya, meletakkan kantong kain berisi koin emasnya di atas meja. "Saya mau menukar empat koin emas dengan uang dari dunia ini!"

Willy mengambil kantong koin emas milik David dengan wajah penuh senyuman, menarik tali pengikatnya kantong koin lalu menuang semua isinya di atas meja. "Ada enam koin emas dan delapan koin perak! Yang ditukar hanya empat koin emas..." ucap Willy mengasingkan empat koin, kemudian memasukkan selebihnya ke dalam kantong kain kecil berwarna merah itu dan mengembalikan kepada David. 

"Terima kasih." David mengambil kembali kantong koinnya dan memasukkan kembali ke dalam kantong celananya.

Masih dengan wajah penuh senyuman ramah, Willy mengambil ransel yang sebelumnya ia letakkan di lantai. Membuka ransel lalu mengeluarkan satu ikatan uang berwarna merah dan dua lagi berwarna biru, ikatan yang cukup tebal dan meletakkan di tengah meja. "Silakan diterima!"