webnovel

SANG PENJAGA TERAKHIR

No. 1 WPC #116: Pimpinan Pria - Makhluk Mitos. _____ Cindaku adalah sosok misterius yang diyakini sebagai manusia yang memiliki kemampuan magis dan dapat merubah wujudnya menjadi harimau atau setengah harimau di tanah Sumatra, terutama di Jambi dan Sumatra Barat. Cindaku juga diyakini sebagai penjaga hubungan manusia dan harimau tetap berada pada jalur semestinya. Sementara Mori adalah seorang remaja yang memiliki kemampuan melihat dan berkomunikasi dengan makhluk tak kasatmata. Suatu hari, ketika Mori menolong warga dan polisi hutan yang tersesat di hutan setelah melakukan penyergapan penebang liar karena melintasi daerah terlarang, secara tidak sengaja Mori bertemu langsung dengan Cindaku yang selama ini hanya dianggap mitos turun temurun.   Selain bertemu Cindaku, Mori juga bertemu dengan sosok tak biasa bernama Idris yang memiliki kekuatan dan pengaruh luar biasa! Idris mengatakan jika Mori bisa memilih hidup berdampingan dengan makhluk mitos atau mengabaikannya. Setelah pertemuan tidak sengaja Mori dengan Idris, Mori juga bertemu makhluk-makhluk lain yang selama ini dianggap mitos satu persatu. Hingga Mori terlibat langsung, mau atau tidak mau dan membuat Mori harus memilih seperti yang dikatakan Idris. Akankah Mori menerima setiap keanehan yang muncul di kehidupannya atau mengabaikan semua yang ada? Ikuti lanjutan kisah petualangan ini dalam SANG PENJAGA TERAKHIR! *** Up date setiap hari Minggu.

Ai_S_Sena · แฟนตาซี
Not enough ratings
211 Chs

195. Anak Yatim Piatu III

Rahang Ahmad tampak mengeras melihat keadaan tempat tinggal Rizal dan adiknya selama ini. "Kamu kemasi barang-barang yang perlu. Jangan lupa buku laporan sekolah terakhirmu! Mulai hari ini, kamu tinggakan tempat tidak layak tinggal ini!"

"Terus kami berdua tinggal di mana kalau bukan di sini, kek?"

Ahmad menatap langsung mata Rizal dalam-dalam. "Kamu dan adikmu bisa tinggal di rumah jaga yang ada di samping istal! Tempat itu jauh lebih layak, dari tempat ini! Di rumah jaga itu ada dua kamar, dapur, kamar mandi, dan listrik! Tempat ini sungguh tidak layak untuk perkembangan anak-anak! Cepat kemasi barang-barangmu!"

"Baik kek!" Rizal mengangguk patuh, tidak lama Rizal keluar dari gubuk itu membawa dua buah kardus. "Sudah kek!"

Rizal mengerutkan dahinya melihat dua kardus bekas mi instan. "Apa itu?"

"Ini berisi baju saya dan baju adik, kek! Kan tak ada lemari!"