webnovel

Sang Pengelana Utara

Mill, Anak muda yang penuh ambisi. Ia hidup disebuah lingkungan dimana menganggap dirinya aneh dan tak mampu berbuat apapun. dengan tekad, dia berkeliling dunia untuk belajar banyak hal tentang dunia.

Isyukun · สงคราม
เรตติ้งไม่พอ
10 Chs

1. New Beginning

Mill, Anak muda yang pemberani harus berakhir di pertempuran pertama dalam hidupnya. terombang-ambing di lautan yang luas dengan serpihan bangkai kapal tempur yang berserakan di lautan Meraki yang luas.

Sebuah kapal dengan dua tiang lewat di antara serpihan bangkai kapal yang berserakan di lautan Meraki. Salah satu anak buah kapal melihat seseorang dari kejauhan, seperti mengapung diantara dua papan kayu yang sedikit lapuk.

"Pak! kau harus melihat ini." Sorak Abk.

"Ada apa?!" Tanya Kapten dengan nada tinggi.

"Kami menemukan seseorang terdampar diatas serpihan kayu." Jawab Abk sambil membawanya ke dek kapal.

"Sepertinya dia masih hidup... seseorang selamatkan dia." Ujar Kapten.

Semua orang bergegas mencari alat untuk membuatnya tersadar. Ada salah satu kru wanita segera mendekat dan menekan dadanya. Anak ini pun tersadar dari kritis dan langsung melihat sekitar.

"Uhukk... Dimana aku?..." Tanya Mill.

"Perkenalkan, aku Roxy dan kau?..." Tanya Balik Roxy.

"Oh iya, aku Mill, Miller Rose." Jawab Mill.

"Haha... Namamu seperti wanita kelas atas." Sahut Roxy.

Sang kapten kapal turun ke dek kapal untuk menemui Mill yang baru saja diselamatkan.

"Darimana asalmu nak?..." Tanya sang kapten.

"Aku nelayan sebatang kara... jadi harus bertahan hidup dengan cara apapun." Jawab Mill.

"Jadi begitu ceritanya. aku kapten Rosehair, Si penjelajah laut meraki" Ucap Kapten Rosehair.

"Wow... Keren. Apakah kau bisa membawaku ke daratan?..." Tanya Mill.

"Aku bisa saja membawamu ke dataran Bavatia dan membiarkanmu, Tapi percuma saja karena kau seorang pelaut yang sama sepertiku." Jawab Kapten Rosehair.

"Kau benar, tapi aku memilih untuk tinggal di daratan tanpa kenangan buruk yang membuatku semakin terpuruk." Sahut Mill.

"Hmm... Baiklah. Akan ku bawa kau ke sana dengan syarat kau membantuku untuk saat tiba di dataran Bavatia nanti." Ucap Kapten Rosehair.

"Dengan senang hati." Sahut Mill.

Perjalanan pun dimulai.

Sebuah kapal dua tiang lengkap dengan barang ekspedisi tersusun rapi di geladak dan dek kapal meluncur diatas hamparan lautan yang biru gelap menuju ke dataran yang sangat luas dengan dua gunung yang membatasi dataran tersebut. Melihat sisi kapal yang dengan pandangan lautan biru sepanjang mata memandang.

Lautan yang indah yang membentang luas diatas gumpalan kapas putih yang menutupi sinar mentari dengan celah celah kecil diantara menyinari dek kapal yang sedang ditumpangi oleh Mill. Mill tersenyum dan bahagia, walaupun sesekali melihat kebelakang selintas mengingat masa lalunya. Seorang wanita mendekati Ia yang sedang duduk diatas antara dua tiang pancang kapal layar tersebut.

"Hey... Sedang apa kau disini? Mereka semua berkumpul dibawah." Sapa Roxy.

"Tidak ada... Hanya saja teringat diriku yang dulu... Haha cukup menyenangkan." Sahut Mill.

"Oh yah... Kau pernah kecil? Kukira kau seorang mermaidman yang terdampar sambil berkata 'Oh... Tolong... Aku terjerat di jalamu.' lalu, kami datang kepadamu untuk menyelamatkanmu." Timpal Roxy yang panjang.

"Haha... Pintar juga kau berimajinasi yah, tapi perkataanmu sedikit benar dan lumayan menusuk sih." Balas Mill.

"Haha... Maaf berlebihan... Oh iya... Kenapa pergi dari tempatmu? Ada sesuatu yang mengekangmu?" Tanya Roxy.

"Hey pemuda bucin!!... Aku tidak memberi tumpangan gratis kepadamu. Turun atau ku tembak bokongmu." Sorak Kapten Rosehair.

"Ayolah... Sedikit waktu untuk bercanda ria apakah tidak ada." Ucap Roxy.

"Cepat kemari!.. Aku ada sesuatu untuk kalian" Balas Kapten Rosehair.

"Siap Kapten!!" Sahut mereka.

Dengan cepat Roxy turun dengan menggunakan seutas tali layar dan disusul dengan Mill dibelakangnya. Mereka berdua turun dan masuk kedalam ruangan kapten.

"Periksa barang ekspedisi dan seperti biasa. Susun dan cek untuk memastikan barangnya aman." Perintah Kapten Rosehair.

"Siap Kapten!" Sahut keduanya.

Mereka keluar dan langsung masuk ke bawah dek kapal untuk memeriksa logistik bawaan mereka. Roxy dan Mill ditugaskan masing-masing memeriksa setiap barang ekspedisi untuk tetap aman.

Sesampainya di gudang kapal, mereka langsung menyusun kembali dan memeriksa setiap bagian dan barang didalamnya. Roxy menemukan serpihan kaca patri didalam ruangan tersebut dan Mill menemukan pecahan kaca jendela didinding kapal. Mereka berdua menaruh kecurigaan kepada awak kapal tersebut. Roxy dan Mill segera membersihkan dan mengamankan benda yang ada disekitarnya dan memastikan baik-baik saja. Mereka berdua segera meninggalkan ruangan tersebut.

Tetapi saat keluar dari bawah dek, mereka sudah dikelilingin oleh awak kapal. Tatapan mereka yang sedikit sinis kepada Roxy dan Mill. Mill memilih untuk tetap diam dan memikirkan sesuatu yang sedang terjadi. Roxy kebingungan dengan sekitarnya yang terus mengikutinya.

"Ada apa?? Apa yang kalian cari?" Tanya Roxy dengan nada keras.

"Oh... Tidak. Kami hanya ingin memastikan bawah kalian baik baik saja dibawah sana." Jawab Seorang dari mereka.

"Tidak ada yang terjadi... Semuanya baik-baik saja." Timpal Mill.

"Oh iya?... Bagaimana dengan suara seperti serpihan dibawah sana? Apakah ada yang pecah?" Tanya Seorang dari mereka.

"Apakah itu Benar Roxy?" Tanya Kapten Rosehair yang keluar dari ruangannya.

"Iya kapten, itu benar." Jawab Roxy.

"kalo begitu, kalian berdua saya turunkan dipulau ini." Timpal Kapten Rosehair.

"Hah?? Apa kau Su-" Kesal Roxy.

"Baik kapten, Terimakasih atas tumpangannya." Sahut Mill.

Mereka pun turun disuatu pulau cukup kecil dengan sebuah sampan kecil untuk mereka Melaut. Roxy kebingungan dan tidak berdaya, sedangkan Mill tetap tenang dan diam mengikuti.

"Bavatia tidak jauh dari sini. cukup mendayung 2 jam kearah sana, maka kau akan sampai" Ucap Kapten Rosehair.

Kapal tersebut pergi meninggalkan mereka berdua dipulau tak berpenghuni yang kecil. Roxy hanya bisa diam dan meratapi api unggun yang kecil dihadapannya.

Mill pulang dari melaut langsung menyiapkan makan malam mereka. Roxy yang melamun melihat api unggun tersebut berkata

"Nasib yah..." Ucap Roxy.

"Yah inilah hidup, apa yang bisa diharapkan?" Sahut Mill.

"Mengapa kau memilih kita untuk turun dipulau kecil yang tidak ada apa apanya ini?" Tanya Roxy.

"Akan kuberitahu saat kita di Bavatia." Jawab Mill.

"Bilang saja kau takut kan?" Tanya Roxy sambil ejek Mill.

"Haha... Sepertinya begitu." Jawab Mill dengan santai.

Emosi Roxy kembali memuncak seperti pertama dia turun dari kapal tersebut. Mill tetap menyiapkan makan malam untuk mereka.

Waktu berlalu beberapa menit. Makanan pun siap untuk disantap sebelum dingin. Mill memanggil Roxy untuk memakannya.

"Aku makan nanti." Ucap Roxy.

"Sekarang." Sahut Mill.

"Kalau ku jawab nanti... Yah nanti!" Emosi Roxy sambil menutupi dirinya.

Mill langsung mendekati Roxy dan menarik kain menutupinya. Terlihat sosok gadis kecil bergelinang air mata mengalir membasahi pipinya. Roxy langsung menutup mukanya dan berkata "Jangan liat... Aku malu...". Mill langsung mendekat dan memeluk Roxy sambil berkata "Maaf...". Roxy langsung memeluk Mill dan menangis semakin kencang. Keduanya saling berpelukan sampai waktu pagi tiba.

Like it ? Add to library!

Suka ? Tambah ke Pustaka!

Isyukuncreators' thoughts