webnovel

Sang Luna Yang Beruntung

Kisah cinta Verona, seorang wanita yang dikutuk dengan penderitaan selama sisa hidupnya, Anderion, seorang Alpha dari Pack Revo yang jatuh cinta padanya, di mana Verona menjadi Luna bagi Anderion. Belbatom, yang bertemu Verona dan jatuh cinta, mencoba merebutnya dari Anderion. Mereka tidak saling berkelahi melainkan menjadi sahabat yang memperjuangkan satu cinta, berbagai cara dilakukan Anderion dan Belbatom untuk membuat hati Verona jatuh cinta pada mereka. Namun jalan mereka tidak selalu mudah, terkadang lika-liku cinta harus mereka lalui, dimana mereka berdua bersaing sehat untuk mendapatkan Verona, gadis yang diberi kutukan. Sebuah takdir, atau kerja keras yang akan menentukan cinta itu sendiri? Menjadi pertanyaan untuk mereka masing-masing, dan mereka mencari jawabannya dalam cerita yang mereka susun.

DM_Karim · แฟนตาซี
Not enough ratings
21 Chs

Kepasar Bersama Ander

Rasanya seperti melihat sosok yang menakutkan, dimana diriku melihat sebuah keberadaan seseorang yang tidak aku kenali, dan menatapku dengan tatapan yang begitu tajam, ingin rasanya aku untuk menghindari orang tersebut, karena menurut diriku, akan membuatku merasakan sebuah trauma yang cukup mendalam dengan orang yang tidak aku kenali.

Aku tidak tahu mengapa namun bagiku hal itu seperti sudah ada di benakku untuk bisa pergi dan juga menjauh dari orang-orang seperti itu, apa mungkin karena penyakit diriku, ah sudahlah bagiku ini hanyalah sebuah hal yang sangat biasa.

Ya memang seperti ini lah kehidupan diriku, dimana banyak sekali orang-orang yang tidak begitu menyukaiku dan juga membuatku merasakan sebuah trauma yang sangat mendalam, melihat mata orang-orang yang begitu kejamnya saat menatapku, serta berbagai penghinaan dan makian yang terlontar dari mulut mereka, tidak jarang orang-orang dengan mulut yang kasar yang cenderung ada di dekatku dan berada di sekeliling diriku.

"Dimana ya Melva?" Gumamku sambil menutup pintuku, aku lihat arah sekitarku tak ku dapati apapun, akupun masih berpikir positif mungkin dia pergi ke pasar membeli bahan-bahan makanan.

Aku pun dengan tenang kembali membuka pintu rumahku, dan aku terkejut karena Ander sudah ada di depan pintu.

"Ah syukurlah" Ucapku yang sedikit kaget kepada Ander.

"Ada apa?" Tanya Ander penasaran sambil melihat ke arahku.

"Apa kamu tidak melihat siapa-siapa di sekitar sini?" Tanyaku kembali kepadanya.

"Aku hanya melihat dirimu saja" Ucapnya kepada diriku yang melihat ke arahku membuatku melihat ke arahnya juga, saling menatap satu sama lainnya, membuatku tidak tahu harus berkata apa.

"Apa kamu benar-benar tidak melihat siapapun di sekitar sini?" Tanyaku yang heran karena Ander tidak melihat siapa-siapa di dekat sini.

"Sungguh aku tidak tahu siapapun yang ada di sekitar sini" Katanya sambil tersenyum kepadaku, apa jangan-jangan yang kullihat tadi itu Ander ya, ah sudahlah.

"Memangnya kamu melihat siapa?" Ander yang juga heran, bertanya kepada diriku.

"Tadi aku melihat seseorang dengan jubah hitam dan mata yang tajam melihat ke arah diriku" Ku coba untuk menjelaskan apa yang aku lihat kepadanya.

"Mungkin hanya imajinasimu saja" Jawab dia.

"Kamu pagi-pagi sekali ke sini, ada perlu apa?" Tanya ku yang mencoba untuk mencari kata-kata lainnya.

"Hanya ingin memastikan keadaanmu, dan meminta maaf soal kemarin, itu saja" Dia mengatakan kepadaku tentang apa yang dia ingin katakan, aku sendiri sebenarnya tidak begitu bermasalah dengan apa yang terjadi kemarin itu.

"Oh soal kemarin, maklum saja, mungkin kamu sedang ada urusan dan tidak bisa di katakan kepada diriku, jadi aku tidak terlalu mempermasalahkannya kok," Aku tersenyum sambil melihat ke arah sekitarku karena aku merasa seperti sedang di awasi oleh seseorang.

"Kamu sedang mencari siapa sih? Dari tadi sepertinya sangat gusar" Ander yang keheranan melihatku karena sepertinya mencari-cari seseorang.

"Temanku Melva tidak ada di rumah sejak tadi pagi, aku khawatir dia ada dimana saat ini" Ucapku kepada Ander, karena sejak tadi pagi dan sudah hampir dua jam aku tidak melihat Melva, dimana dirinya aku pun tidak mengetahui.

"Mungkin dia sedang pergi kepasar, seperti kamu kemarin, kamu tidak kepasar lagi?" Jelas Ander kepadaku, diiringi dengan sebuah pertanyaan yang dia lontarkan.

"Iya juga sih, oh ini aku ingin pergi kepasar mencarinya, namun karena aku melihat sosok aneh yang mencurigakan, membuat diriku harus merenungkan untuk melangkahkan kakiku melewati halaman rumahku.

"Ayo pergi bersama denganku, aku juga ingin pergi untuk mencari sarapan makanan" Ajaknya sambil memegang tanganku.

"Tunggu, aku ingin mengunci rumahku terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada orang yang akan masuk ke sini" Ku ambil kunci rumah, sambil menutup pintu, ku tutup dengan rapat dan menguncinya dengan benar, ku pastikan rumahku terkunci dengan sangat baik.

"Sudah terkunci rapat?" Ander yang memastikannya sambil memegang gagang pintu dan memutar mutarnya.

"Oh sudah sangat rapat, yuk kita pergi" Ajaknya kembali memegang tanganku, tangannya begitu hangat aku pun merasakan sesuatu yang tidak biasaku rasakan, membuatku ingin untuk bisa melakukan perjalanan yang sering bersamanya, karena hari-hariku yang saat ini memang hanya untuk berjualan jika malam tiba.

Hanya sesekali aku dan Melva libur untuk berjualan, karena kami terkadang mengambil jatah libur bergiliran, namun semalam karena acara yang spesial dari kerajaan membuat kami berdua libur bersama-sama.

Melangkahkan kakiku bersama dengan Ander membuatku merasa begitu nyaman dan merasa sangat tentram, serta bagi diriku, ini adalah sebuah hal yang sangat menyenangkan untuk aku lakukan, membuatku bertanya-tanya apa dirinya juga merasakan sebuah perasaan yang sama dan membuat diriku serta dirinya bisa untuk bersama suatu hari nanti.

Apalah pikirku ini kami saja baru satu hari bertemu dan belum terlalu banyak untuk saling mengenal membuat diriku juga harus tahu batasan serta keadaan yang harus kami ketahui bersama-sama.

Tidak terasa jalannya sudah hampir sampai di sebuah tempat yang ramai, ku lihat ke arah sekitar sedikit sekali tempat untuk diriku melihat ke beberapa arah yang cukup menyenangkan, semuanya tampak bagiku seperti orang-orang kemarin yang mencemooh dan memakiku, rasanya ada sedikit rasa trauma di diriku.

Namun aku berpikir kembali, aku tidak boleh terus menerus seperti ini, karena bagimanapun juga setiap orang memiliki alasan untuk bertindak, akupun memaafkan kelakuan mereka kemarin, dan aku juga harus berdamai dengan diriku sendiri agar tidak terjadi hal-hal yang tidak aku inginkan kedepannya.

"Ada apa, kenapa wajahmu terlihat pucat, apa terjadi sesuatu?" Ander yang menatapku, melihat diriku yang tampak seperti seseorang yang takut, sepertinya dia bisa merasakan sebuah gelombang energi negatif yang berada di sekitarnya.

"Oh tidak apa-apa kok, aku hanya sedikit merasa seperti ada yang kurang enak seperti kemarin itu" Jawabku yang mengatakan tentang apa yang ku rasakan saat ini.

"Oh soal kemarin kamu sepertinya tidak usah terlalu ambil pusing, tenang saja karena tidak semua orang memperlakukan dirimu dengan buruk, contohnya saja sahabatmu Melva yang memperlakukan dirimu dengan sangat baik" Kata Ander yang mengingatkan kepadaku bila di dunia ini memang seperti ini keadaannya, ada orang-orang yang membenci dan ada juga orang yang menyukai kita.

Tidak semunya buruk meskipun tidak selalu berjalan dengan baik, namun ini tentang kita bagaimana menyikapi semua hal yang ada pada saat ini.

Tentu saja banyak keadaan yang akan membuat seseorang berubah, tingkah laku atau juga mungkin karakter dari orang itu, rasa kecewa dan rasa sakit pun bisa membuat seseorang yang baik berubah menjadi orang yang sebaliknya, namun ini semua adalah sebuah langkah ataupun sebuah proses menuju ke sebuah karakter pendewasaan, dimana diri kita di bimbing dengan banyak kejadian yang ada di sekitar kita saat ini.