webnovel

Sakitnya Mencintaimu

Menceritakan kisah cinta segitiga, Titah, Kamil dan Belinda adalah sahabat dan satu kampus. Kamil mencintai Belinda dari pertama kali Kamil bertemu dengan Belinda, begitu juga dengan Titah yang juga mencintai Kamil dari kecil. Ketika di saat Titah ingin menyatakan cintanya pada Kamil, Kamil berta aku mencintaimu, lalu Titah mengira Kamil juga mencintainya. Kemudian Kamil bilang pada Titah bahwa Kamil sangat mencintai Belinda, Kamil berharap Belinda menerima cintanya. Titah baru menyadarinya ternyata selama ini cintanya bertepuk sebelah tangan, di kos-kosan Titah bersedih yang membuat ibu kos merasa kasihan padanya. Tak beberapa lama kemudian Titah mendapatkan kabar bahwa ayahnya masuk rumah sakit, Titah pun memutuskan kembali ke rumahnya dan pindah kuliah. Setelah lulus Kuliah Titah menetap dan bekerja di Belanda, sedangkan Kamil masih berada di Indonesia, dia telah menjadi pengusaha yang sukses di sana. Belinda dan Kamil di karunia satu orang puntri cantik yang diberi nama Titah juga, sesuai dengan permintaan Belinda sebelum Belinda meninggal dunia. Titah anak Kamil sudah berusia sepuluh tahun dan tepat di usianya yang ke sepuluh tahun Titah membaca surat terakhir dari ibunya, yang berisi amanah dari ibunya, ibunya menginginkan bahwa Titah mempersatukan kembali Kamil dan Titah, ibunya juga menginginkan Titah menjadi ibu sambung Titah. Lalu bagaimanakah kisah selajutnya, akan kah Titah kecil bisa memenuhi permintaan dari mendiang ibunya?. Jangan lupa di simak ya kak, terimakasih.

Daoistovzdb · สมัยใหม่
เรตติ้งไม่พอ
10 Chs

Bab 06

<p>Titah segera berlari menuju ke tenda Titah yang masih memeluk foto mendiang ibunya (Belinda). <br/><br/>Belanda <br/><br/>City Camping Rotterdam, Amsterdam. <br/>"Sampun ngantos cah ayu, mangga." kata Paijo membuka pintu mobil. <br/><br/>"Nggih, maturnuwun." sambung Titah. <br/><br/>"Sami-sami cah ayu." <br/><br/>Indonesia <br/><br/>DI RUMAH FITRA <br/>Di Kamar Titah.. <br/>"Atos acan tah?" tanya Arya. <br/><br/>"Acan a, sakedap deui.. Tah atos a, hayu." jawab Titah. <br/><br/>"Oke.." seru Arya <br/><br/>Di Mobil Fitra.. <br/>"Ini anak-anak mana ya, kok lama sekali." kata Fitra yang menunggu Arya dan Titah di dalam mobilnya. <br/><br/>"Forgive us Papa already made Papa wait too long here, in the car." kata Arya yang baru saja masuk ke dalam mobil. <br/><br/>"Okay it's not a problem, Asep runs the car we'll be late for children." pinta Fitra. <br/><br/>"Maksudnya pak Fitra?" tanya Asep. <br/><br/>"Jalan mang.." jawab Titah. <br/><br/>"Muhun den geulis." kata Asep patuh. <br/><br/>Di Sekolah Titah dan Arya.. <br/>"Sampai juga akhirnya.." kata Arya. <br/><br/>"Bawa kopernya ke dalam bus ya sep." pinta Fitra. <br/><br/>"Muhun pak Fitra, punten.." kata Asep patuh. <br/><br/>Di Lapangan Sekolah Titah dan Arya.. <br/>"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." kepala sekolah memberikan salam pada semua murid dan wali murid. <br/><br/>"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." semua murid dan wali murid menjawab salam dari kepala sekolah. <br/><br/>"Hari ini kita akan berangkat ke Belanda untuk melihat anak-anak kita yang terpilih mewakili negara kita, Indonesia di acara kemping dan menari selama dua minggu, baik selebihnya bu Anggi yang akan membimbing kalian untuk memasuki bus, untuk bu Anggi, saya persilakan." kata pak kepala sekolah. <br/><br/>"Terimakasih pak kepala sekolah, ayo anak-anak dan para orang tua ikuti saya." sambung bu Anggi. <br/><br/>"Oh iya lupa tanya pak Fitra bus yang mana ya kira-kira untuk menaruh kopernya, telepon pak Fitra saja deh untuk memastikan." kata Asep. <br/><br/>"Papa kita satu bus kan?" tanya Arya. <br/><br/>"Of course we are one bus Arya, yes I have walked quickly." jawab Fitra. <br/><br/>"Yah gak di angkat lagi sama pak Fitra, coba lagi deh.. Sama saja, Satu-satunya cara ya tunggu sampai pak Fitra telepon." <br/><br/>"Oh ya om, om sudah kasih tahu mang Asep kan kalau kita satu bus?" tanya Titah. <br/><br/>"Astaghfirullahalazim.." kata Fitra yang lupa memberitahu Asep. <br/><br/>"Why pah?" <br/><br/>"Papa forgets to tell Asep if we are one bus." <br/><br/>"Tuman.." keluh Titah. <br/><br/>"Yes, the phone is now Papa." pinta Arya. <br/><br/>"Wait a minute Arya, Papa take my cellphone first and you're silent, oh yes one more hold this." <br/><br/>"Oke papa.." <br/><br/>"Waduh.." keluh Fitra saat melihat panggilan tak terjawab dari Asep. <br/><br/>"Why uncle Fitra?" tanya Titah. <br/><br/>"There are many missed calls from Asep." jawab Fitra. <br/><br/>"Daddy doesn't call asep again, who knows you're important?" <br/><br/>"Calmly Arya, this is the new Papa wants to call Asep back, wait for Papa to find the cellphone number first." <br/><br/>"Mana lagi nomernya si Asep." kata Fitra yang mencari-cari nomer Asep. <br/><br/>"Kelamaan om, nih pakai saja hpku, itu juga sudah tersambung dengan Asep kok, jadi om tinggal ngomong doang sama Asep." sambung Titah. <br/><br/>"Pintar kamu tah.." <br/><br/>"Titah hehe.." <br/><br/>** <br/><br/>[Asep : Assalamu'alaikum neng..] <br/><br/>[Fitra : Wa'alaikumussalam.] <br/><br/>[Fitra : Neng lagi, pak.. Sep.. Bukan neng.] <br/><br/>[Asep : Oh pak Fitra, maaf pak, saya kira si neng geulis ternyata bapak, jadi bagaimana pak, saya taruh dimana koper dan tas lainnya?] <br/><br/>[Fitra : Jadi seperti ini sep, saya, Arya dan Titah kan satu bus jadi kamu taruh di mobil kelas empat saja ya.] <br/><br/>[Asep : Muhun pak Fitra.] <br/><br/>[Fitra : Ya sudah kalau begitu, assalamu'alaikum.] <br/><br/>[Asep : Muhun pak Fitra, wa'alaikumussalam.] <br/><br/>** <br/><br/>Belanda <br/><br/>City Camping Rotterdam, Amsterdam. <br/><br/>Di Tenda Titah.. <br/>"Akhirnya bisa istirahat juga." kata Titah sudah berada di tendanya. <br/><br/>Indonesia <br/><br/>Di Bandara.. <br/>"Om Fitra.." <br/><br/>"Iya tah, kenapa?" tanya Fitra. <br/><br/>"Kira-kira papa tahu tidak ya kalau kita nekat pergi?" tanya Titah juga. <br/><br/>"Mungkin untuk saat ini tidak tah, pasti nanti begitu papamu sampai di rumah akan tahu dari Asep atau dari tantemu." jawab Fitra. <br/><br/>DI KANTOR RIAN DAN KAMIL <br/>Di Ruang Kerja Kamil.. <br/>"Akhirnya selesai juga pekerjaanku, astaghfirullahalazim kan hari ini ada meeting dengan klien diluar sampai nanti jam tujuh malam, ya allah masa aku bisa lupa." kata Kamil. <br/><br/>Di Ruang Kerja Rian.. <br/>"Tinggal sedikit lagi selesai baru bisa pulang untuk mengepak barang, karena ada kerjaan di luar kota tiga hari baru setelah itu aku secara diam-diam menemui Titah langsung ke City Camping Rotterdam bukan ke rumahnya di Belanda." kata Rian yang akan memberikan sebuah kejutan di City Camping Rotterdam. <br/><br/>DI RUMAH RIAN <br/>Di Depan Rumah Rian.. <br/>"Pak Darmo nanti tolong temani saya ya untuk kerja diluar kota hari ini selama tiga hari." pinta Rian. <br/><br/>"Laksanakan den mas." kata pak Darmo patuh. <br/><br/>DI RUMAH FITRA <br/>Di Depan Rumah Fitra.. <br/>"Mangga pak Kamil." kata Asep yang membukakan pintu rumah untuk Kamil. <br/><br/>"Ya terimakasih mang." sambung Kamil. <br/><br/>"Sami-sami." <br/><br/>Di Ruang TV.. <br/>"Kok sepi sih tumben." kata Kamil. <br/><br/>"Sudah pulang mil?" tanya Ningrum. <br/><br/>"Iya mbak, oh ya kok sepi sih ini rumah pada kemana, sudah pada tidur semua ya mbak?" tanya Kamil juga. <br/><br/>"Ini mil, anakmu titip ini untuk kamu, kamu baca ya nanti juga tahu mereka kemana, mbak mau ke kamar ya istirahat." jawab Ningrum. <br/><br/>"Iya mbak.." <br/><br/>Di Kamar Kamil.. <br/>"Kira-kira apa ya isi suratnya penasaran buka ah, eh iya mandi dulu deh.." kata Kamil. <br/><br/>Beberapa Menit Kemudian.. <br/><br/>Masih Di Kamar Kamil.. <br/><br/>Isi Surat Dari Titah. <br/>"Assalamu'alaikum pah, maaf ya Titah melanggar larangan papa untuk tidak pergi ke Belanda, tapi papa tahu kan kalau Titah suka menari dan menari, jadi sekarang Titah sudah berangkat ke Belanda di saat papa membaca surat ini, sekali lagi maaf ya pah, assalamu'alaikum." kata Titah di dalam suratnya. <br/><br/>"Wa'alaikumussalam, hmm Titah.. Kenapa kamu masih saja susah dibilangin sih, papa bilang jangan pergi seharusnya kamu tidak pergi, hmm.." keluh Kamil setelah membaca surat dari Titah. <br/><br/>----- <br/><br/>Belanda <br/><br/>City Camping Rotterdam, Amsterdam. <br/><br/>Di Tenda Titah, Fitra dan Arya.. <br/>"Hoaamm.." <br/><br/>"Akhirnya bangun juga kamu tah." kata Arya. <br/><br/>"Em jam berapa ya?" tanya Titah. <br/><br/>"Jam sembilan." jawab Arya. <br/><br/>"Sudah pagi dong?" <br/><br/>"Iya Titah.." <br/><br/>"Om Fitra kemana?" <br/><br/>"Diluar, aku duluan ya mau main dengan anak-anak yang lain, eh maksudku main dengan teman baruku, bye.." <br/><br/>"Ya.." <br/><br/>Di Depan Kantor Guru.. <br/>"Hallo kinderen voor je mut, het, ik heb een cadeau voor je." kata Titah yang membawa banyak coklat dan balon. <br/><br/>"Hai.." Titah menegur salah satu dari temannya yang baru saja dia dapatkan dari Titah. <br/><br/>"Kok diam saja sih, oh ya kamu dapat darimana coklat dan balon itu?" tanya Titah. <br/><br/>"Ih masih diam saja, ya sudah saya ke sana saja." kata Titah. <br/><br/>"Hai.. Ini untuk, yah sayang sudah habis, i'm sorry." Titah menegur Titah untuk membagikan coklat dan balon, tapi sayangnya hadiah yang Titah bawa sudah habis, jadi Titah tidak mendapatkan hadiah yang Titah bawa. <br/><br/>"Hai.. No problem miss." kata Titah saat mendekati Titah. <br/><br/>"What's your name?" tanya Titah. <br/><br/>"Titah, my name is Titah, Miss." jawab Titah. <br/><br/>"Oh yes, you know that my name is." kata Titah. <br/><br/>"Why is your name Titah, Miss?" tanya Titah. <br/><br/>"I myself don't know, or maybe my parents like that name, then you yourself why is your name Titah?" tanya Titah juga. <br/><br/>"Maybe my father and mother like you, Miss excuse me." jawab Titah lagi. </p>