webnovel

Wartawan

" Aku tidak apa-apa…" Irene menjawab ketika kesadaran nya kembali " Kau bau Griss…"

"Aku berlarian ke sini mencari mu… dan kau hanya mengatakan aku bau?" Griss menciumi baju nya sendiri yang berkeringat, mengendus-endus bau nya sendiri

" Kenapa kau berlarian mencari ku?" Irene mengelengkan kepala nya " Di zaman sekarang kita punya ini?" Irene mengoyangkan ponsel nya di depan Griss, kau hanya perlu menelpon ku.. dan tahu keberadaan mu

Tring… tring.. tring..

Suara ponsel Irene berbunyi pada saat Irene mengoyangkan ponsel nya.., tertulis Edlert di layar kaca ponsel tersebut, dan tentu saja Griss menangkap tulisan tersebut.

" Ya.. setidak nya Edlert selangkah dari mu…" Senyum Irene sambil mengangkat telpon nya

Griss merasa tidak senang dari pertama kali ia menangkap sebuah tulisan yang berawal dengan huruf E…, dan rasa nya semakin memburuk ketika Irene mengatakan hal tersebut sambil tersenyum.., ia merasa diri nya terlalu bodoh.. berlarian ke sana ke mari dengan sangat khawatir dengan keadaan diri nya… dan mendapati hal realita tak sesuai ekspetasi.., ia berharap keberadaan nya dapat menenangkan diri nya…., dan dia terlihat baik-baik saja..

Tanpa di sadari oleh Griss.., Irene merasa Griss benar-benar membantu nya.. walau hanya sejenak.., ia telah menyadarkan diri nya yang sempat goyah dan mengetahui jika lelaki tersebut dengan bodoh nya berlarian ke sana dan kemari untuk mencari nya… cukup membuat dirinya terhibur.

" kau di mana Irene?"

" Di taman…, kenapa?"

" Aku ke sana dalam waktu dua menit.." Dan telpon di matikan begitu saja.

" Griss…." Dari arah belakang tubuh Griss terdengar suara lembut nan sesak memanggil diri nya

Irene mengintip dari tubuh Griss yang menghalangi pemilik suara.. dan mendapati seseorang yang malas untuk dia temui.. berada di depan nya sekarang. Griss memutar kan badan nya kearah pemilik suara tersebut

" Ah.. Lily…, maafkan diri ku.. aku sempat melupakan mu…"Griss menyentuh pundak Lily dengan kedua tangan nya., ia berlarian seperti orang gila.. dan lupa jika ia sedang bersama Lily ketika berita itu di umum kan. Mendengar perkataan Griss.. , Irene menyinggungkan senyum kecil nya.. senyum penuh kemenangan.. setidak nya.. ia dapat membuat lelaki itu melupakan Lily sejenak.

" Kau tidak berlarian ke sini kan? Kau tidak apa-apa? Apa kau sakit? Apa kau merasa tidak nyaman? Kau sesak?" Tanya Griss yang terlihat panic..

Apa itu? Irene menatap Griss tidak percaya.., bagaimana bisa dia mencemaskan dua wanita sekaligus.., wah.. tidak bisa di percaya.., lelaki ini… mempunyai potensi perselingkuhan yang tinggi.., jadi siapa yang sebenar nya lebih kau pedulikan Griss? Dia atau diri ku?

Griss menarik pergelangan tangan wanita itu dan menatap kearah jam kecil yang di pakai Lily , ia memastikan semua baik-baik saja " Ini tidak sempat berbunyi kan? Detak jantung mu sedikit lebih cepat" Tanya Griss

Irene memperhatikan gerak-gerik Griss.., ia memperhatikan dengan tangan terlipat di kedua dada nya.., menatapi nya dengan lama.. berharap lelaki tersebut menyadari jika ia sedang di perhatikan oleh nya. Apa yang ku lakukan? dia hanya mencemaskan jantung wanita itu yang bisa saja berhenti berdetak kapan saja..

" Aku tidak apa-apa.., Irene.. apa kau baik-baik saja" Lily bertanya pada Irene.. sementara pergelanggan tangan nya masih berada di tangan Griss

" Aku? Kenapa? Tentu saja tidak apa-apa.., aku masih punya tunangan yang kaya" Irene memasang mata nya baik-baik.. dan menganalisa reaksi wanita tersebut.

" Oh…" Terdengar suara kesedihan di balik perkataan itu.. sambil menatap wajah Griss " benar juga… ini tidak sempat berbunyi kok .. kau tidak perlu khawatir Griss" Lily melepaskan tangan Griss sambil sesekali melirik ke Irene " bukankah kau seharus nya mengkhawatirkan tunangan mu tadi"

Bagus…., ternyata dia menyadari nya dan mengetahui arti kata tunangan.., tu… na.. ngan.., eja Irene dalam hati sambil menekankan setiap kata dengan puas. Ia masih menatap dua orang di depan nya.. dan menyadari suatu hal…, adengan ini.. terlihat seperti drama yang pernah Ia tonton.., permainsuri dan selir kesayangan raja.., permainsuri yang cemburu dengan selir nya kerena mendapat perhatian lebih dari raja.oh.. my God…..!!!! mengingat dan mendengar perkataan nya sendiri membuat nya merasa geli, jijik dan mual yang bergejolak di perut nya, membuat diri nya segera menutup mulut nya sendiri… siapa yang ingin memperebutkan lelaki bodoh itu..

" Irene…" Edlert datang dengan sangat terlambat.. atau dia memang datang 2 menit sesuai perkataan nya…, semua kejadian tadi bergerak dengan cepat.

" Kau terlambat… Edlert, ayo kita pulang.. Kak Kriss dan Victoria.. aku pulang dulu" Irene berjalan meninggalkan mereka

" Tunggu…" Griss menarik tangan Irene

Irene hanya menoleh kearah Griss.. tanpa menjawab nya " Tunggu aku…, aku akan mengantar mu pulang.. setelah mengantar Lily"

" Untuk apa aku menunggu mu? aku bisa pulang sendiri.. , aku masih ingat jalan kearah rumah ku"

" Ah… Griss.. kau tidak perlu mengantar ku.., aku masih akan di jemput oleh Supir ku" Lanjut Lily yang merasa tidak enak dengan Irene, Griss menatap Irene dan Lily bergantian.. dan merasa bingung .. dengan apa yang harus dia lakukan.

" Ya… kau nikmati saja bersama dengan nya…, dan biarkan aku yang menikmati bersama Irene" Edlert tersenyum puas ketika mendapati wajah Griss yang terlihat kesal

" Kau masih berlama-lama Ed?" Panggil Irene yang sudah berjalan lebih dulu.., tanpa menoleh kebelakang untuk melihat kejadian selanjut nya, setelah Irene berjalan tanpa menghiraukan tangan Griss yang berada di tangan nya tadi

" Oh.. aku datang.." Edlert berlari kecil kearah Irene dan membisikan sesuatu.. di telinga Irene.. " Aku melewatkan sesuatu yang seru…?"

" Kau melewatkan semua adengan yang dapat membuat mu bahagia tadi.."

" Sayang sekali.., apa kau bisa melakukan adegan ulang tadi?"

Edlert dan Irene turun dari bus di pemberhentian terdekat dari rumah Irene.., mereka berjalan berdua sambil membicarakan hal yang akan dia lakukan selanjut nya.. setelah berita itu beredar. Mereka berdua menghentikan langkah kaki sekitar lima puluh meter dari gerbang rumah Irene ketika melihat begitu banyak wartawan dengan segala macam perlengkapan nya mengerumuni gerbang rumah Irene.

Irene dan Edlert saling menatap bingung dan juga cemas.. muncul bersamaan di diri mereka berdua.., apa yang harus mereka berdua lakukan? bagaimana bisa hal tersebut membuat semua wartawan berkumpul dirumah nya? Dan mereka juga sadar jika mereka tidak boleh melangkah lebih maju..

Tring.. tring.. tring.. suara ponsel Irene berbunyi

" Hallo nona…"

" Bibi Rang, ada apa ini?"

" Tuan besar bilang kalau kau tidak boleh pulang kerumah dulu dalam waktu beberapa minggu.. bibi akan mengirimkan barang-barang mu.., jaga diri mu baik-baik nona"

" Irene.. seperti nya kita tidak bisa berada di sini lebih lama"

Edlert segera merangkul Irene dan membalikkan badan nya dengan cepat.. sebelum parah wartawan menyadari keberadaan mereka, dan mengejar mereka. Irene merasa tubuh nya tiba-tiba saja berputar arah.. pandangan nya ikut berputar seiring tubuh nya.. membuat nya sedikit linglung.. dan pandangan nya berhenti pada lelaki yang berada di depan nya.. bukan sosok Edlert..

Jantung mereka Edlert dan Irene berdetak cepat ketika mendapati sosok lelaki di depan mereka…, wartawan? Kata mereka berdua dalam hati.., Edlert menutupi wajah Irene dengan tangan nya.., menyisakan kedua mata nya yang dapat terekspos.., perlahan mereka berdua menatap naik ke wajah lelaki tersebut.

" Sudah ku bilang tunggu aku…"Griss berada di depan Irene , ia mengibaskan blazer nya dengan kuat dan cepat.., menutupi wajah Irene dengan blazer tersebut

ikut deg deg- gan saat melihat sosok lelaki di depan Irene ..

selamat menikmati..

kunyit_jahecreators' thoughts