webnovel

Rosa Centifolia: Gadis Mawar dari kerajaan Hibrida

Mature Content!! Warning! Dosa tanggung masing-masing! Ketika satu tubuh terdapat Dua jiwa... Ketika satu hati harus memilih 4 perasaan yang berbeda... Rosa Centifolia Merupakan wanita lugu yang selalu jatuh hati pada Pesona laki-laki. bahkan dia menyukai Pria yang merupakan ayahnya sendiri. Tubuhnya yang ranum dan Cantik, Membuat banyak Pasang mata menatap kagum. Ketidaktahuan dirinya pada kehidupan dewasa, membuatnya selalu di Nikmati oleh banyak Pria yang bertemu dengannya. Menikmati hasrat yang terpendam, pada Jiwa yang selalu meminta lagi dan lagi. Tubuhnya memang hanya satu, namun Jiwanya ada dua. Jiwa yang haus akan kekuasaan dan Kekuatan. Membuat dendam yang tidak terelakkan pada kehidupannya saat ini. Tentang Tahta yang di kuasai dan Tentang takdir yang tidak bisa di ubah lagi. Bagaimana Rosa bisa hidup dan menemukan Cinta sejati? Bagaimana dia mempertahankan Tahta yang seharusnya menjadi Miliknya? apakah semua lelaki hanya mencintai Tubuhnya dan Tahta kerajaan saja? apakah ada Pria yang akan benar-benar mencintai dirinya?

silvaaresta · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
377 Chs

Semua tidak berguna!

Racun apa yang baru bekerja setelah dua jam masuk ke dalam tubuh?. Itu jika memang Kakek keracunan akibat makan siang bersama. Dan kenapa hanya Kakek? Aku, Ibu, Drakon, dan ibu Ratu Liliaceae. Kami semua makan dengan menu yang sama.. Dan sebelum kakek makan, Sudah ada yang mencicipi makanan itu terlebih dahulu.

"Panglima! apakah kau sudah bertanya pada pelayan yang mencicipi makanan kakek?." Tanya Rosa.

"Sudah Puteri, dia baik baik saja saat ini.. Tidak ada tanda-tanda keracunan. Kurasa racun itu bukan masuk saat Raja Rendra makan siang, Tapi kurasa... Ada sesuatu lain yang masuk ke dalam tubuh Raja Rendra. Aku belum bisa mengetahui hal tersebut, Karena saat kejadian. Hanya ada Raja Drakon dan Ibu Ratu Liliaceae. Apakah saya di ijinkan untuk mengintrogasi mereka?." Rosa melihat ke arah panglima dengan tatapan datar, Rosa tidak punya hak dalam hal ini.

Jika kakeknya sakit begini, yang mampu memberikan perintah adalah Ibunya Madeleine. Rosa hanya seorang anak yang tidak mengerti apa apa..

Tapi? apakah ibunya akan mengijinkan?

"Aku tidak bisa memberikan ijin padamu Panglima, Karena aku tidak punya hak atas hal itu. Kita kembali saja ke kamar Kakek, Bertanya pada Ibuku Madeleine.." Rosa memberikan saran, Panglima langsung mengangguk dan mereka mulai berjalan bersama untuk kembali ke kamar Raja Rendra.

di perjalanan itu, Pikiran Rosa mulai berkelana sangat jauh. Apa yang membuat Kakek bisa keracunan? apakah Raja Drakon dan Ibu Ratu Liliaceae mengetahui sesuatu? mengingat mereka adalah orang yang ada di tempat Kejadian.

Dinding bangunan yang mereka lewati terasa begitu aneh, Bunga bunga yang tertata rapih di sekitar lorong juga seperti membisu...

ada rahasia yang sepertinya di simpan oleh angin dan gelombang suara, Entah rahasia seperti apa yang sedang berkelana di setiap dinding bangunan. Mereka seperti meraba batang mawar sambil menutup mata, Jika Panca Indra tidak bergerak aktif. Maka tusukan duri tajam akan membuat jari kita terluka..

seperti itulah sebuah rahasia..

Pintu besar dengan ukiran naga terbuka di depan mereka, kamar Kakek masih terlihat luas dan hampa..

Madeleine langsung terlihat senang ketika melihat panglima masuk bersama Rosa, Harapan terlihat jelas di dalam bola matanya itu.

"Bagaimana panglima? apakah kau sudah menemukan siapa yang berani meracuni ayahku?". Tanya Madeleine dengan rasa ingin tau yang begitu besar.

"Belum yang mulia Puteri Madeleine, Saya belum menemukan pelakunya. Pelayan yang aku interogasi, tidak terlihat sebagai pelaku utama.. mereka bahkan berani bersumpah atas Dewi bulan, lagipula.. jika memang yang Mulia Raja Keracunan akibat makan siang tadi, kenapa hanya Raja Saja? kenapa kita tidak? dan kenapa efek racunnya begitu lama? hampir dua jam setelah makan siang selesai.. bukankah ini terlalu aneh?." Ucapan Panglima terdengar begitu masuk akal, Madeleine sudah memijat keningnya dengan resah.

Aroma kayu manis dari ruangan ini tentu tidak berefek menenangkan sama sekali, gaun yang di pakai Madeleine juga terasa begitu sesak dan perlahan seperti ingin merontokkan tulang belulang di dalam tubuh Madeleine.

"Jadi sekarang bagaimana? apakah kau punya pemikiran tentang siapa yang mungkin menjadi pelakunya? Kau cukup lama hidup bersama ayahku, kau pasti tau siapa saja yang masuk sebagai musuh." Madeleine masih mencoba untuk berpikir lebih luas, Hal-hal yang mungkin tidak terpikirkan. biasanya adalah hal yang bisa menjadi petunjuk..

"Aku belum memeriksa Raja Drakon dan Ibu Ratu Liliaceae, Mereka berdua adalah orang yang ada di tempat kejadian bersama dengan Raja. Aku harus menginterogasi mereka juga, jika di ijinkan." Madeleine melotot dengan tajam, mendengar perkataan Panglima besar kerajaan Centaurus.

"Kau!!! Lancang!!." Kata Madeleine dengan suara yang hampir berteriak marah.

Namun hal itu tidak membuat Panglima gentar, Dirinya masih berdiri tegak dan memandang lurus ke arah Mata Puteri Madeleine. "Aku yang bertanggung jawab dalam hal ini Puteri, aku meminta ijin hanya untuk menghormati Puteri Kerajaan Centaurus. Dengan segala hormat, Ijinkan aku untuk menjalankan kewajiban dan mencari siapa dalang dari masalah ini!." Nada suaranya terdengar nyaring, membaut Madeleine sedikit tersinggung. Namun Madeleine tidak bisa berbuat apa-apa.

Panglima kerajaan memang mempunyai hak istimewa, Dia diberi kepercayaan untuk memberi perintah saat Raja sedang pergi atau dalam kondisi buruk.

"Lakukan saja, tapi jangan bawa-bawa aku dalam hal ini. aku tidak mau sampai Suamiku merasa tersinggung atas sikap lancangmu itu! Pergilah.. aku muak melihat wajahmu." Madeleine langsung mengusir Panglima dengan nada arogan.

Rosa yang melihat ibunya sangat marah, hanya bisa terdiam dan tak berani menatap balik.

"Kau! Anak yang tidak berguna! apakah kau tidak tau kemana Permaisuri Leisa saat ini? Aku heran dimana Ibu Tiri sialan itu selama ini, sejak pernikahanku di mulai sampai saat ini suaminya terkapar sakit! Dia tidak memperlihatkan batang hidungnya sama sekali! Apakah dia sudah bosan hidup!? Atau dia memang tidak berniat menjadi istri dari ayahku! Dasar wanita sialan!." Madeleine memang tidak pernah memperdulikan tentang ibu Tirinya itu, Permaisuri Leisa yang tidak pernah terlihat sama sekali.

Namun di saat kondisi mereka yang tidak baik seperti ini, tentu saja Madeleine ingin Leisa ada disini untuk menjaga ayahnya..

apa gunanya Raja mempunya Istri jika istri itu tidak berguna? Lebih baik dia Mati saja!

"Kakek mengatakan padaku bahwa Permaisuri Leisa sedang ada kunjungan ke salah satu kerajaan di sisi barat. Ibu.. Tapi setelahnya aku tidak tau lagi kabarnya." Rosa mencoba untuk memberitahu ibunya, Namun Madeleine hanya mengacuhkan perkataan Rosa..

Madeleine saat ini sangat kesal dan juga marah, Dirinya ingin sekali membunuh seseorang.

"Tidak ada yang berguna! Di kerajaan ini semua orang tidak berguna!! Panglima yang tolol dan lancang!, Permaisuri yang bodoh dan entah dimana dia sekarang! Dan kau!!! Kau juga sama tidak bisa melakukan apapun!!. Pergilah keluar.. Cari informasi tentang keberadaan Permaisuri Leisa!! Suruh dia cepat kembali! Suaminya terkapar, tapi dia tidak tau kemana!." Madeleine berteriak seperti orang gila.

Rosa hanya bisa mengangguk saja dan berlari kecil meninggalkan ibunya, Rosa sangat takut dengan kemarahan ibunya yang begitu besar.

Lebih baik Rosa di suruh membaca banyak buku di perpustakaan, daripada mendengarkan kemarahan ibunya yang tidak akan pernah berhenti dalam waktu singkat..

Dulu ibunya memang sering sekali berteriak-teriak marah begitu, Rosa yang masih kecil hanya bisa berdiam diri di kamar bersama pelayan. Pelayan juga sering mengatakan pada Rosa, bahwa ibunya Memiliki kelainan jiwa, namun Rosa tidak pernah mau percaya.. ibunya marah seperti ini, pasti khawatir pada Kondisi kakek..

Semua orang akan marah, karena ada penyebabnya.. begitu juga ibunya Madeleine..