webnovel

• Roceline 1

"Lineeeeee!", Suara mak lampir hampir memecahkan gendang telinga seorang anak perempuan dari luar pintu kamar. Jendela retak dan burung yang tadinya bertengger di salah satu pohon berterbangan tak tentu arah.

Bagaimana tidak. Ini sudah pukul 06.30 dan anak semata wayangnya itu masih nyenyak tidur di atas ranjang kamarnya. Mungkin sambil mimpi indah makanya sampe pulas gitu tidurnya.

𝐷𝑢𝑘 𝑔𝑒𝑑𝑢𝑘 𝑔𝑒𝑑𝑢𝑘 𝑔𝑒𝑑𝑢𝑘... (Pintu masih di gedor. AMAN)

𝑃𝑎𝑘! (Pintunya roboh gays. TAK AMAN TAK AMAN)

Yang tadinya tertidur pulas, anak remaja perempuan itu pun auto duduk dari posisi tidurnya.

"Iya mah? Line udah bangun koq dari tadi, hehe" sambil mengucek-ucek matanya agar terlihat melek dan merapikan surai hitam pekat sebahu miliknya itu.

(Nampak bo'ongnya luu huu~Author.

Diam lu thor. Gue tabok mampus lo~Roceline.

Gue pecat dari novel gue, mati berdiri lo~Author.

Ya udah pecat aja. Capek lagi meranin remaja perempuan ini, huh~Roceline.

Okeh {sambil megang pulpen hendak mencoret nama Roceline}~Author.

Eh eh canda Thor. Lo menang deh~Roceline.

Kalah lu kan, heh~Author.

Udah-udah gua capek disini, kapan mulainya nih {tatapan malas}~Kina.

Oh ya. Three two one. Action!~Author).

Anak remaja perempuan itu masih sempat-sempatnya cengengesan pada saat mamahnya sedang marah. Maklum anak manja didikan Papahnya.

"Udah bangun dari tadi, dari mana?! Kalo udah bangun dari tadi seharusnya jawab panggilan Mamah. Line itu ya. Pagi-pagi udah buat Mamah marah terus. Mau Mamahnya cepet tua ya? Ntar kalo keriputan Line malu punya Mamah keriputan." Ucap Ibunya dengan amarah.

"Maafkan Line Mamah. Line janji gak bangun telat lagi." Line menarik tangan Mamahnya dan memeluknya.

Walaupun Mamahnya itu mempunyai sifat garang. Tetap saja. Mamahnya tetap nomor satu daripada Papahnya.

"Hmm... Cepat ya. Papah udah mau berangkat tuh.", Ucap Ibunya sambil meninggalkan dirinya di kamar.

"Wokeh Mamih", setelah menutup pintu perlahan, Line mematung sesaat di balik pintu kamar dan lama-kelamaan bahunya naik turun.

"Hhhh... Hhhh... Hhhh" matanya terbelalak. "Aaaaa... Aku bakalan terlambat!!!" Line, tepatnya Roceline berteriak. Berlarian kesana-kemari dan mengubrak-abrik isi kamarnya untuk mencari sesuatu yang perlu dipakai dan disiapkannya sebelum ke sekolah. Hingga hampir saja kamarnya itu mirip gubuk tua tak terurus, anak remaja perempuan itu cepat bersiap-siap untuk pergi ke sekolah bersama Ayahnya.

"Jarang-jarang gue pergi ke sekolah with my Daddy. Gak bisa dibiarin nih. Harus pergi sama Papah pokoknya." Lirih Line sembari menata surainya dan menambahkan riasan berupa jepit rambut dengan bentuk mawar berwarna putih susu.

𝐾𝑙𝑖𝑝...

"Wokeh! Line siap Papah... Wait for meeee!!!" Teriak Line dari depan kamarnya yang berada di lantai dua.

"Ayo Line." Ucap Papahnya sambil menuju ke parkiran.

𝑃𝑖𝑡 𝑝𝑖𝑡 (suara mobil gaes)

***

Di mobil...

"Mampus! Belum sarapan." Batin Line tersontak. "Hallah bodo amat. Di sekolah ada kantin. Lagian tadi udah minum susu. Bolehlah buat ngeganjal perut."