webnovel

RIANTI : Dendam Terindah

Rianti Hendarmoko, mungkin sebagian besar penduduk Ngargoyoso tidak akan pernah bisa untuk sekadar tidak mengetahui nama itu. Sosok yang lahir dari rahim seorang Ndoro yang paling dicintai oleh seluruh pelosok penduduk kampung. Lahir oleh benih sosok Juragan yang sangat bijaksana dan kepemimpinannya begitu luar biasa. Keturunan darah biru, katanya. Atau kadang-kadang bisa juga disebut dengan seorang Ndoro Putri yang akan mewarisi segala sesuatu yang disebut dengan harta, tahta, dan segalanya. Bersama dengan seorang Kangmas yang tidak kalah bedanya dengan dua sosok yang telah melahirkannya. Namun, tidak semua kejayaan itu sempurna. Tidak semua kejayaan itu indah dan bisa untuk memiliki semuanya. Faktanya, Rianti tidak bisa menggapai apa yang dia ingin miliki. Tidak bisa menggenggam apa yang telah lama menjadi angan-angan. Karena pemuda yang dia cintai memilih untuk mundur, dari pada berjuang hanya karena status sosial mereka yang terlampau berbeda. Tidak hanya sampai di situ, nestapa Rianti harus berlanjut pada sebuah kenyataan pahit lainnya. Ketika seorang pemuda lain datang, dengan menawarkan kebencian. Bukan cinta atau pun kasih sayang. Namun kebencian, dan juga hujatan. Hingga pada akhirnya, keduanya terjebak pada sebuah situasi yang membuat keduanya tidak bisa mengendalikan diri. Pantangan itu dilanggar, pagar ayu pun sudah tidak lagi terjaga. Kehormatan hilang dengan sekejab mata, dan berganti dengan sebuah torehan luka yang menjijikan tiada tara. Dan ikatan pernikahan pun harus terlaksana tanpa adanya kata cinta. Akankah keduanya bisa bertahan? Pada situasi saling benci yang sangat mengerikan akan terus berjalan untuk selamanya? Ataukah kejadian dari orangtuanya dulu akan terulang kembali kepadanya?

PrincesAuntum · ชีวิตในเมือง
Not enough ratings
101 Chs

BAB 12

Malam ini aku duduk sendirian di dalam kamar, pada abdi pasti sudah dalam keadaan tidur sekarang ini. Bulan purnama masih benderang terang, tidak pernah bisa terbayangkan jika aku akan merasakan hal seperti ini. Ini adalah hal yang sangat ngilu, ini adalah hal yang sangat menyebalkan. Bagaimana bisa, aku harus menghadapi hal mengerikan di kampus yang sudah aku anggap sebagai tempat ternyaman di dalam hidup.

Gusti, apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus aku pikirkan sekarang ini, aku merasa jika semuanya dalam keadaan yang baik-baik saja, aku merasa jika hidupku tidak akan pernah baik sama sekali bahkan sampai kapan pun juga. Aku berpikir jika semuanya akan menjadi lebih baik, aku berpikir jika hidupku akan menjadi indah. Sebab kuliah di tempat jauh adalah impianku, mendapatkan wawasan baru yang sangat menyenangkan. Aku tidak mau kalau sampai ada masalah yang membentuk perilakuku berubah, aku tidak mau kalau sampai mereka adalah hal yang membuatku tidak betah kemudian memutuskan untuk berhenti kuliah. Padahal, waktu kuliahku masih begitu sangat lama. Gusti, apa yang harus aku lakukan sekarang ini? Aku benar-benar tidak bisa membayangkan apa yang terjadi, aku tidak bisa berpikir jauh lagi lebih dari siapa pun itu.

Bima, siapa sebenarnya pemuda itu? Bagaimana bisa pemuda itu adalah manusia yang paling mengerikan di dunia ini? AKu benci Bima, aku benci Bima dan aku sangat membenci Bima.

Hingga akhirnya, pikiranku dengan kebencian Bima terhenti, ketika aku membuka jendela, kulihat ada sosok yang sedang membawa kayu, sambil mengenakan topi. Sosok itu mengenakan kaus pendek, sambil celana pendek, dan kulihat sosok itu adalah Zainal. Ya, sosok itu adalah Zainal. Mataku tak berkedip melihatnya, dan sosok itu pun memandangku dengan sempurna. Kami saling pandang untuk sesaat dan aku tidak tahu apa yang ada di dalam otaknya, apa yang ada di dalam pikirannya, dia sedang memikirkan aku kah? Dia sedang memandangku kah? Dia sedang memujaku sama seperti aku memujanya kah? Gusti, aku sangat mencintai pemuda ini.