webnovel

Renkarnasi Raja Iblis

Demon Lord terkuat telah mati, dan bereinkarnasi menjadi manusia. Tidak hanya itu,karena berbagai insiden ia menjadi sahabat karib sang pahlawan. Ikuti perjalanannya saat dia mencoba membantu pahlawan lolos dari takdirnya,di sela-sela menaklukkan benua saat dia bersama pahlawan.

ZeroFWord · แฟนตาซี
Not enough ratings
173 Chs

Chapter 58 : Lara dan listnya

Lara yang baru saja membunuh semua pembunuh yang datang untuk membunuhnya, mengambil tubuh mereka, menumpuknya di satu tempat, lalu membakarnya menjadi abu. Hilda hanya memperhatikan saat Lara melakukan pekerjaannya. Lara seperti biasa tidak menunjukkan emosi saat dia membunuh, tanpa ampun.

"Mengapa kamu membunuh mereka semua? kamu seharusnya membiarkan satu orang hidup, sehingga kita bisa mendapatkan beberapa informasi dari mereka, atau kamu bisa membiarkan mayat mereka utuh dan kita bisa memeriksanya untuk melihat apakah kita bisa mendapatkan petunjuk. "

"Tidak masalah, selama niat membunuh mereka mengarah langsung pada ku, aku akan membunuh mereka." Lara dengan nada dingin acuh tak acuh menjawab Hilda, Hilda yang mendengar apa yang dikatakan Lara menghela nafas. Tidak seperti Ren yang menikmati pertarungan, Lara seperti senjata yang siap membunuh tidak peduli apa alasannya.

Alasan ia melakukan ini adalah kembali ketika ia masih muda, Ren akan membawa Lara saat dia mencari bandit yang ada di dekat desa. Tentu saja, dia akan membunuh mereka semua tanpa ampun, dan dia mengajari Lara untuk melakukannya juga. Kadang-kadang dia juga membawa Valdel, tetapi dia lebih sulit mengambil nyawa manusia dari pada Lara. Juga, dia tidak berhasil membunuh makhluk berbentuk humanoid, atau monster yang bisa berbicara dan memiliki kecerdasan.

Dengan pelatihan semacam itu, baik Lara maupun Valdel telah memperkuat toleransi mereka untuk membunuh manusia lain. Terutama Lara yang bisa dibilang memiliki tingkat kepercayaan yang menakutkan pada apapun yang dikatakan Ren.

Hilda menatap mata tanpa emosi yang dimiliki Lara dan menghela nafas sekali lagi. Berbeda dengan beberapa hari yang lalu, setidaknya sekarang Lara bisa sedikit bercakap-cakap dengan Hilda, bukan hanya mengangguk atau menggelengkan kepala.

"Jadi, apa yang akan kamu lakukan sekarang?"

"aku akan melakukan hal-hal yang tertulis di daftar ini." Lara menunjuk ke daftar yang diberikan Ren padanya.

"aku mengerti, apakah kamu membutuhkan bantuan ku?"

"Tidak." Setelah mengucapkan ini, Lara segera melompat ke atap terdekat dan meninggalkan Hilda.

Hilda memandangi sosok Lara yang semakin memudar. Dia tahu bahwa bahkan bila ia melepas alat berat yang membebani dia, dia tetap tidak akan bisa mengejar Lara.

'Keduanya masih tidak mempercayaiku, walau aku sudah menjai bagian dari anggota mereka ... Yah, aku tidak bisa menyalahkan mereka, aku juga tidak terlalu mempercayai mereka, terutama Ren. Setiap kali aku menghadapinya, rasanya dia sedang merencanakan sesuatu ... Yah, dia memang menyelamatkanku saat kita berhadapan dengan Eldel Lich itu. Aku tahu betapa dia ingin tinggal dan bertarung, tapi dia malah memutuskan untuk menyelamatkan kita ... Dia mungkin tidak sepenuhnya jahat, tapi tetap saja, aku perlu mengawasinya kapan pun aku bisa. "

Setelah Hilda memikirkan tentang Ren, dia menuju ke guild petualang untuk melakukan quist solo.

...

Lara yang meninggalkan Hilda beberapa saat yang lalu langsung pergi ke Distrik Northen di mana Iselv dan Kithra berada. Di tempat ini, Kithara masih melanjutkan bisnis prostitusi, tetapi mereka tidak lagi menjual narkoba tetapi informasi, dan karena anak buah Iselv telah menjadi pengawal rumah bordil, distrik merasa sedikit lebih aman.

Lara mendarat di atap kantor Kithra lalu masuk melalui jendela.

"Kamu tahu bahwa kamu bisa masuk melalui pintu depan." Kithra yang sudah menyadari kedatangan Lara begitu dia menginjak atap, berbicara dengan senyum seduktif di wajahnya. Iselv juga bersamanya dan dia menatap Lara dengan sedikit tatapan tajam.

Sejak mereka setuju untuk menjadi bawahan Ren, mereka belum melihatnya. Ren yang berjanji pada Iselv bahwa dia akan meningkatkan kapasitas mana belum melakukan apa-apa. Iselv gila ini merasa sangat marah.

"Jadi apa yang kamu mau?" Iselv berbicara dengan nada kesal dalam suaranya.

"Ren bertanya apakah kamu sudah mengirim beberapa orang ke Desa Carto?"

"Aku sudah melakukan itu." Mendengar jawaban iselv yang kesal, Lara menganggukkan kepalanya.

"Ren juga ingin mengatakan, begitu dia kembali dari perjalanannya, dia akan mulai mencoba meningkatkan kapasitas mana." Ketika iselv mendengar ini, matanya terbuka lebar tetapi setelah itu dia hanya menganggukkan kepalanya.

"Kithra, Ren berkata bahwa kamu perlu mengumpulkan semua informasi yang kamu bisa tentang bisnis bawah tanah di kota-kota tetangga."

"Mengapa?" tanya Kithra, meskipun dia sudah memiliki ide mengapa mereka perlu melakukan ini. Tetap saja, dia ingin mendengarnya dari mulut orang lain.

"Ren berkata bahwa kita harus menaklukkan masyarakat dunia bawah di kota-kota terdekat, dan kita harus melakukannya dalam dua bulan."

Iselv yang mendengar ini membuat darahnya mendidih karena antisipasi. Di sisi lain, Kithra juga tengah merinding. Dia memiliki sedikit pemahaman tentang orang macam apa Ren itu. Melihat mana miliknya ingin melahap segalanya, rasanya dia juga seperti itu. Seseorang yang ingin melahap segalanya. Kithra tersenyum dengan senyuman menggoda saat dia memikirkan anak laki-laki itu, dengan kesabaran yang luar biasa.

"Baiklah, aku akan melakukan apa yang dia katakan." Melihat senyum menggoda Kithra membuat hati Lara sangat marah.

'Lacur ini sedang memikirkan Ren, iyakan! Jika Ren tidak membutuhkanmu, aku akan menusuk kepalamu dengan panah!'

Tentu saja, Lara tidak mengatakan semua ini dengan lantang dan tetap tenang. Setelah dia selesai dengan itu, dia akan pergi melalui jendela tetapi ditahan oleh pertanyaan Kithra.

"Tunggu, hanya itu yang ingin kamu sampaikan? Bukankah kita harusnya mendapatkan keuntungan dari itu? " tanya kithra. Mendengar pertanyaan ini Lara teringat sesuatu, tapi dia tidak menoleh saat menjawab.

"Kata Ren, gunakan saja uang itu untuk membeli lebih banyak informasi. Semakin banyak informasi yang kamu miliki seharusnya harga jualpun semakin tinggi... Oh, saya lupa mengatakan, informasi apa pun yang kamu peroleh tentang rumah bangsawan dengan peringkat Earl dan di atasnya, kita akan menyimpannya untuk diri kita sendiri, dan beri tahu Ren begitu dia datang... " Tanpa menunggu jawaban Lara melompat ke bawah jendela.

Melihat sosok Lara pergi tanpa menoleh dan tanpa rasa dosa, Kithra tersenyum kecut. "Seperti yang kubilang kau bisa saja menggunakan pintu depan."

...

Tujuan Lara berikutnya adalah ruang kantor yang digunakan Gregory. Saat dia melangkah ke dalam premis, sebatang lilin menyala di dalam ruangan gelap.

"Oh, itu kamu, apa yang kamu inginkan?" dari dalam bayang-bayang, Gregory tampak sedikit cemberut.

"Ren punya tugas untukmu."

"Apa itu?"

"Ren ingin kamu membunuh marquis yang memiliki tanah di selatan." Ketika Lara mengatakan ini, suaranya yang acuh tak acuh hampir bergetar. Marquis yang Ren ingin mati ini, tidak lain adalah marquis yang mereka dengar rumornya menyiksa anak-anak di Desa Carto. Pria ini adalah babi yang akan mencuri wanita yang sudah menikah untuk bersenang-senang.

Lara mengerti mengapa Ren ingin dia mati, mengingat dia bisa menjadi ancaman bagi desa. Gregory yang merasakan haus darah yang meningkat dari Lara, merasa misi ini tidak sesederhana kelihatannya.

'Nah, berarti orang ini tidak se sederhana yang aku pikirkan'

"Sesuai keinginan kamu." Mendengar jawaban Gregory, Lara mengangguk sebagai jawaban dan meninggalkan ruangan. Begitu dia melangkah keluar, cahaya lilin sudah hilang, saat ruangan kembali gelap, kehadiran Gregory juga menghilang.

Lara kemudian melanjutkan perjalanannya untuk melakukan hal-hal yang tertulis di daftar. Hal berikutnya dalam daftar, temukan seorang alkemis.