webnovel

reincarnation of a demon god (sub Indonesia)

Arth adalah seorang penulis yang terus menulis tentang sejarah dunia, dan itu berkaitan dengan kisah dirinya sendiri. Dia terus menceritakannya dalam buku-buku yang sulit dipahami orang awam. Dari waktu ke waktu, para arkeolog terkejut melihat salah satu buku Arth karena sangat tepat dengan sejarah dan temuan para arkeolog. Akhirnya, para arkeolog menjadi tertarik padanya, dan menjadi tertarik pada kisah-kisah yang diceritakan Arth. Tapi tujuan Arth adalah menemukan kekasih masa lalunya (Erina). Dan ternyata Arth adalah yang terakhir dari orang-orang di dunia Darkness Light (nama sebelum bumi). Arth adalah satu-satunya yang masih hidup karena dia adalah pembunuh yang sebenarnya. Arth dulunya adalah dewa yang dijuluki dewa sihir, tetapi dia tidak menaati bangsanya sendiri sampai dia berubah menjadi iblis. Seiring waktu sesuatu terjadi yang membuat Arth berubah menjadi manusia dan memulai pengalaman hidup barunya sampai saat pembunuhan tiba. ************** banyak sekali ramalan yang mencegah hancur nya dunia itu. namun, jika takdir mengatakan demikian maka tidak seorang pun yang bisa keluar darinya. namun, kehidupan itu bisa diulang lagi dengan mencari sejarahnya. ************* "dunia akan hancur oleh seseorang yang membangkang bangsanya sendiri karena ia mempunyai tujuan". itulah dialog yang dibuat oleh seorang dewa peramal (Zabtaruk). dan orang yang membangkang bangsanya sendiri adalah Silvanus, Siestina dan Arth. para dewa terus mencoba untuk mencegah ketiga orang ramalan tersebut dengan taktik mereka sehingga banyak sekali terjadi konflik. namun, dari konflik itulah dunia Darkness Light hancur. nama Darkness Light adalah nama sebelum bumi yang digunakan oleh suku-suku Totem (kuno). karena mereka yakin bahwa bumi ini sebagian gelap dan sebagainya lagi bercahaya (siang dan malam).

laundry86 · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
88 Chs

ratu Medusa

Arth dan monster ular saling berhadapan dengan raut wajah saling membenci.

Air bercucuran dari atas langit-langit. Tidak ada suara apapun di tempat itu, cuman ada keheningan yang membuat seseorang merasa kesepian. Arth dan monster ular tersebut saling bertatapan dengan raut wajah kesal dan benci.

"Chyaaa" monster ular itu melemparkan dan menyerang Arth menggunakan air liurnya. Namun, Arth melompat ke atas sehingga air liur itu mengenai sebuah batu. Tiba-tiba batu tersebut meleleh seperti terkena cairan asam yang begitu kuat.

"Jadi begitu! Air liurnya sudah menjadi sebuah racun yang sangat mematikan" ujar Arth sambil melemparkan tombaknya ke arah monster ular tersebut.

"Brussh" tombak Arth mengenai tubuh ular dari monster tersebut. Sehingga Monster ular tersebut kesakitan dan mencabut tombak yang menancap di tubuhnya.

"Hahaha...kau cukup mahir dalam menggunakan tombak ya...anak ku!.." ujar monster ular tersebut sambil terengah-engah kesakitan. "Siapa nama mu?"

"Nama ku? Rahasia...hahaha...bercanda, kamu bisa memanggil ku dengan sebutan nama Arth" jawab Arth sambil tertawa karena telah dipuji. "Dan siapa nama mu?"

"Ratu Medusa. Ratu yang telah dinodai oleh seorang dewa sehingga aku dikutuk seperti ini....khyaaaa!.." sang Medusa menghampiri Arth dengan tubuh ularnya. Setelah itu, Medusa mengeluarkan air liur-air liurnya dengan sangat banyak. Namun, Arth terus melompat-lompat mencoba untuk menghindari semua serangan dari Medusa. Tiba-tiba Arth menabrak patung yang berada di belakangnya sehingga Arth terjatuh.

"Khyaa...kesini kau" sang Medusa menghampiri Arth dengan cepat dan langsung melilit Arth menggunakan tubuh ularnya. "Bagaimana rasanya dililit oleh ular yang sangat besar? Apakah sangat menyakitkan wahai anak ku?"

"Biasa aja sih!" Jawab Arth dengan polos. "Eh...aku bukan anak mu" tiba-tiba Arth menyadari perkataan Medusa.

"Hahaha...betapa polosnya dirimu! Tapi wajar juga, umurmu masih remaja. Jadi kau tidak tau apapun yang ada di dalam hati ketulusan" ujar Medusa yang merasa terhibur.

"Hah? Aku tidak polos! Lihatlah!" Arth kemudian melepaskan topeng dan menunjukan wajah manusianya.

"Apa? Kau seorang manusia sama seperti ku dulu?" Medusa tak percaya dengan apa yang ia lihat. "Ku kira kau adalah seorang iblis!"

"Ya...aku manusia...bisakah kamu melepaskan lilitan mu? Nafasku mulai sesak!" Kata Arth dengan wajah yang polos.

"Hahaha....tidak anak ku! Aku tidak akan melepaskan lilitan ku sampai kau mati! Tapi, sebelum kamu mati! Apakah kamu ingin mendengar cerita ku sebelum nyawa kau menghilang?"

"Tidak ada salahnya! Lagian, mau sampai kapan kamu mau menunggu aku mati?" Jawab Arth dengan nada normal.

"Arth!...apa yang terjadi? Bolehkan aku membuka kain ini? Aku ingin melihat apa yang telah terjadi" teriakan Shivi yang ingin melihat apa yang terjadi.

"Diam!!!.." ujar Medusa dengan keras sehingga Shivi langsung cemberut. "Jadi anakku! Kamu akan mendengarkan cerita ku iya kan?" Ujar Medusa dengan ekspresi normal kepada Arth.

"Ya...ceritakan!"

"Dulu! Tempat ini adalah sebuah kerajaan yang damai yang dipimpin oleh seorang ratu yaitu aku. Suasana di kerajaan begitu makmur hingga datanglah seorang dewa yang merusak kerajaan dan menodai hidup ku!" Medusa mengatakan itu seperti sedang membenci sesuatu. "Pada awalnya, aku mengira sang dewa adalah orang yang sangat baik dan bijaksana. Aku dan sang dewa tersebut sangat dekat bahkan bisa disebut dengan sepasang kekasih. Namun tak lama setelah itu, hidupku telah dinodai oleh dia, pada awalnya aku merasa itu tidak masalah dengan kelakuannya. Akan tetapi, datang seorang Succubus yang menggodanya sehingga sang dewa terbujuk oleh Succubus tersebut dan memerintahkannya untuk mengutuk ku. Kerajaan ku hancur setelah itu. Banyak sekali anak-anak yang dibunuh olehnya...hey! Apa kau mendengarkan?" Ujar Medusa yang melihat Arth tertidur.

Arth kemudian terkejut dan langsung membuka matanya. "Apa? Apa? Nasi? Dimana ada nasi disitu ada saya!" Ujar Arth yang masih mengigau.

"Hah?" Medusa dan Shivi terkejut dengan apa yang telah dikatakan oleh Arth.

(Tempat itu seketika hening tidak ada suara apapun)

"Akhh...ngantuk sekali! Kau tahu? Cerita mu sangat membosankan! Kau kira cuman kerajaan mu yang telah dihancurkan oleh para dewa? Hah? Kerajaan manusia bagian selatan juga mereka hancurkan dengan sihir meteor yang sangat besar. Bukan hanya itu, yang membuat mereka sangat kejam adalah semua orang-orang tidak bisa keluar dari dalam kerajaan akibat di tutup oleh gerbang sihir sehingga mereka semua mati tanpa menyisakan apapun untuk sejarah mereka" ujar Arth dengan kesal.

"Hahaha...kamu sama dengan ku! Kau juga merasakan apa yang kurasakan!" Ujar Medusa sambil melepaskan lilitannya.

"Tidak!" Jawab Arth dengan lantang. "Kau tidak merasakan apa yang kurasakan" mendengar itu, Medusa terkejut dan penasaran. "Kau seorang ratu yang hidup sampai sekarang dengan keadaan begini! Padahal jika kau tidak ingin terus hidup seperti ini! Kau bisa membunuh dirimu sendiri. Akan tetapi kau masih memiliki rasa kasih sayang dan balas dendam sehingga kau tidak akan puas jika hidup mu mati tanpa menyelesaikan itu. Berbeda dengan orang lain yang membunuh dirinya, mereka tidak ingin menyelesaikan semua masalahnya dan cuman ingin menghilangkan dan menghapus apa yang ada di dalam hatinya sehingga mereka terpaksa melakukan pembunuhan pada dirinya sendiri. Mereka percaya bahwa bunuh diri adalah jalan keluar dari masalah...tapi hah...masalah masih tetap menghantui jasad mereka...seseorang akan membicarakan jasad itu sampai mereka lupa dengan masalah si jasad tersebut"

"Jadi...apa yang membuat mu dan aku berbeda?" Ujar Medusa dengan nada rendah.

"Coba pikirkan sendiri! Cuman diri sendirilah yang bisa menyelesaikan masalah. Jangan menanggung masalah mu kepada orang lain karena orang lain memiliki masalahnya masing-masing" jawab Arth dengan lantang. "Jika kau ingin tahu? Aku adalah seorang dewa, aku seorang iblis dan aku juga seorang manusia"

"Tapi kenapa?"

"Takdir! Takdir yang akan mengatur hidup kita. Medusa! Aku tahu bahwa kau mempunyai rasa dendam karena masa lalu mu! Akan tetapi, jika kau terus-terusan memikirkan dan berusaha dengan cara yang tidak pasti, apakah kamu akan menyelesaikan masalah yang ada di masa lalu mu? Tidak kan! Mau berbuat apapun yang kau lakukan. Tetap saja masa lalu pasti akan terus di ingat apalagi sesuatu yang membuat hati mu berubah"

"Jadi...apa yang harus ku lakukan sekarang?" Ujar Medusa dengan nada rendah.

"Buatlah apapun yang membuatmu senang sehingga masa lalu mu terlupakan oleh hal yang membuat mu gembira. Aku yakin suatu saat nanti kau akan merasakan kembali indahnya kehidupan. Masa lalu biarlah masa lalu. Sekarang pikirkanlah apa yang membuat kita senang di masa depan. Itulah yang harus kamu perjuangkan! Bukan memperjuangkan masa lalu yang telah terlewatkan" jawab Arth sambil tersenyum.

Medusa tersenyum dan terharu dengan apa yang telah dikatakan oleh Arth. Tiba-tiba kulit sisiknya mengelupas dan tubuh ularnya mulai terbakar. Tak lama, cahaya mengelilingi Medusa sehingga sesuatu hal ajaib terjadi.

"Apa?" Medusa terkejut karena wujudnya kembali menjadi wujud manusia. "Apa yang terjadi?" Medusa begitu keheranan sembari merasa senang dan gembira.

"Hahaha...kau tahu? Hal yang membuat mu terkutuk adalah kebencian mu sendiri yang malah menyalahkan orang lain. Dan sekarang kau menerima apa adanya dengan takdir mu" ujar Arth dengan nada rendah sambil tersenyum lebar.

Medusa terharu dengan apa yang terjadi. "Kau benar. Aku akan merasakan hal yang membuat ku gembira sehingga masa laluku terlupakan....terimakasih anak ku...aku sangat-sangat...sangat...terimakasih" ujar ratu Medusa sambil menangis terharu.

Tiba-tiba semua pasukan Shivi kembali menjadi wujud manusia.

"Arth! Apakah aku boleh membuka kain ini? Aku ingin melihat apa yang telah terjadi" ujar Shivi sambil berjalan tanpa melihat.

"Sial! Aku lupa. Awas Shivi di depan mu ada kolam air!" Ujar Arth sambil berteriak.

"Wuss" Shivi tercebur ke dalam air. "Arth...." Shivi berteriak sambil menyalahkan Arth.

"Kenapa jadi aku yang disalahkan?"