webnovel

reincarnation of a demon god (sub Indonesia)

Arth adalah seorang penulis yang terus menulis tentang sejarah dunia, dan itu berkaitan dengan kisah dirinya sendiri. Dia terus menceritakannya dalam buku-buku yang sulit dipahami orang awam. Dari waktu ke waktu, para arkeolog terkejut melihat salah satu buku Arth karena sangat tepat dengan sejarah dan temuan para arkeolog. Akhirnya, para arkeolog menjadi tertarik padanya, dan menjadi tertarik pada kisah-kisah yang diceritakan Arth. Tapi tujuan Arth adalah menemukan kekasih masa lalunya (Erina). Dan ternyata Arth adalah yang terakhir dari orang-orang di dunia Darkness Light (nama sebelum bumi). Arth adalah satu-satunya yang masih hidup karena dia adalah pembunuh yang sebenarnya. Arth dulunya adalah dewa yang dijuluki dewa sihir, tetapi dia tidak menaati bangsanya sendiri sampai dia berubah menjadi iblis. Seiring waktu sesuatu terjadi yang membuat Arth berubah menjadi manusia dan memulai pengalaman hidup barunya sampai saat pembunuhan tiba. ************** banyak sekali ramalan yang mencegah hancur nya dunia itu. namun, jika takdir mengatakan demikian maka tidak seorang pun yang bisa keluar darinya. namun, kehidupan itu bisa diulang lagi dengan mencari sejarahnya. ************* "dunia akan hancur oleh seseorang yang membangkang bangsanya sendiri karena ia mempunyai tujuan". itulah dialog yang dibuat oleh seorang dewa peramal (Zabtaruk). dan orang yang membangkang bangsanya sendiri adalah Silvanus, Siestina dan Arth. para dewa terus mencoba untuk mencegah ketiga orang ramalan tersebut dengan taktik mereka sehingga banyak sekali terjadi konflik. namun, dari konflik itulah dunia Darkness Light hancur. nama Darkness Light adalah nama sebelum bumi yang digunakan oleh suku-suku Totem (kuno). karena mereka yakin bahwa bumi ini sebagian gelap dan sebagainya lagi bercahaya (siang dan malam).

laundry86 · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
88 Chs

memulai perjalanan baru

"sial! Dia mengikuti kita" ujar Raka sambil kesakitan karena terlempar cukup jauh oleh serangan Arth.

Tiba-tiba tempat itu langsung di penuhi oleh prajurit-prajurit dari bangsa dewa dan langsung mengepung Arth.

"Serang dia?" Ujar Raka sambil berteriak.

Semua prajurit yang ada di sana langsung menyerang Arth dengan masing-masing kemampuan mereka.

Tanpa berpikir panjang, Arth langsung mengeluarkan pedang legendaris nya begitu saja dan "boom" ledakan pun terjadi akibat erosi dari pemanggilan pedang legendaris.

Semua perajut terlempar karena erosi yang disebabkan oleh Arth. Hati Arth sudah sepenuhnya di tutupi oleh aura kebencian yang sangat besar sehingga ia melupakan apa dampak dari apa yang telah ia lakukan.

"Bukankah itu pedang milik dewa iblis?" Ujar salah satu prajurit yang terlempar.

"Kenapa? Kenapa kau melakukan ini Hiuga?" Ujar Arth berteriak pada Hiuga termenung.

"Itu sederhana! Hiuga sebenarnya adalah seorang dewa dengan tugas untuk membuntuti mu dan Dewi Siestina" jawab Raka sambil tersenyum terkekeh-kekeh.

"Membuntuti?"

"Ya! Hiuga di perintahkan untuk membunuh Dewi Siestina dan membuntuti mu agar kami yakin bahwa kau adalah dewa iblis dari DARK Flame. Dan sekarang, sosok mu sudah jelas bahwa kamu adalah dewa Arthous yang membangkang pada bangsanya sendiri di masa lalu" ujar Raka.

"Aku tidak akan memaafkan mu Hiuga!!" Ujar Arth yang tidak bisa mengendalikan emosinya.

Arth langsung mengeluarkan semua energi sihirnya sehingga bangunan-bangunan yang ada di sana seketika langsung runtuh. Namun, dewa-dewa tidak tinggal diam, para dewa menyerang Arth dengan kemampuan mereka masing-masing seperti sihir api, es dan yang lainnya. Namun, itu tidak ada pengaruhnya bagi Arth, karena Arth telah membangkitkan sihir anti sihir sehingga sihir yang di keluarkan oleh musuh tidak akan bisa menyentuh Arth. Namun, itu cuman berlaku pada sihir elemen.

Arth menebaskan pedangnya dengan sekuat tenaga dan tiba-tiba terjadi erosi tingkat tinggi. Sehingga semua tempat yang terkena erosi seketika langsung hancur lebur.

"Kembalilah kau" tiba-tiba datang Orba sambil memukul Arth dari belakang sehingga Arth terpental ke dalam portal yang di buat oleh Orba dan Arth di kembalikan ke tanah manusia.

"Kenapa bocah itu ada di sini?" Ujar Orba sambil berteriak sangat marah.

"Itu karena Hiuga!!" Jawab Raka dengan lantangnya. "Karena jika Hiuga tidak lengah, maka Arthous dan Dewi Siestina akan mati di tangan kami"

"Apakah benar begitu?" Ujar Orba sambil marah. Semua dewa yang ada di sana ketakutan pada Orba yang marah. Karena konon jika Orba marah, maka orang dimarahinya tidak akan bisa bertahan hidup lama.

Mendengar semua perkataan dari Raka, Hiuga malah termenung karena mempunyai rasa bersalah telah membunuh orang yang telah Hiuga anggap sebagai teman.

"Jadi memang kau ya Hiuga! Kau tahu? Sebenarnya ibumu telah di bunuh karena perlakuannya, dan kau ingin membebaskannya? Apa kamu akan membebaskan mayat? Mudah sekali kau di bohongi oleh kami" ujar Orba dengan nada mengejek dan jengkel kepada Hiuga.

Mendengar itu, Hiuga langsung terbengong tidak percaya apa yang telah di katakan oleh Orba. "Jadi selama ini, apa yang kulakukan tidak berarti sama sekali dan aku dibohongi" ujar Hiuga yang tidak percaya.

"Ya! Dan kau akan di penjara setelah melakukan kelakuan yang sama dengan ibu mu!" Ujar Orba dengan marah.

"Apa salahku? Padahal aku setia pada mu!" Jawab Hiuga yang tak percaya dengan apa yang ia dengar dari Orba.

"Aku tidak membutuhkan mu lagi!!!" Jawab Orba dengan lantang.

"Tidak. Tidak! Aku tidak ingin hidupku sama dengan ibuku" ujar Hiuga yang langsung melarikan diri ke dalam portal yang ia panggil.

"Sial! Dia melarikan diri. Padahal menemukannya semudah menemukan uang koin yang hilang di dalam gudang" ujar Orba yang marah.

*************

Arth keluar dari gerbang Orba dan begitu jelas bahwa ia kembali ke tanah manusia. Rasa penyesalan dan kesedihan begitu menusuk ke dalam hati Arth dan Arth berpikir apa jadinya jika Adis tidak meninggal. "Apa yang akan terjadi? Apakah besok aku akan mengajari sihir kepada Adis? Atau besok lusa Adis bisa bahagia di pulau kura-kura?" Pikiran Arth benar-benar kacau karena kesedihannya.

Arth menghampiri Adis yang tergeletak sambil di temani oleh teman-temannya. "Aku akan membuat pemakaman sepesial buat Adis" ujar Arth yang langsung menggali tanah dengan secepat kilat.

Tiba-tiba cuacanya yang cerah berubah menjadi mendung dan turun hujan rintik-rintik. Arth membawa mayat Adis ke dalam lubang tersebut.

"Akan ku bawa kalung mu itu. Dan aku berjanji akan memenuhi sebagian harapan mu" ujar Arth sambil mengenakan kalung Adis.

Adis di kubur dengan tanah dan di kelilingi oleh batu-batu yang di kumpulan oleh Erina. Hujan tiba-tiba turun seakan-akan bumi juga ikut menangisi sosok Adis yang selalu gembira setiap saat.

"Setidaknya Adis pernah berkata bahwa ia bahagia" ujar Erina sambil meneteskan air matanya.

Arth cuman terdiam melihat makam Adis tanpa bicara sepatah katapun. "Setidaknya ia bahagia di akhir hayatnya" ujar Siestina sambil menangis.

"Kami juga bahagia bisa bertemu dengan mu Adis" ujar Ginny. Semuanya mengatakan sesuatu hal yang memang mereka sembunyikan dari Adis. Kecuali Arth, ia cuman terbengong melihat makam Adis tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Pada akhirnya Arth meninggalkan mereka dan mencoba untuk menghibur dirinya dengan berjalan kaki walaupun hujan deras.

"Ternyata, menahan tangisan dan mencoba untuk tegar adalah hal yang menyakitkan bagi seseorang. Banyak di antara mereka yang ingin membunuh dirinya sendiri karena tidak ada pelarian lain yang bisa mengosongkan hati mereka. Walaupun, tubuh mereka tidak menerimanya. Masa lalu adalah sejarah, masa depan adalah misteri dan sekarang adalah anugrah. Apa perasaan ini sangat pantas untuk ku rasakan? Semua orang pasti merasakannya termasuk Erina. Sekarang aku mengerti pada Erina yang tidak bisa meninggalkan ibunya. Sekarang apa? Apa tujuan ku? Aku hidup cuman membahayakan mereka!!" Ujar Arth yang terus mencoba untuk berdiri tegak dan mencoba untuk tegar.

Arth terus berjalan-jalan sendirian, ia melihat kalung yang di berikan oleh Adis padanya. "Aku ingin tuan Arth menyimpan kalung ku dan di simpan di pulau kura-kura" tiba-tiba Arth mengingat kata-kata itu.

"Akan ku lakukan itu. Semoga kau bahagia di alam sana!!"

Arth langsung memegang erat kalung tersebut dan pergi menyusul Erina dan yang lainnya. Kini mereka cuman tersisa Arth, Erina, Ginny dan Siestina yang akan terus berjuang sampai tujuan mereka tercapai