webnovel

Redup

bukan kisah cinta yang menyenangkan dan epic

Daoisth5G3Pj · สมจริง
เรตติ้งไม่พอ
8 Chs

Bagas..

Kembali dijalanan panas, rumah restu sudah terlihat tapi bukan disitulah tujuanku melainkan kesekolah. Iya,kami sudah janjian kemarin untuk berkumpul disana.

Sudah sedikit sore, baru saja aku sampai ditempat. tak ada satu orang pun disini yang terlihat hanya mereka, benar mereka ber 7 sudah siap sedia dengan berbagai macam alat yang entah gunanya buat apa. sepertinya nanti akan berguna, atau amat sangat berguna.

"Flasbanknya dapet gass??" tanya restu yang baru menyadari bahwa aku sudah datang.

"ada nih." jawabku dan menyodorkan barang yang dimintanya itu.

"mantap.."

"gas ini kita udah nyiapin barang barang buat dibawa." ujar singgih padaku dan memperlihatkan barang barang yang dia maksud tadi. ada stik baseball, balok panjang dan air cabai yang entah gunanya untuk apa. Iya memang sama sekali tak ada benda tajam tapi tetap saja barang barang itu sangat berbahaya.

"Udah siap semua,,tinggal nunggu waktu." ucap arya seperti menyemangati kita semua.

disini aku tak banyak bicara, iya mau gimana lagi sama sekali dibenaku tak ada niatan yang aneh seperti mereka. hah biarlah ikuti saja selesaikan cepat lalu pulang.

Hari sudah hampir malam, pukul 21.00 rupanya. kami sudah siap sedia beranjak menuju Smk sebelah.

"gass kau gak takut kan??" tanya banu padaku, yang mungkin sadar karna sedari tadi aku hanya diam saja.

"sedikit ban" itu jawabku sambil tak melihat wajahnya.

"udahlah yang penting yakin aja." Kembali arya menyemangati kita.

"don't worry.."Restu membalas dan menepuk pundaku.

Iya mungkin dari situ aku mulai yakin, semua sudah siap sedia apa yang harus ditakutkan??.

Berjalan kami lewati jalanan berbatu, Smk itu sudah terlihat. Benar kiranya, banyak sekali orang disana mungkin lebih dari 20 murid yang sedang mabuk, jumlah itu diluar ekspedisi kami. orang segitu banyaknya mana bisa kami kalahkan hanya dengan 8 orang saja, mustahil itu.

"nggih diluar dugaan nih!!" ucap ardi pada singgih yang sedari tadi sudah memandangi mereka.

"terus gimana??" restu juga bertanya.

tak ada ucapan yang pasti dari singgih, dia juga mungkin sudah bingung inggin bicara apa. hanya diam terpaku memandangi mereka tak ada gerakan dan rencana.

"tunggu aja" iya itu singgih bicara pada kami.

aku sama sekali tak tau maksud dari ucapanya itu 'tunggu aja' apa artinya??

"tunggu gimana nggih??"asnawi yang sedari tadi diam saja mungkin juga bingung dengan ucapan singgih.

"gini-gini" ujar singgih dan merangkuli kami satu persatu, bisik bisik, diskusi. membentuk lingkaran kecil dengan kepala kami ber 8 saling beradu.

"kan mereka lagi minum tu, tunggu sampai mereka mabuk,, baru hajar, gimana?" tambahnya lagi.

Mungkin itu rencana yang bagus menunggu mereka mabuk dan menghajarnya.

"bagus tu.." ucap kami serempak lantang tanpa ada yang gagap.

"oke sekarang kita sabar dulu nunggu mereka." kembali singgih memberi ide.

Kami hanya duduk diam dipinggir pagar memandangi mereka yang sedang minum minum itu. Sudah jam 00.00 ini sudah tengah malam, terlihat mereka sudah mabuk tak bergerak. dan iya mataku sama sekali tak ngantuk, mana bisa ngantuk disituasi seperti ini.

"Res ayo sekarang" ucap singgih mengajak restu, untuk melakukan apa aku tidak tau.

Restu mengambil flasbank dan membuka pelatuknya lalu melemparkanya ke sana, dan "BOOM" asab tebal keluar dari benda kecil yang bahkan ukuranya hanya sebesar botol satu literan. Dilemparkanya lagi flasbank kedua oleh restu dan membuat asap makin tebal.

"pakai maskernya ayo sekarang." ujar arya memberi aba aba,

"HAJARRR..." Suara singgih terdengar nyaring menandakan penyerangan sudah dimulai.

Sontak tanpa ragu kami berlari menuju asap itu dengan tekad tak bertuah, senjata ditangan nyali sudah dibulatkan. kami terus berlari dan

"BRUGG,,,,,BRAAGGG,,,,BRUGG,, BRAAGG,,," Pukulan keras singgih hantamkan pada mereka, terlihat wajah bingung mereka satu persatu.

"BRAAG,,BRUGG,,DUAGG" Semua menghantamkan balok balok kayu itu pada mereka kecuali aku. Bingung?? aku harus apa??

Terlihat salah beberapa orang dari mereka sudah mulai melawan. ikut membawa balok kayu dari seberang jalan.

"BRAGGGGG..." Banu tersungkur ketanah, didepan mataku?? aku harus apa?? 'hajar gas hajar' batinku bicara. Dengan reflek aku memukul orang yang menjatuhkan banu, mungkin sangat kencang sehingga orang itu juga terjatuh. Banu kembali berdiri dan menghantam mereka. "BRAGG BRUGGG.."

Dan aku masih tetap bingung, baru pertama kalinya aku melakukan hal yang tidak berperikemanusiaan seperi ini.

"DAGGG.." apa itu tadi?? pukulan keras menerjang hidungku, darah?? iya ini darah keluar dari mulut dan hidung sakit rasanya.

"BAGGG,,," Sekali lagi dia memukul hidungku. 'Haduh sakit' batinku berbicara 'apa apaan kau ini gass,,,hajar mereka,, kau bukan sedang bermain,,ini pertempuran' entah mengapa bisa batinku bicara seperti itu.

satu lagi "DAGGGGG" Kembali tepat dihidungku. Yang satu ini rasanya amat sakit 'hajar gass' batinku bicara lagi sontak reflek, aku melontarkan balok kayu ditangan padanya. "DAGGG BRUUGG,," orang itu jatuh tersungkur. 'oke gitu lanjutkan' terus saja batinku memanasi..'lihat sekelilingmu,,lihat teman-temanmu tanpa ragu dan takut menghajar mereka semua,,kau juga harus ikut.' batinku menggumang. Dalam pikiran lalu lalang semua ini harus cepat diselesaikan, ayo gas hajar mereka.