Dan dari sekian banyak tatapan tersebut ada beberapa tatapan yang penuh dengan rasa ingin tahu, ada beberapa tatapan yang iri dan juga ada beberapa tatapan yang penuh dengan kebencian menatap Jay dan normal yang masuk bersama ke dalam kelas, hanya saja dalam hal ini Jay tidak memperhatikan hal tersebut dirinya hanya bertindak seperti biasa saja dan segera duduk di bangkunya.
Namun sikap jay tersebut tentu saja tidak bisa menahan rasa ingin tahu dari ketiga temannya,
" Sial...belajar jadi playboy lu Jay" kata Fandi menepuk bahu Jay seraya jiwa gosipnya membara
" Bener tuh....jangan jadi playboy Jay....kasian buat kita" kata Ferdi menambahkan
" Kok kasian buat kita??" Tanya bagus bingung
" Ya lu ga sadar apa, kalo cewe cantik di kelas di Embat semuannya sama Jay, terus kita kebagian apa???" Kata Ferdi dengan wajah menyesal namun jelas nadanya penuh canda
" Ahhh..iya bener kata si Ferdi Jay....lu ga kasian sama yang jomblo kaya Fandi apa" keluh bagus kepada Jay, namun jelas dia mengejek Fandi
" Brengsek lu Gus!!! Kenapa jadi gua, kayak lu ga jomblo aja" balas Fandi dengan sinis
" Apa" an sih lu pada, siapa yang playboy???" Dari mana pikiran lu " kata Jay dengan tidak puas namun dia masih tersenyum
" Tuh...liat muka lu, di mulut engga tapi di wajah seneng, apa namannya kalo ga munafik" sela Ferdi kesal melihat ekspresi dari Jay
" Liat aja tuh ke Noni....dia salah satu korban lu" kata Fandi menunjuk ke arah Noni, dimana saat ini Noni nampak kesal
Dan jay yang melihat hal tersebut, awalnya tidak memperhatikan apa yang dikatakan oleh Fandi namun kemudian tanpa sadar dirinya masih melihat Noni menggunakan keterampilan mata hatinya, dan dari sana jelas terlihat status Noni
Status :
Nama : Noni
Umur : 15 tahun
Nilai Kesukaan : 90 poin
Nilai kebencian : 20 poin
####
Melihat status yang terjadi di depan matanya Jay menjadi heran dan juga kaget, kali ini reaksinya bisa dikatakan lebih dibandingkan dengan ketika dirinya melihat Nurul, meski dirinya memahami bahwa Noni memiliki perasaan terhadap dirinya namun dia juga tidak pernah mengira bahwa perasaan Noni akan menjadi begitu tinggi terhadap dirinya.
Lihat poin kesukaan sebanyak 90 jelas Noni memiliki perasaan yang cukup dalam terhadap dirinya, tetapi kemudian melihat nilai kebencian sebesar 20 poin hal tersebut tentunya menjadi perhatian tersendiri untuk Jay, bagaimana hal tersebut bisa terjadi ketika nilai kesukaan capek nilai 90 poin dan kemudian ada nilai kebenciannya sebesar 20 poin.
Ini jelas adalah sesuatu yang tidak bisa diterima, karena bagaimana mungkin hal tersebut bisa terjadi karena pada dasarnya ini seperti menggambarkan segelas susu tengah diberikan setetes tinta hitam yang jelas merusak nilai dari susu tersebut, belum lagi kemudian ternyata Jay melihat bahwa Noni ternyata satu tahun lebih tua darinya.
Dan ini saja sudah merupakan informasi tambahan yang membuat dirinya cukup tertarik, " ok..ok....ga usah di bahas, udah mau jam pelajaran nih, tar lagi aja" kata Jay menyela obrolan dari mereka, dan di sisi lain ketiga temannya yang telah diingatkan oleh jay segera menyadari bahwa apa yang dikatakan oleh Jay kepada mereka adalah sesuatu yang benar, apalagi kemudian mendengar suara bel alarm yang berbunyi di sekolah menandakan waktu pelajaran tiba.
Tak lama kemudian seorang guru berperawakan agak kecil dengan kacamata masuk ke dalam kelas jay, kali ini jika Jay tidak salah mengingat guru yang ada di depannya saat ini adalah guru pelajaran kimia di mana nama guru tersebut adalah Pak Susno, seingat Jay Pak Susno adalah guru yang cukup baik untuk mengajar karena pada dasarnya pelajaran kimia dia bawakan dengan suasana kelas yang menyenangkan.
Sehingga dalam hal ini banyak murid-murid yang suka dengan pelajaran kimia, dan Jay tentu saja menjadi salah satu yang suka dengan kelas yang diberikan oleh Pak Susno, hanya saja kerja dirinya menyadari bahwa meski Dia memiliki rasa suka terhadap pelajaran dari Pak Susno memang pada kenyataannya ketika hal tersebut dipraktekkan dalam menjawab soal ataupun mengerjakan tugas kimia, dirinya hanya bisa dikatakan sebagai seorang siswa menengah.
Di mana dirinya tidak terlalu pintar untuk mempelajari mata pelajaran kimia tersebut dan juga tidak terlalu bodoh untuk bisa menerima dan juga menangkap pelajaran yang diberikan oleh Pak Susno, sehingga dalam hal ini dia bisa dikatakan siswa yang biasa-biasa saja, namun hal tersebut nampaknya berubah semenjak jahe mendapatkan kembali kesempatan ya untuk berada di kelas smp-nya kembali.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya Jay tanpa disadari dapat memahami, lebih mudah setiap mata pelajaran yang ada dan belum lagi mata pelajaran yang paling dia sukai memiliki tingkat efisiensi dua kali lipat lebih banyak untuk dirinya bisa belajar dan juga menangkap ilmu-ilmu yang dipelajari.
Jadi kali ini pelajaran kimia bisa dikatakan merupakan hal yang sama, di mana juga dahulu dirinya bisa dikatakan sebagai biasa-biasa saja maka kali ini peningkatan dari pelajaran kimia tersebut sangatlah meningkat, di mana dirinya bisa menghafal seluruh tabel periodik unsur kimia dalam waktu yang singkat.
######
" Tet....tet....tet...." Suara bel berbunyi menandakan pelajaran dari Pak Susno berakhir, di sisi lain jaya menatap buku tulis kimianya memiliki senyum manis yang ada di sudut mulutnya hal ini tak terlepas dari begitu banyak tentang catatan yang telah dia bubuhkan di atas buku tulis tersebut, hal ini membuat dirinya menjadi lebih percaya diri dan juga nyaman untuk menghadapi pelajaran lain yang akan dia temukan di masa depan.
" Ughhhhh.....ga kerasa yah, cepat amat pejaran pak Susno, tinggal satu mata pelajaran lagi trus balik" kata Ferdi dengan senanng
" Iya kalo guru semuannya kayak pak Susno, gua pasti bakalan rajin kesekolah" kata Fandi setuju
" Ga ngepel, gua rasa kalo itu buat lu berdua" kata bagus menyindir keduannya, karena dirinya yang hafal dengan sikap dari Ferdi dan Fandi yang hanya panas sementara jika belajar sesuatu
Di saat mereka sibuk mengobrol tak lama kemudian seorang siswi perempuan menggunakan seragam pramuka dengan atribut lengkap pun masuk ke dalam kelas, siswi tersebut datang ke Nurul dan kemudian berkata tentang beberapa hal, dilihat dari tanggapan Nurul jelas keduanya memiliki bahasan tersendiri, sampai kemudian siswi tersebut melambai kepada Nurul dan pergi keluar kelas, perhatian kelas pun kini telah kembali lagi.
Namun baru saja akan mempersiapkan mata pelajaran lain suara Nurul terdengar disuruh kelas " yang ikut ekstrakulikuler Pramuka, keluar ada latihan, dan Dateng kesini buat ijin kelas" kata Nurul berbicara kepada seluruh kelas, mendengar hal tersebut tanpa sadar jay terpana karena jika dia tidak salah mengingat dirinya termasuk dalam anggota ekstrakurikuler Pramuka, sehingga dalam hal ini dirinya juga kan melakukan izin.