webnovel

Papasan

Mengesampingkan semua perasaan tersebut, Jay kemudian mulai melihat-lihat deretan angkot yang sudah berjejer rapi tersebut, dirinya melihat-lihat guna memastikan seberapa banyak penumpang yang ada di dalam satu angkot tersebut, jika dirasa angkot tersebut akan segera penuh maka kemudian Dia memutuskan untuk masuk ke dalam.

Hal ini tentunya dilakukan jay bukan tanpa sebab, karena seperti kebanyakan orang mengetahui dalam hal ini, mereka yang suka menggunakan transportasi umum terutama, jika kapasitas angkot tersebut belum penuh maka sudah dipastikan bahwa angkot tersebut tidak akan jalan dari pangkalannya, hanya ketika angkot tersebut penuh barulah sang supir akan menjalankan angkotnya.

Dan tentu saja hal ini adalah sesuatu yang juga merupakan kekurangan dari angkot tersebut, sepertinya sudah diketahui bahwa setiap penumpang ingin segera sampai ke tempat tujuannya, namun dikarenakan angkot yang belum penuh maka sang sopir tidak akan memutuskan untuk pergi, jadi dalam hal ini Jay kemudian melihat mana angkat yang sudah siap untuk jalan sehingga kemudian dirinya tidak perlu menunggu lama

Dan beruntung dirinya tidak perlu mencari terlalu jauh karena pada dasarnya ada sebuah angkot yang sudah terisi hampir penuh dan posisinya juga berada di dalam urutan depan dari angkot yang berjejer, melihat bahwa hanya tersisa tempat duduk di pinggir pintu Jay tanpa mengeluh segera duduk, dan tak lama kemudian sopir yang melihat bahwa penumpang telah penuh segera menyalakan mesin dan bergegas keluar.

Dan tanpa sepengetahuan, di dalam angkot yang sama lebih tepatnya di barisan pojok dari dalam angkot sepasang mata menawan sedang menatap sosok yang saat ini duduk di pinggir pintu, jelas dari tatapan mata yang cantik tersebut terlihat bahwa sang pemilik mata pasti sangat kesal dengan Jay namun di sisi lain tatapan mata tersebut juga memunculkan perasaan sayang yang tersirat secara singkat.

Jika jay berbalik dan melihat ke dalam, maka dirinya akan terkejut karena pada dasarnya pemilik mata cantik tersebut adalah sosok Intan yang kembali menggunakan seragam SMA nya, Intan yang pulang dari sekolahnya tidak pernah mengira akan kembali satu angkot dengan jay lagi, memikirkan cuman dia yang dilakukan secara sembunyi dan kemudian dirinya berlari Intan merasa kesal namun juga di sisi lain dirinya merasa senang entah kenapa

Setelah mobil angkot berkendara kurang lebih 10 menit, pada akhirnya tujuan jahe pun tiba " kiri bang" teriak Jay kepada supir dan segera mobil angkot pun menepi ke sebelah kiri jalan, setelah membayar ongkos angkot sebesar rp500 dan segera pergi meninggalkan angkot tersebut, hanya saja yang tidak disadari oleh jay adalah saat dirinya turun dari angkot tersebut dan pergi tak lama sosok cantik pun keluar dari angkot tersebut.

Ada senyum yang terlampir di wajah cantik tersebut saat menatap Jay yang berada di kejauhan sedang berjalan menuju ke arah rumahnya, tanpa menunggu waktu lagi sosok cantik tersebut yang juga adalah sosok Intan segera mengejar jay, hanya saja kali ini dirinya mengecilkan langkahnya agar tidak menarik perhatian Jay

Saat Intan berlari semakin mendekati Jay, Jay yang tidak memiliki firasat apapun masih berjalan santai menuju ke arah rumahnya, hanya saja kemudian tak berselang lama rasa sakit muncul dari telinganya " aduhhh...." Berteriak kesakitan saat kupingya terasa di jewer, Jay segera melihat ke belakang, untuk melihat siapa yang berani menjabat kupingnya, Saat Jay yang saat ini marah menoleh ke belakang dirinya yang semula sudah ingin memaki dan juga mengomeli orang yang menjewer kupingnya segera menjadi kempes karena saat ini sosok yang menjewer kupingnya ternyata adalah Intan.

" Ahhhh....kak intan....." Teriak Jay segera menjadi pengecut saat melihat sosok yang menjewernya ternyata adalah sosok Intan

" Kenapa? Mau bales!! Sini!!..." Kata intan menantang Jay

" Engga kak...engga kok....jewer aja kalo kakak suka" kata Jay tersenyum dengan pahit di dalam hatinya, dirinya tidak pernah mengira bahwa ketika dia pulang sekolah dirinya akan segera ditemukan oleh Intan, belum lagi kemudian dirinya harus dijewer di jalan sehingga pada dasarnya perasaan malu lebih tinggi dibandingkan perasaan sakit yang saat ini dia rasakan

Tidak ingin menjadi lelucon dari orang-orang yang lewat melihat tindakan dari keduanya jay segera berkata kepada Intan, " Kak gimana kalo jewernya dilanjut di tempat lain" kata Jay membujuk intan

" Kenapa emang? Disini juga bagus kok" jawab intan

" Iya.....Jay kan malu kak diliat orang " kata Jay membalas

" Hufff...tau malu kamu, kemarin tapi ga malu" kata intan mendengus kesal tetapi tetap mengerti bahwa perilakunya saat ini jelas membuat malu Jay, sehingga kemudian Intan membawa Jay ke sebuah kebun kosong yang terletak di belakang bengkel, setelah Jay dibawa oleh Intan ke kebun belakang bengkel dengan masih tetap menjawabnya Jay pun sedikit merasa lega karena pada dasarnya dia tidak perlu harus menanggung rasa malu akibat dilihat oleh banyak orang

Belum lagi kemudian kebun yang berada di belakang bengkel tersebut, bisa dikatakan sebuah kebun yang jarang dilalui oleh orang-orang, jika bukan mereka penduduk daerah sekitar maka pada dasarnya mereka tidak akan tahu tentang kebun tersebut yang berada di belakang bengkel, karena kebun tersebut dikelilingi oleh rumah-rumah penduduk dan akses maksudnya hanya tersedia dari samping sebuah kontrakan

Sehingga praktis kebun tersebut jika orang lain ingin masuk dan pergi hanya bisa melalui satu jalan, membimbing jahe ke arah sebuah pohon jambu yang cukup rindang kemudian Intan melepaskan jeweran kuping Jay" nah gimana sekarang kamu berani ngaku salah ga?" Tanya intan kepada Jay

Disisi lain Jay tidak memperhatikan pertanyaan intan, justru dirinya melihat ke sekitar dari kebun dan mendapati bahwa kebun ini kosong dan tidak ada orang lain selain dirinya dan juga intan, Jay menjadi lebih rileks dan berani " apa?? Emang Jay punya salah sama kakak?" Tanya Jay dengan berani

" Ohhh...masihh punya yali kamu yah" kata intan kesal dan segera ingin menjewer Jay kembali, namun dimana Jay membiarkan intan melakukan hal tersebut, terlebih lagi jika bukan karena keteledorannya mana mungkin intan bisa menjewernya, dan fisiknya yang lebih sama tinggi dengan intan, jelas modal yang baik untuk melawan, sehingga kemudian dia segera menghindari jeweran intan

Dan Intan yang melihat Jay menghindari ceweknya menjadi semakin kesal, sehingga kemudian dirinya mulai melancarkan serangan lain, hanya saja ekspresi Intan yang kesal tersebut bukan membuat jahe merasa kesal namun justru sebaliknya menjadi semakin senang, apalagi kemudian secara bertahap akibat penghindaran Dari dirinya baik Intan maupun dia kini sudah mulai bergesekan secara fisik tanpa mereka sadari

Hingga pada akhirnya Jay memeluk Intan untuk menghentikan tindakannya, " ahh...lepasin ga Jay! " Kata intan kesal saat dipeluk oleh Jay, namun disisi lain ada perasaan malu yang tidak bisa dijelaskan.