Jadi dalam hal ini ketika Bu Retno berkata demikian, bukan perasaan senang yang menghampiri siswa yang ada, akan tetapi perasaan takut dan juga malu akan dipilih untuk tampil maju di depan kelas, bersama hal tersebut banyak juga di antara siswa kelas yang ada yang ingin terpilih untuk maju di depan kelas.
Hal ini maklum adanya dikarenakan mereka juga ingin tampil dan pamer di depan teman-temannya bahwa dalam urusan musik mereka jelas merasa lebih baik daripada yang lain, dan di sisi lain Jay sendiri yang mendengarkan pernyataan dari Bu Retno merasa biasa saja dan tidak menganggap hal tersebut sesuatu yang aneh.
Karena pada dasarnya memang hal tersebut bisa terjadi, apalagi ketika seseorang bermain bagus dan diminta untuk mengulanginya di depan kelas Bukankah hal tersebut adalah sesuatu yang baik, Karena pada dasarnya kemampuannya diakui dan dirinya juga bisa menjadi contoh bagi yang lain.
Jadi aspek pikiran yang dewasa saja tidak terlalu berpikiran terlalu jauh mengenai masalah tersebut, hanya menunggu dan melihat Siapa saja yang akan menjadi contoh bagi permainansuling tersebut.
Di sisi lain Bu Retno yang berjalan dari belakang kelas mulai menunjuk satu persatu siswa yang dirasa memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menggunakan alat musik suling, " kamu....kamu....kamu...sama kamu...." Berkata Bu Retno menunjuk 4 siswa di kelas yang terdiri dari 1 lelaki dan 3 perempuan, hanya saja saat dia akan kembali ke bagian depan, dirinya berhenti di meja samping Jay
Sambil berkata " kamu juga ikut" menunjuk ke arah Jay
[ Selesaikan misi, menjadi yang terbaik dalam memainkan suling]
[ Hadiah, keterampilan bermain sepak bola menengah ] tiba-tiba saja suara sistem terdengar di dalam pikiran Jay
Jay yang mendengar akan misi yang dikeluarkan oleh sistem awalnya kaget dan juga tidak percaya, karena pada akhirnya dia menerima misi yang datang secara tiba-tiba dan tanpa dia duga, belum lagi kemudian isi kali ini berhubungan dengan bermain alat musik suling.
( Ok saya terima ) kata Jay dengan senang tanpa banyak berpikir, dan kemudian Jay berdiri tepat duduknya dan maju ke depan kelas, dan tak berselang lama kini di depan kelas terdapat 5 siswa dengan 2 visual lelaki dan 3 siswa perempuan yang bersiap untuk memainkan kembali lagu wajib nasional tersebut menggunakan suling.
Seperti sebelumnya Bu Retno meminta kelimanya untuk bermain suling secara serentak, dan di sisi lain teman-teman lainnya kini hanya mendengarkan dan memperhatikan tindakan dari kelima temannya tersebut, jadi kemudian tak berselang lama kembali suara alunan musik yang terdengar dari suling yang ditiup kini memenuhi seluruh kelas.
Hanya saja berbeda dari sebelumnya jika sebelumnya secara serentak ada 30 lebih siswa dan siswi yang memainkan suling, sehingga kemudian suara yang terdengar menjadi tidak begitu beraturan maka kali ini ketika 5 murid terpilih kembali memainkan suling mereka jelas suara yang dihasilkan sangat berbeda dengan sebelumnya.
Kali ini meski bisa dikatakan tidak terlalu merdu tetapi pada dasarnya menjadi jauh lebih baik karena nada dan juga intonasi dari suara musik tersebut menjadi jauh lebih jernih dan juga jelas, yang tentunya hal tersebut berbeda jika sebelumnya dilakukan secara serentak oleh 30 lebih siswa yang ada.
Setelah bermain beberapa saat dan menyelesaikan satu lagu tersebut Bu Retno bertepuk tangan dan diikuti oleh tepukan tangan lain dari siswa lainnya yang tidak memainkan suling
" Prokk...prokkk..prok..."
" Bagus, kalian patut diapresiasi, tapi ibu harus kembali mengatakan bahwa dari kalian berlima ada satu yang paling bagus" suara Bu retno menggema membuat suruh kelas menjadi penasaran, Karena pada dasarnya mereka juga mencoba menebak siapakah dari kalimat tersebut yang menjadi penampilan yang terbaik.
Meski tidak secara langsung ini disebut kompetisi tetapi pada dasarnya, mereka anak muda yang masih beranjak dewasa selalu memiliki keinginan untuk menjadi yang terbaik dan dipuji oleh banyak orang lain, jadi dalam hal ini mereka juga menantikan siapa yang menjadi paling baik di antara kelima teman mereka tersebut.
" Setelah ibu dengarkan dengan lebih baik, dan merenung ibu memutuskan bahwa ada satu diantara kalian yang lebih tepat dalam menjaga tempo dan suara yang dihasilkan oleh suling, sehingga membuat suara lagu yang dihasilkan menjadi lebih baik diantara lainnya, dan itu jatuh kepada kamu!!" Bu Retno segera menunjuk jay, dan di sisi lain cah yang ditunjuk oleh Bu Retno hanya merasa senang karena pada dasarnya dirinya telah menyelesaikan misi
[ Ding....selamat kepada Tuan muda menyelesaikan misi dan mendapat keterampilan bermain sepak bola dengan level sedang] suara sistem bergema saat Jay ditentukan sebagai yang paling baik
"Terima kasih Bu" kata Jay menjawab dengan singkat akan tetapi penuh rasa syukur dan terima kasih
Melihat reaksi yang terkendali dari Jay Bu Retno yang melihat hal tersebut tentu saja merasa sangat menarik dengan tindakan yang dilakukan oleh siswanya, dirinya telah mengajar selama belasan tahun dan melihat tingkah laku serta pola Jay bisa dikatakan cukup terkesan dengan ketenangan dan juga kemampuan dalam mengendalikan ekspresi yang dia miliki.
Dirinya sangat hafal dengan sifat yang dimiliki oleh para murid-muridnya, jika mereka berada di posisi Jay maka akan sangat jelas terlihat bahwa ekspresi yang akan ditunjukkan oleh mereka adalah senang dan juga bahagia, namun kali ini yang bisa dilihat dari Jay adalah hanya senyum berterima kasih yang penuh dengan rasa syukur tidak ada ekspresi berlebihan yang dimiliki oleh dirinya lagi.
Dan tentu saja hal ini membuat Bu Retno menjadi sangat tertarik dengan tindakan yang dilakukan oleh Jay, namun dia juga sadar bahwa hal tersebut bukanlah sesuatu yang buruk atau bisa dikatakan justru ini adalah sesuatu yang baik ketika melihat siswa yang diajarkan menjadi dewasa dalam menyikapi prestasi yang dia miliki.
" Nah karena kamu menjadi yang terbaik, sakarang ibu mau kamu nyanyikan lagi lagu wajib ini untuk sekali lagi" kata Bu Retno
Dan di sisi lain Saya mendengarkan permintaan dari Bu Retno mengiyakan segera dan tidak banyak menunda, " ayo kita beri tepuk tangan buat Jay" kata Bu Retno memberi semangat
" Prok...prok...."
yang lain segera memberikan tepuk tangan yang cukup meriah jahit tanpa penundaan mulai memainkan kembali sulingnya untuk menyanyikan lagu wajib nasional tersebut, dan bersama hal tersebut suara suling yang merdu terdengar kembali di dalam kelas tetapi kali ini jelas apa yang mereka dengarkan lebih baik dibandingkan dengan waktu sebelumnya.
Tanpa jay ketahui ada beberapa mata dari teman wanitanya menunjukkan cahaya kekaguman dari apa yang dilakukan oleh Jay, dan tentu saja jika ada yang kagum akan selalu ada yang tidak puas dalam hal ini beberapa mata para siswa lelaki yang ada di barisan belakang menatap jay dengan banyak kecemburuan.