Tanpa disadari waktu berjalan dengan cepat dan kini mata pelajaran terakhir pun tiba, setelah 2 jam pembelajaran pada akhirnya kelas pun berakhir dan bersama hal tersebut Jay bersama dengan teman-temannya merasa perasaan kebebasan yang telah lama mereka idamkan, Iya bisa dikatakan bahwa saat ini segala sesuatunya sangatlah berbeda.
Sewaktu remaja dia juga berpikir bahwa terlalu banyak belajar adalah sesuatu yang sangat membosankan dan melelahkan, apalagi kemudian ketika mereka berada di dunia kerja pada dasarnya tidak semua mata pelajaran yang dia pelajari saat ini akan berguna, karena pada akhirnya di dunia kerja ataupun di dunia nyata ketika orang dewasa bekerja, pengalaman, skill, kemampuan, dan juga hubungan adalah hal yang paling penting
Meski menyakitkan Tapi pada dasarnya itu adalah sesuatu yang benar, karena terkadang ketika kita lulus bukan ijazah yang ditanya tetapi bawaan siapa, dan dari sanalah kemudian baru pekerjaan yang di bidik akan bisa masuk ke dalam target atau tidak, dan jay yang sudah mengalami hal tersebut sangatlah menyakitkan.
Di mana dirinya selalu lulus ketika kualifikasi melamar pekerjaan dan ketika tiba saatnya wawancara, dirinya selalu dimentahkan dengan berbagai alasan yang terkadang tidak masuk akal, sampai kemudian ketika dirinya menyadari bahwa mereka yang telah lolos bersama dengan dirinya yang maju ke tahap wawancara adalah orang-orang yang telah dibawa dari dalam perusahaan tersebut.
Pantas saja tidak terlihat beban diantara mereka yang memiliki orang dalam, berbeda dengan dirinya yang hanyalah orang luar mengandalkan kualifikasi dirinya sendiri untuk bisa masuk ke dalam pekerjaan tersebut, jadi seperti yang sudah diketahui bahwa dirinya gagal, meski begitu dia tidak patah semangat Jay mencoba melamar lagi ke perusahaan yang lain.
Akan tetapi fakta yang sangat menyakitkan didapati, lebih dari 7 perusahaan yang dia lamar dan diterima sampai tahap akhir pada dasarnya dia selalu kalah dengan orang dalam, hal ini tentu saja menjengkelkan dan saat menyakitkan buat Jay, melihat hal tersebut kemudian orang tuanya berpikir untuk memberikan kesempatan kepada Jay untuk berkuliah dan melupakan gagasannya untuk bekerja terlebih dahulu.
Padahal dirinya memiliki tekad yang kuat untuk bisa bekerja sambil berkuliah dengan uang yang dihasilkan sendiri dan tidak ingin terbebani dengan orang tuanya yang harus membiayai kuliahnya lagi, jadi dalam masa lalunya Jay mengalami perdebatan yang sengit dengan kedua orang tuanya, hingga kemudian pada dasarnya ketika dirinya mulai kehabisan waktu dan lamaran dia sebarkan tidak mendapat jawaban.
Maka kemudian dirinya pun berkompromi dan menyadari fakta bahwa dia memang mungkin harus kuliah, dan dari sanalah kemudian dia melanjutkan perkuliahannya, dan hal yang paling menjengkelkan buat jahe kemudian adalah ketika dia masuk semester pertama, beberapa lamaran yang telah dia kirimkan sebelumnya kemudian memberikan respon yang positif dengan ingin melakukan wawancara terhadap dirinya.
Terjebak dengan pilihan antara kuliah dan pekerjaan pada akhirnya Jay memilih untuk kuliah dan memfokuskan untuk mendapatkan ilmu, demi membuat kehidupannya lebih baik, setidaknya itu adalah apa yang diharapkan oleh Jay, dan kini kembali lagi ketika dirinya mendengar bel kelas berbunyi menandakan waktu pembelajaran telah usai.
Ada perasaan nostalgia yang tidak bisa dia bayangkan, dia merasa sangat merindukan bunyi bel tersebut seolah-olah hal tersebut adalah suara indah yang membangunkannya dari mimpi buruk tentang kenyataan dunia yang begitu kompleks, namun segera dia juga menyadari bahwa saat ini dirinya memiliki kesempatan dan juga kekuatan yang berbeda, sehingga pada dasarnya jalan yang telah dilalui sebelumnya kini pasti akan dirubah menjadi jalan jauh lebih cemerlang.
"Jay ayo balik" tergur Ferdi kepada Jay
" Iya ayo balik, ngapain lama-lama dikelas" kata Fandi menyarankan
" Tau Luh, kenapa linglung orang mah semangat kali Jay" kata bagus menambahkan
" Bentar gua lupa ada hal yang pengen gua obrolin sama Noni" kata Jay membuat alasan karena menyadari dewa dan teman-temannya pasti telah menunggunya, hanya saja dia tidak ingin membuat ketiga temannya ikut campur lagi
" Ohhhhh...ada yang buat janji nihhh" sapa Fandi dengan cepat
" Wah..jangan jadi bola lampu kalo gitu" kata Fandi juga
" Ok...ok..ayo kita cabut" jawab bagus juga dan mengajak keduannya pulang duluan
Di sisi lain Noni yang mendengar perkataan dari Jay, bahwa dirinya ingin berbicara sesuatu memiliki perasaan malu dan juga senang entah dari mana, Dia merasa bahwa perilaku yang dilakukan oleh Jay saat ini terbilang sangatlah berani namun entah kenapa dia merasa sangat senang ketika Jay harus melakukan hal tersebut
Akan tetapi setelah melihat jay yang kembali sibuk merapikan perlengkapan sekolahnya dan memasukkan buku-bukunya ke dalam tasnya, tanpa terlihat akan berbicara kepada dirinya kemudian Noni pun menjadi bingung dan bertanya-tanya apakah dia salah mendengar perkataan dari Jay
Sampai kemudian saya melihat bahwa semuanya sudah dimasukkan dan tidak ada yang tertunda, kemudian dirinya pun bersiap untuk pergi, namun Jay tidak menyangka sebuah tangan halus dan lembut mencengkeram lengannya mengalihkan perhatiannya dia melihat Noni dengan ekspresi bertanya kepada dirinya
" Ehhh...kenapa non? Tanya Jay aneh saat tangannya dipegang oleh Noni
" Itu.....katanya lu tadi mau ngomong sesuatu Sam gua Jay" kata Noni berbicara malu
Mendengar penjelasan dari Noni barulah kemudian dia mengingat alasan yang dibuat kepada ketiga temannya, " ahhh.....hahaha....hampir aja gua lupa" kata Jay cepat membuat alasan
" Nah apa, buru gua mau pulang" kata Noni mendesak dengan wajah malu, melihat bahwa kelas sudah mulai sepi dan hanya tersisa dirinya dan juga Jay yang saat ini masih ada di dalam kelas
" Emmmm....apa yah....oh ya" kata Jay setelah terlihat mengingat sesuatu, kemudian mencondongkan dirinya ke arah Noni
" Sini non, gua bisikin sesuatu" kata Jay dengan wajah serius
" Ga bisa langsung apa??" Kata Noni membalas tapi masih mendekatkan dirinya ke arah Jay
Setelah Noni mendekat ke arah Jay, tak berselang lama Jay pun mencondongkan bibirnya ke arah kuping Noni dan berkata " kamu manis kalo lagi malu" kata Jay dengan lembut kemudian pergi tanpa melihat kebelakang
Mendengar perkataan dari Jay, Noni yang awalnya bingung dan tak tahu harus bereaksi apa, terbangun setelah beberapa saat sambil melihat ke arah kepergiaan Jay dan bergumam pelan " apa Jay suka gua yah.....terus kalo dia nembak gua gimana...ahhh..Jay.." kata Noni menutupi wajahnya yang pemalu dengan kedua tangannya
Dan di sisi lain Jay yang telah menggoda Noni, ini berjalan menuju ke arah belakang sekolah meski dia bisa melewati gerbang utama sekolah namun dia sadar Dewa dan juga teman-temannya pasti telah menunggu dirinya di samping sekolah untuk mencegah dirinya, jadi daripada menunggu lebih baik dirinya bersikap aktif
Dan melewati gerbang belakang sekolah dan memutar arah ke jalan samping, setelah melewati beberapa rumah penduduk dirinya melihat ketiga sosok yang telah lama menanti dirinya saat ini sedang nampak mengintai ke arah para siswa yang pulang sekolah.