webnovel

Really, Can I Sleep?

Oh sungguh terimakasih tuhan! "Tapi ... Bolehkah aku tidur sebentar?" Raia tertidur dan terbangun kembali sebagai individu berbeda. Hidup sehari-hari di keluarga yang aneh adalah kehidupan terbaik, makan, berlatih, tidur, bermalas-malasan. Itu adalah hal yang Raia sukai, tetapi pada suatu hari. Raia harus berpisah dari orang-orang tersayang [Ibu] [Ayah] [Nita] [Sany] [Rindou] [Belut listrik bajingan!] Terpisah di dunia yang penuh Naga, penyihir, Titan bahkan Raja Laut. Raia memandangi semua monster adidaya dunia ini dan berkata, "Fuck For You!!! Jangan ganggu waktu tidur ku!!"

_Strawberry_Fresh_ · อะนิเมะ&มังงะ
Not enough ratings
39 Chs

Chapter 20

Chapter 20. Sayonara ... Raia

7 bulan kemudian ...

Hari-hari yang dilalui Raia selama tujuh bulan penuh, sama seperti hidup di surga.

Tidak perlu saya jelaskan kenapa begitu, tetapi baiklah.

Setiap hari Raia akan berhubungan seks bersama Rindou dan Sany. Jika Sany mengambil jatah hari ini, maka Rindou akan mengambil besoknya.

Tetapi sayangnya mereka memiliki keegoisan yang sangat besar, mereka tidak ingin berbagi Raia dengan siapapun bahkan ibunya.

Tunggu, ibu?

Huh~ baiklah, pernah beberapa kali mereka melakukan threesome, tetapi mereka akan menyelesaikan hubungan mereka 3 hari berikutnya dengan Raia yang sepenuhnya diperas habis.

Walaupun sesi mereka selalu dimulai penuh tenaga, mereka akan selesai dengan tidak bisa berjalan selama 1 hari.

Melakukan hubungan seks dengan mereka bertiga membuat Raia dapat meningkatkan levelnya lebih cepat, tapi itu hanyalah alasan belaka, ia hanya ingin melihat ekspresi Rindou dan Sany yang terdistorsi oleh kenikmatan.

...

Tentu saja selain tindakan panas mereka, Raia tetap menjalani pelatihan yang jauh seperti neraka.

Ia terus menyelesaikan misi untuk naik level satu demi satu hingga akhirnya, ia tidak dapat meningkatkan levelnya lagi.

Ia terus melakukan spar bersama Rindou, pertama-tama Raia bahkan tidak bisa mengendalikan kekuatannya sama sekali dan bahkan hampir menghancurkan setengah arena.

Tetapi Rindou membimbingnya perlahan tapi pasti, ia terus membimbingnya dengan penuh cinta hingga akhirnya mereka bercinta.

Tunggu, bukankah sekarang kita harus membahas pelatihan?!

Yah, seterah.

Setelah 6 bulan, ia akhirnya mampu mengendalikan kekuatannya semudah membalikan telapak tangan.

Ia melawan Rindou sekali dengan ayah dan ibu sebagai saksi, tetapi ia kalah. Setelah Rindou mengeluarkan semua aurnya dan kemampuannya tanpa menyisakan satupun, Rui segera memberitahukan keberadaan tingkat 101.

Tier dewa alam rendah.

Ibu dan ayah memberikan selamat kepadanya walaupun ia kalah, tetapi pertarungan mereka itu sangat memukau, ia senang dan memberikan selamat kepada Raia sekaligus merayakan hari ulang tahunnya yang ke-12.

Dan saat inilah Raia kembali teringat, ia memiliki satu lagi anting-anting yang ia abaikan. Ia awalnya ingin memberikan itu kepada ibunya tetapi ia melupakannya karena kesibukannya (Bercinta).

Dan saat itulah ia memanfaatkannya sebagai memberikan kado kepada ibunya, yang berisi anting-anting putih dengan kristal transfaran menggantung.

Ibu, senang dan menangis, memeluk Raia yang sudah setinggi 178 cm. 5cm lebih tinggi daripada dirinya.

Ayah menangis.

Karena tidak mendapatkan hadiah.

Tunggu, bukankah seharusnya kalian yang memberiku kado? Ah baiklah.

Untuk ibu itu baik-baik saja, aku memanfaatkannya karena tidak mengetahui tanggal lahir ibu, tapi ayah, kenapa kamu menangis?

Jadi demi menenangkan ayahnya yang menangis tersedu-sedu dipojokan, Raia memberikan sebungkus rokok.

Sungguh, ia merasa tidak enak memberikan ayahnya rokok dan itu tidak sopan, tetapi ayah memiliki reaksi berbeda.

Saya masih ingat, saya masih ingat disaat mata ayah berubah menjadi bintang keceriaan sebelum mengambil sebungkus rokok.

Ia terlalu senang, mempamerkan sebungkus rokok kepada para leluhur lainnya karena ini adalah hadiah pertama pemberian Raia.

Tapi hei, dimana kado saya ayah?!

...

Bagaimana dengan Sany dan Rindou?

Hmm ... Jujur saja, merekalah yang paling mengejutkan.

Mereka akhirnya menerima proposalku tentang harem dan saling menerima, walaupun enggan, tapi lebih baik daripada tidak sama sekali.

Jadi, sejak Raia merayakan ulang tahunnya yang ke-12 baik Rindou atau Sany mulai saling berbagi.

Bahkan saat ini.

...

Raia sedang berada di lantai tiga saat ini, ini seharusnya menjadi wilayah leluhur ke-3 tetapi tidak ada siapapun.

Lantai ketiga tidak semewah kedua lantai sebelumnya, hanya saja dilantai ini sangat unik dan terlihat terlalu hidup bagi saya.

Tanah liat.

Batu.

Tanaman.

Buah-buahan.

Hewan.

Matahari.

Bulan.

Awan.

Hujan.

Panas.

Semua yang ada di bumi normal ada disini.

Raia akhirnya menemukan jawaban yang terus hadir dibenaknya.

Dimana mereka mendapatkan makanan? Dan sudah jelas mereka mendapatkannya disini.

Karena ini di dalam rumah, Raia masih mengenakan piyama dan sendal yang biasa digunakan di dalam rumah. Tetapi ia tidak menggunakan sendal sekarang, karena ia ingin menikmati sensasi tanah liat yang ia lupakan.

Basah, kering, teksturnya menunjukan bahwa ini memang tanah liat.

Raia berjalan-jalan dan menemukan pohon apel merah yang segar.

Ia memetik dan menggigitnya, terdengar bunyi renyah dan sensasi segar, manis dan asam, berkumpul di lidahnya.

Raia terbelalak, apakah apel seenak ini? Ini sudah jelas adalah apel kelas tinggi dari yang tertinggi.

Tetapi setelah dipikir-pikir ini bukan hanya karena kualitasnya saja, tetapi juga ada pada tubuh Raia.

Selama 12 tahun, Raia tidak pernah memakan buah-buahan dan tubuhnya bereaksi berbeda dari semestinya, tetapi sensasi segar dimulut adalah hal yang sangat bagus dan ia memetik beberapa apel lagi.

Menaruhnya di pelukannya.

Jika satu habis maka buang dan makan sisanya.

Ia terus berjalan-jalan hingga akhirnya ia menemukan pintu besar berada di tengah-tengah kerumunan pohon durian.

Raia melihat gerbang itu dan merasakan kedamaian, tidak, sebenarnya ia merasakan itu sejak awal tetapi ia baru menyadarinya.

Pepohonan dan daun-daunnya menutupi sinar matahari yang menyentuh tanah, tidak semuanya dan masih ada yang menembusnya, tetapi itu justru terlihat indah dan sejuk.

"Apakah ini pintu kemana saja ala penyihir kucing?" Raia menggigit apel untuk terakhir kalinya dan membuangnya.

Raia mengambil apel lain dari pohon terdekat dan memakannya, ia mendekati pintu dan membukanya.

Setelah Raia membukanya, Raia linglung dengan pemandangan indah yang berada di lain pintu.

Raia melongok ke sisi lain pintu dari sudut pandang berbeda dan pemandangannya masihlah hutan. Ia kembali ke tempat sebelumnya dan melihat sisi lain pintu, air terjun, aroma rerumputan yang lembab tercium.

Raia tergoda oleh surgawi alami tersebut dan memasukinya.

Jelas suasana disini berbeda, sangat riang dan hangat.

Raia melepaskan semua pakaiannya, kecuali celana dalamnya, lalu berlari dan terjun dipinggiran sungai agak jauh dari air terjun.

*Squasshh* Suara menyegarkan dan air terciprat ke tanah yang tertutupi rerumputan.

Raia merasa tubuhnya menggigil karena airnya begitu dingin dan menyegarkan.

Ia tidak belajar berenang disini, tetapi pengalamannya berenang saat hidup di bumi sangatlah tinggi, jadi ia segera bisa kembali ke permukaan dan duduk di pinggiran sungai.

Membiarkan setengah betisnya terendam air dingin, ia melihat 4 buah apel yang ia petik terbaring di rumput, mengambilnya dan mencuci semuanya, setelah selesai ia meletakannya diatas batu.

Ia menggigit apel pertama dan tiba-tiba ia berada di tempat berbeda.

Tempat dimana apel yang menggantung dipohon terlihat sangat segar dengan warna kemerahannya.

Raia kembali tersadar beberapa saat kemudian, "Apakah ini yang dinamakan Foodgasm yang dibicarakan Rindou?"

"Bocah, kamu terlihat menikmatinya."

"Ya, aku menikmatinya dan sangat enak, mau coba?"

"Boleh?"

"Tentu saja, boleh."

...

Raia kemudian melotot dan kembali sadar, "Tunggu, siapa yang berbicara."

"Ini aku." suara berat terdengar dan bayangan ikan perlahan terlihat.

Raia sudah kebal dari keterkejutan, dari betapa uniknya keluarga ini.

"Oh~ apakah kamu adalah tentacles-sama yang suka memperkosa orang."

"Ffttt!! Hey, aku ini, Long dragon Ryu-sama. Panggil seperti itu."

Saat itu sosoknya terlihat menyemburkan air, ya benar saja, tubuhya sama dengan naga-naga timur di film timur, tetapi ukurannya hanya sebesar antara paha hingga mata kaki.

"Apa kamu bodoh? Kamu memanggil jenismu 3 kali sendiri? Long=Naga, Ryu=Naga dan bahkan dragon=itu sama-sama naga. Apa perbedaanya?"

Long Dragon Ryu-sama nampak kebingungan, "aku tidak tahu, aku hanya mengambil sesuatu yang keren saja."

"Namamu terlalu panjang, apa kamu ingin aku membuat nama panggilan?"

"Nama panggilan? Hey itu terlihat menyenangkan. Cepat berikan nama yang bagus untuku!"

"Bagaimana dengan, Electrophorus electricus, alias Elec?"

"Hooo~~ ANAK MUDA, BAGUS SEKALI! SEKARANG GILIRANKU."

"Κ. Σπέρx alias K.sper? Bagaimana?"

"Bajingan kau belut listrik!? Kenapa kau memanggilku seperti itu?!"

"Fuck for you tuan sperma, sudah kuduga kau berasal dari bumi!"

"Ya! Kenapa kalau begitu?! Kamu juga sudah jelas berasal dari bumi dan kamu sudah jelas adalah otaku."

"Bagaimana kamu tahu aku otaku?!"

"Mind Reading."

"CKK! Ngomong-ngomong Κ. Σπέρx, tahun berapa kamu terakhir pindah?"

"Aku rasa itu seharusnya 2019. Bagaimana denganmu tuan Electrophorus electricus?"

"Aku 2016, hei beritahu aku satu hal."

"Apa?"

"Bagaimana dengan No Game No Life season 2?"

"Tidak ada kemajuan."

""Huh~"" desah kedua pria.

"Kamu bilang kamu 2016? Bukankah baru 3 tahun berlalu?"

"Aku juga sempat memikirkan hal itu, tetapi perbedaan waktu disini sangat jauh, kamu akan menghitung 1 tahun dibumi sama dengan 1 abad disini."

"Dengan kata lain kamu berusia 3 abad?"

"Sesuatu seperti itu."

"Ngomong-ngomong, apakah kamu tahu rahasia keluarga ini?"

Tiba-tiba suasanya menjadi berat.

"Kamu pintar membuat suasana menjadi berat ya?"

"Aku serius tolong dengarkan."

Raia diam mendengarkan ceramahnya, setelah mencapai akhir ceramah ia akhirnya menemukan inti dari pembicaraan.

"Intinya adalah keluarga kami telah lama tercemar energi void dan itu merusak tubuh jika tidak bisa digunakan. Tetapi anda dapat mengelolanya dan mengalihkan kerusakan yang dibuatnya menjadi seminimal mungkin?"

"Ya, sesuatu seperti itu.".

"Tetapi anda tidak bisa mengelola sepenuhnya dan hanya menyisakan satu kerusakan yang berakibat ke seluruh garis keturunan bahkan sampai saat ini, aku?"

"Ya."

"Dan apakah itu kerusakannya?"

"Hanya bisa membuat 4 bayi walaupun kamu bercinta satu juta kali bersama pasanganmu."

"Itu menjelaskan kenapa Rindou dan Sany sampai saat ini tidak hamil, aku, cacat."

"Hahahaha, tidak juga. Jika kamu bisa mengelola sepenuhnya kamu dapat menghilangkan cacatnya."

"Pertemuan ini memberikan banyak arti, terimakasih." Raia bangun dan melemparkan 3 buah apel ke sungai yang dengan senang hati dimakan oleh Elec.

Saat Raia akan keluar pintu, suara Elec terdengar serius dan berat seperti senior yang akan mati, "Kamu masih memiliki masa depan yang baik nak, kami sudah lama disini dan betah tinggal disini. Kamu adalah burung yang belajar terbang, nikmatilah dunia dan ingatlah siapa yang mengajarimu pertama kali terbang."

Pintu logam yang penuh akar tertutup dengan keras.

Raia masih memandang ke teman yang baru ia buat beberapa saat lalu dan menghela nafas.

"Keluarga ini, sangat pintar untuk membuatku merasakan firasat buruk."

Raia turun ke lantai satu tetapi tidak melihat siapapun, ibu, ayah, Rindou bahkan Sany tidak ada disana.

Raia turun dan mencari di lantai bawah tanah, ia tetap tidak menemukan siapapun.

Ia kembali ke lantai satu, membuka ruang kerja ayahnya dan menemukan sebuah surat yang dibiarkan terbuka diatas meja.

"Bantu kami, kami berada di luar dengan puncak tertinggi."

Butuh beberapa detik sebelum Raia memahaminya dan segera berlari keluar rumah.

Raia berhenti sejenak saat ia menatap pintu kayu dengan warna emas yang biasanya terkunci dengan gembok, sekarang sudah tidak ada gemboknya dan pintu itu terbuka.

Raia segera berlari tetapi ia segera menyadari suatu hal yang aneh.

Tubuhnya seringan bulu dan ia agak mengambang. "Gravitasi?" Raia segera mengendalikan gravitasi melalui skill Levitasi, tubuhnya yang agak mengambang, sekarang sudah menyentuh tanah kembali, tetapi saat ia akan berlari ia melihat pemandangan yang membuatnya takjub.

Planet-planet besar dan kecil, dengan ratusan ribu meteor yang mengorbitnya.

"Fuck! Ternyata kekosongan yang dimaksud adalah luar angkasa?! Dimana bumi? Dimana itu?"

Raia tidak melihat planet berwarna biru disekitar, tetapi ia terkejut menyadari bahwa ia bisa bernafas disini walaupun sedikit susah daripada di dalam rumah.

"Tunggu, cuma perasaanku saja atau tempat ini memang bergerak cepat?" Raia terdiam, ia melihat planet sebesar kacang polong secara perlahan-lahan membesar hingga ukuran bola tenis.

Tetapi Raia tidak memikirkan hal ini lebih lanjut, ia segera mencari tempat tertinggi, ia melihat sekeliling tetapi tidak menemukan pegunungan atau semacamnya disini.

Raia mengerutkan kening, dan berlari saat perasaan cemas menyelimuti tubuhnya. "Dimana kalian?!"

Dia terus mencari hingga 3 jam kemudian ia akhirnya menemukan sebuah bukit setinggi seribu meter.

Raia segera pergi kearahnya, tetapi tidak dengan berlari, ia menaiki batu besar dan menggunakan levitasi agar dirinya terlempar langsung menuju atas bukit.

Bamm!!

Sebelum batu menabrak tanah, Raia melompat terlebih dahulu. Lompatan dari seseorang yang mencapai level 70+ sangatlah tinggi, segera Raia mencapai ketinggian 100 meter dan dapat melihat semua yang berada di permukaan bukit.

Setelah melihat kelompok 5 orang, Sany, Rindou, Nita, ibu dan ayah. Raia segera mengendalikan gravitasi agar dirinya tidak terbang lebih tinggi dan segera mengendalikan tubuhnya untuk mendarat di dekat mereka.

Suara angin menderu sebelum terdengar ledakan.

BAAAM!!

Kelompok 5 orang terkejut, tetapi tidak dengan Rindou. Ia hanya meliriknya sebentar kemudian kembali berfokus, "Bocah kecil cepat kesini dan bantu kami."

Kemudian, asap debu menghilang dan penampilan Raia yang masih mengenakan piyama terlihat, tanah disekitarnya sudah menjadi kawah sedalam 2 meter.

Raia muncul di pandangan mereka, tetapi muncul kembali disamping Rindou detik berikutnya.

Ia menggunakan blink, sejenis teleportasi tetapi hanya bisa digunakan dalam jarak 15 m.

"Apa yang kamu lakukan?"

"Menggerakan benda sebesar ini."

"Untuk apa?"

"Keluar dari tempat penuh kekosongan ini."

"Apa maksudmu tentang hal itu? Kalau begitu kenapa kamu tidak mendarakatkan pulau ini ke planet-planet terdekat saja."

"Planet? Makanan apa itu?"

"Kamu tidak tahu? Benda bulat besar di sekeliling kita ini adalah planet, terdapat berbagai kehidupan dimasing-masing planet."

Rindou terdiam dan mencari sekitar, "Raia apa kamu salah lihat? Tidak ada benda besar berbentuk bulat di sekitar kita apalagi dilangit, hanya ada hitam dan gelap."

Raia terperangah saat pikirannya kacau, Rindou tidak meihat planet? Lalu apa yang ia lihat?

Raia berbalik ke arah ayah, ibu, Nita dan Sany. Ia berharap mereka mengatakan sesuatu dan membantah Rindou.

Ayah dan ibu, masih mudah dan memiliki pendengaran yang baik, sementara Sany dan Nita, mereka adalah assasint dengan indra yang ditingkatkan, suara Raia terdengar sangat jelas di telinga mereka.

Ya, mereka berbicara, tetapi itu membuat hati Raia semakin tenggelam.

"Raia, ceritakan mimpi indahmu nanti dengan ibumu oke?"

"Tuan muda? Apa kamu terlalu banyak berimajinasi."

"Aku juga ... Tidak melihat apapun."

"Mungkinkah kamu terkena Mind Corrupt? Kami menyebutnya seperti itu jika salah satu anggota keluarga kami pertama kalinya keluar rumah. Tapi hanya beberapa dalam 2 ribu tahun terakhir."

Kali ini ayah yang berbicara dalam mode serius.

Raia terdiam, ia menemukan bahwa dirinya tidak memiliki peluang untuk berargumen lebih lanjut.

"Sebenarnya, apa yang kalian lakukan disini?" Raia mengalihkan pembicaraan.

"Aku menemukan retakan cahaya, menurut perkataan leluhur kelima, dengan melewati retakan adalah  satu-satunya kesempatan kita untuk keluar dari sini."

"Hentikan basa-basi tidak berguna itu, bantu aku untuk memulihkan energiku yang terbuang." Rindou berbicara dengan nada berat dan serak.

Raia memperhatikan Rindou yang menancapkan tubuh utamanya di tanah, tubuh manusianya terlihat mengucurkan keringat tanpa henti sementara pedang besarnya terus berdetak sangat cepat.

Ibu menangkupkan kedua telapak tangannya, "Dengan restunya, kami berbagi kelebihan!" kemudian array sihir berbentuk lingkaran menyelimuti mereka semua.

Pola di lingkaran sihir itu unik dan penuh pesona, tetapi Raia tidak berani mengendur, dan segera mengeluarkan energi yang sangat besar keluar dari tubuhnya.

Bam!! Aura biru muda dan merah muda meledak keluar dari saudara kembar saat mereka berpegangan tangan.

Bam!! Energi yang penuh kebuasan dan kekacauan meledak dari tubuh ayah.

Bam!! Energi ayah meledak lagi tetapi kali ini kebuasannya meningkat beberapa kali lipat.

Raia melirik ke arah ayah dan kagum, "Level 90?!"

Semua energi yang meledak keluar dari tubuh masing-masing, terserap kedalam tanah yang membuat lingkaran sihir bersinar semakin cerah.

Dan aliran energi yang sangat besar di dalam tanah, diserap oleh pedang besar yang warnanya semakin cerah.

Satu jam berlalu sangat lama.

Energi di tubuh mereka semua telah terkuras habis, ayah dan saudara kembar sudah berkeringat hebat saat mereka terus menerus mengeluarkan energi mereka selama satu jam berturut-turut.

Raia entah kenapa tidak ingin menyerah, melihat harapan diwajah mereka semua.

Ibu, dialah yang pasti paling kelelahan dari semuanya, ia harus mengeluarkan energinya, walaupun sedikit tetapi jika dilakukan sambil fokus dengan mempertahankan suatu sihir, maka ia akan cepat kelelahan dan jangan lupakan konsumsi energinya juga cukup besar.

Raia tidak ingin menyerah, ia terus mengeluarkan energinya saat ia mengutak-atik system.

'Apakah ada sesuatu yang bisa digunakan dalam situasi ini, Rui?'

Ding!

[Pil darah biru

Efek: Bisa digunakan untuk menambah energi anda (mp) sebanyak 50.000 point.

Kerugian: Konsumsi dua dalam sehari dapat merusak tubuh.

-Hanya bisa digunakan oleh anda

Batas pembelian: 0/2]

[5.000 Sp per unit.] [beli]

Raia segera menekan opsi beli dan dua pil bulat seperti kacang berwarna biru muncul di telapak tangannya.

Tanpa pikir panjang lagi, ia segera memakannya sekaligus dan ia langsung merasakan tubuhnya penuh vitalitas tetapi keanehan juga hadir disisinya.

Raia segera mengeluarkan output energi yang lebih besar dan lebih banyak daripada sebelumnya.

Semuanya melirik kearah Raia dan menggertakan gigi, "anakku pasti menderita." pikir ibu saat ia meningkatkan output energinya.

Ayah merasa sakit hati dan wajahnya terdistorsi, sebagai level 90 ia memahami bagaimana rasa sakit dari terus menguras energinya, sesuatu  secara paksa mengeluarkan tulangnya dari tubuhnya.

Sany dan Nita, mereka tidak punya energi lagi dan terjatuh saat mereka berpegangan tanah, sesekali mereka akan mengirimkan energi yang tersisa. Mereka berdua sudah jelas berada di ujung tanduk.

Satu jam berlalu lagi ayah, ibu, Raia dan Rindou masih berjuang, tetapi saat langit bergumuruh dan mengeluarkan suara yang tidak enak, cahaya yang sebesar beberapa ratus kilometer, perlahan mulai memperbaiki diri dengan sangat cepat, mereka menghentikan tindakan untuk mengeluarkan energi lebih lanjut.

Rindou yang sedari tadi diam, sekarang berbalik dengan ekspresi sedih, ia berbicara dengan nada ceria tetapi itu hanya menambah suasana berat.

"Sepertinya kali ini juga gagal. Dan kali ini cukup parah hehe?" Rindou terlihat sangat kecewa.

Raia tidak paham dan hanya mengikuti alur sejak tadi, tapi sekarang ia penasaran tentang hal ini, ia merasakan firasat buruk sejak tadi tapi tidak tahu itu merujuk pada apa.

Ia hanya merasakan firasat buruk yang semakin membesar seiring waktu berlalu di luar. Ia ingin segera kembali ke dalam rumah, dan bersantai tetapi tubuhnya menghianatinya.

Ia ambruk dan jatuh ke tanah dengan pantatnya terlebih dahulu, tubuhnya nyeri dan ia ingin tiduran tetapi ia berusaha untuk bertahan duduk.

Karena mengeluarkan energi yang jelas lebih besar daripada yang dapat ditampungnya, tubuhnya mengalami kerusakan internal dan butuh beberapa minggu untuk sembuh.

Ia ingin bertanya tetapi menyadari bahwa ia sendiri tidak memiliki tenaga untuk berbicara.

"Menurut kalian, bagaimana dengan yang kami bicarakan beberapa jam lalu."

Sany dan Nita, pingsan karena kelelahan, mereka bersandar satu sama lain. Oleh karena itu mereka tidak mengetahui percakapan ini, tetapi Raia saat ini menghadapi masalah, ia bingung.

Ayah, dia selalu ceria, menjengkelkan dan banyak bicara lalu berisik, tapi dialah yang selalu mencairakan segala suasana tegang, tetapi ayah yang ceria itu menunjukan ekspresi sedih.

Ibu, ibu menatap kami bertiga dengan penuh kesedihan, Raia bingung dan  kesabarannya hampir habis. Ia merasa jengkel karena tidak mengerti apa yang mereka bicarakan hingga akhirnya ibu berjalan dan memeluknya dengan erat.

Sangat erat, ia menangis saat memelukku, aku merasakannya ... Suhu hangat dari tetesan air mata yang jatuh di bahuku. Aku mendengarnya ... Aku mendengarnya saat ia menangis tersedu-sedu dan memelukku lebih erat, seolah-olah ia takut kehilanganku.

Ibu, jangan sedih.

Aku ingin mengatakan itu, tapi tidak terdengar suara sedikitpun.

Aku mencoba memeluknya, tanganku bergetar hebat tetapi berhasil memeluknya.

Kehangatannya, aku ingin merasakannya lagi, tersenyum dan bergembira disisi ibu adalah kenangan yang indah.

Apa-apaan?

Kenapa aku ... Menangis?

Tidak, tolong jangan katakan bahwa aku menangis?!

Apa yang terjadi?

Suasana nampak sangat sedih, ya, itu salah suasananya, mereka membuatku sedih. Mereka membuatku sedih. Mereka membuatku menangis.

Tidak, siapapun, biarkan aku menangis, setidaknya untuk saat ini.

Tidak tahu apa penyebabnya, mungkin ini karena emosiku yang belum dewasa? Biasanya anak-anak akan menangis apabila melihat ibunya menangis, ya pasti itu.

Setelah 10 menit, aku dan ibu menangis, ia melepaskan pelukannya dengan enggan. Aku melihat wajah ibu terdistorsi oleh kesedihan, melihatnya saja, aku merasa emosiku melonjak dan ingin memeluknya.

"I-i ... Bu." betapa lucunya, hanya mengatakan beberapa kata sederhana saja tidak bisa.

Aku ingin bergerak dan berjuang untuk memeluk ibu kembali, tetapi tubuh perlahan di serang gelombang rasa sakit terutama di bagian dada. Tapi tetap saja, aku tidak menyerah, ibu menangis melihatku tapi yang kuinginkan hanyalah mengusap air matanya.

Aku berhenti bergerak, tubuhku sukit digerakan, seolah-olah aku mengkristal. Tepat saat aku memikirkan hal itu, aku melihat tubuhku dikurung oleh semacam kristal yang trasfaran.

Aku terkejut dan mengetahui itu adalah perbuatan ayah, ruangan di dalam kristal memiliki ruang bebas yang sangat sedikit, itu membuat pergerakan ku terbatas.

Ayah, mengucapkan beberapa patah kata dan aku dapat mendengarnya sejelas biasa, "Seorang lelaki tidak boleh menangis oke?" anda mengatakan itu tetapi anda sendiri menangis! Jangan sok keren disaat seperti ini Ayah!

Rindou mendekat, ia tidak menunjukan wajah sedih tetapi tersenyum main-main.

"Bocah~ sekaranglah saatnya bagimu untuk memulai petualangan." Rindou melambai pada Raia, ia kemudian berbalik.

Tetapi Raia yang sudah bersamanya selama 9 tahun, mengetahui apa yang terjadi pada Rindou.

Bahkan kamu menangis Rindou?

"Leluhur kelima, tolong. Ini permintaan terakhir keluarga ini."

Apa yang kamu bicarakan ayah?

Tidak ada perubahan lain, tetapi Naga kecil berwarna biru muda yang Raia temui beberapa saat lalu muncul dari dalam tanah.

BELUT LISTRIK?!

Belut listrik memandangi Raia dalam diam, ia memiliki kesan tersendiri pada Raia.

Ia memandangi anggota keluarga lain, "adakah kata-kata lain?"

"Jaga dirimu."

"Pergilah anakku, kami akan baik-baik saja disini."

"Dia adalah suamiku, jika kamu menanggapku istrimu, maka jangan lupakan aku."

"Begitulah bocah, kamu adalah harapan terakhir kami, seperti yang kukatakan padamu sebelumnya, terbanglah."

Kemudian lingkaran sihir menyelimuti krital Raia, lingkaran sihir itu indah, tetapi pemberitahuan terdengar.

[Keberadaan level 100 Dewa alam rendah]

"τηλεμεταφορά!!"

Bajingan! Hentikan mantra teleportasi itu?!

[Energi super besar disumbangkan langsung kepada Host!]

[Energi penuh]

[Kelebihan muatan!]

[Danger!!]

[IS: Infinite Sleep memaksa kesadaran Host untuk Berhibernasi]

[3 ... 2 ... 1]

Raia tidak membaca semuanya tetapi saat hitung mundur mencapai angka satu, kesadaran yang tersisa ditubuhnya memudar sangat cepat.

Saat Raia menutup mata untuk berhibernasi, tubuhnya yang dikurung dalam kristal tiba-tiba muncul di depan keretakan raksasa yang perlahan menutup.

Tetapi tubuh Raia berhasil melewati cahaya menyilaukan itu dengan mudah.

...

Dipadang rumput yang luas dengan sapi-sapi memakan rerumputan, seorang wanita diam-diam bermeditasi di tengah-tengah.

*Ssqqqueeee*

Saat suara melengking terdengar, wanita itu membuka matanya dan melihat meteor yang melintas diatasnya menciptakan awan yang bercabang.

"Indah."

...

Chapter terakhir volume 1 pertama, baca chapter 21 yang akan diupdate 1 hari kemudian untuk mengetahui awal dari Vol 2.

_Strawberry_Fresh_creators' thoughts