webnovel

Mati dengan Cara Menyakitkan

"Apa rencanamu?" tanya Sandra pada Julia."Apa kamu ingin menghukum mereka berdua?" Julia menarik nafas berat. "Aku bukanlah orang yang adil dan bukan orang baik pula, aku tak berhak memberikan hukuman. Karena itu tugas seorang yang adil, dan karena aku bukan orang baik, jadi bukan tugasku berbuat baik kepada mereka", Sandra tersenyum. "Mari kita tunggu berita!"

Di Jakarta.

Johannes sungguh putus asa. Hidupnya serasa hancur. Dunianya runtuh. Kiamat ada di dalam hatinya. Impiannya musnah. Semua harta yang telah diperolehnya secara ilegal sudah tak berguna lagi. Semua karena Roberta. Wanita palsu itu telah menipunya. Meskipun menurut pengakuan Roberta, dirinya telah diserang Penyakit Menular Seksual (PMS), tetapi menurut Jo, Roberta telah berbohong. Penyakitnya lebih parah dari itu.

Jo mengamuk di telpon. Telinga Roberta serasa hangus oleh amukan Jo. Mulut pria itu ternyata lebih keji dari seorang pembunuh.

Tapi bukankah Jo memang seorang pembunuh. Jo dicurigai telah dengan sengaja membuat kecelakaan gang telah mengakibatkan kedua orang tuanya meninggal. Meskipun kecurigaan itu tidak terbukti. Tapi suami Julia itu memang berhati kejam. Dia menipu banyak wanita, menikahi janda-janda kaya lalu menguras hartanya.

Hukuman dengan penyakit palsu cukup menyakiti Jo hingga membuat pasangan selingkuh ini cukup membuat rambut memutih dengan cepat.

Tanpa sengaja Reva mendengar bahwa ternyata Roberta adalah kekasih Johannes. Roberta menderita PMS atau sejenisnya yang lebih mengerikan. Roberta berhubungan dengan Jo. Berarti dirinya?! Reva jatuh terkulai lumpuh. Kiamat terjadi di pelupuk matanya. Revaline akan akan segera mati dengan cara menakutkan.

Reva tak tahu harus berbuat apa.

Di London Julia dan Sandra mendengarkan percakapan Roberta dengan Jo di telpon yang di loudspeaker.

"Apa kita sangat kejam?" tanya Sandra setelah Roberta selesai melakukan percakapan di telpon dengan Jo.

'Kita tidak membunuhnya, hanya saja Jo serasa terbunuh meskipun dia masih hidup. Ketika dia sadar kalau dirinya ternyata baik-baik saja, saat itu dia sudah menjalani proses pertobatan, tentu saja kekejaan itu akan terlihat baik nantinya", Kata Julia bijak. Sandra lega, dia orang paling tidak tegaan. Roberta tertawa. "Ini baru awal, aku hanya meletakan bom ketakutan, bom itu tidak meledak, mereka sendiri yang akan menjinakkan bom itu nantinya. Siapa yang salah, biarkan mereka bertobat!" Roberta meskipun dia merasa paling banyak dosanya, tetapi ia punya moral yang baik membuat orang lain bertobat.

Jo jelas sakit hati dan mengamuk. Paling tidak dia shock dulu sebelum memastikan dirinya terjangkit penyakit yang mematikan atau tidak ke dokter atau rumah sakit tertentu. Meskipun Roberta tidak memastikan dirinya terkjangkit virus HIV tetapi Jo punya kesimpulan sendiri tentang penyakit yang bakal di deritanya.

Tetapi di benaknya sudah tertanam kalau dirinya juga sudah terjangkit virus yang sama, hanya menunggu waktu saja.

Di tempat yang berbeda. Revaline menelpon ibunya. "Ibu aku sakit, bisakah ibu menemaniku?'" Revaline terisak tak sanggup bicara lagi. Dia jatuh pingsan di rumahnya. Ketika Yanuar datang, dia menemukan Revaline tergeletak di lantai tubuhnya dingin.

Terlalu lama terbaring di lantai selama kurang lebih 4 jam tanpa pertolongan. Yanuar segera membawanya ke rumah sakit. Relina kehilangan kesadaran selama 2 hari. Yanuar cemas. Kedatangannya ke Jakarta untuk menjemput istrinya yang tak pulang selama 10 hari, lupa dengan keluarganya. Padahal dua orang anak mereka sedang sakit.

Rupanya istrinya malah terkapar tak berdaya. Belum diketahui penyebab dia sakit dan tak sadar. Besar kemungkinan dia mendapat serangan jantung.

Ibu Yanuar menyusul ke Jakarta bersama si kembar, Batara dan Ayunda. Dua orang bayi kembar itu harusnya mendapatkan ASI dari ibunya. Dua bayi sudah pandai tengkurap dan mengoceh. Mereka sangat menggemaskan.

Yanuar tidak tahu kalau Revaline sudah berniat meninggalkan keluarganya, meninggalkan bayi kembar lucu tersebut dan memilih Johannes yang mata keranjang itu. Malah pria yang dicintainya itu membuat bom di jantung Revaline, membuatnya terkapar tak berdaya di ranjang rumah sakit. Revaline terserang Stroke. Dia lumpuh. Tak mampu bicara. Yang tersisa dari dirinya yang cantik adalah rasa penyesalan dan ketakutan.

Beruntung sekali masih di beri kesempatan hidup sehingga dia punya waktu untuk bertobat.

Revaline menyesali perbuatannya di masa lalu, dia menyesal dan takut menularkan penyakit menakutkan kepada suaminya, Yanuar yang baik dan kedua bayi kembar tak berdosa itu.

Air mata tak henti mengalir dari wajahnya yang cantik. Yanuar mengusap air matanya dengan lembut. Sungguh lelaki itu terlalu baik untuk di sakiti dan di khianati.

Tak ada gunanya lagi punya wajah cantik, tubuh indahnya pun tak ada guna. Rambut indahnya pun tak bisa menutupi kekurangannya saat ini.

Suara merdunya tak mampu dikeluarkannya lagi. Padahal suara indahnya sangat memikat dan menggoda.

Harta yang di kejar mati-matian tak membawanya ke arah kemulyaan dan kebahagiaan.

Revaline hanya seonggok daging yang bagus dan indah tapi tak berguna dan tak dapat di banggakan.

Apa artinya semua itu dia miliki, kalau di ujung hidupnya hanya menjadi beban orang lain.

Revaline hampir kehilangan orang-orang yang sungguh-sungguh mencintai dan menyayanginya.

Kalau saja dia sempat menggugat cerai Yanuar. Mungkin saat ini dia adalah seorang pesakitan gelandangan yang tak bisa berobat dan dibiarkan tak berdaya hingga mati percuma. Dia tak dikenal, mayatnya akan di sebut Mrs X. Lalu dijadikan bahan percobaan untuk praktek kedokteran.

Atau dia mati sendirian di rumah, lalu mayatnya membusuk di rumahnya dan jadi bahan pembicaraan yang mengerikan. Atau dia jadi mati penasaran dan menghantui semua orang yang datang ke rumahnya.

Memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk itu, membuat Revaline menangis tanpa suara dalam penyesalan yang panjang.

Yanuar mendampinginya dengan sabar. Mengangkatnya tubuhnya yang ringan ke kursi roda, berjemur di depan paviliun rumah sakit bersama kedua bayinya. Dalam satu minggu Revaline sudah kehilangan bobot tubuhnya.

Ponsel Yanuar berdering. Dari Julia kakak ipar Revaline.

Julia mengabarkan telah bercerai dengan Johannes kakak Revaline, dia juga menanyakan kabar kedua keponakannya, dan juga Revaline tentunya.

Yanuar mengabarkan apa adanya tentang keluarganya di Jakarta dan istrinya yang terkena serangan stroke. Revaline dan lumpuh.

Roberta dan Sandra turut mendengarkan bersama pembicaraan itu.

Mereka sudah menduga Revaline bakal shock, tetapi tidak menyangka Revaline terjatuh separah itu. Padahal serangan itu sasaran utamanya adalah Johannes. Tentu saja Renvaline yang bercinta dengan Jo kakaknya itu tidak mungkin tidak mendapatkan 'bonus'nya juga.

Tidak ada kabar tentang Johannes, pria itu menghilang entah kemana.

.....

Yasmin duduk bersimpuh di atas sajadah. Sungguh ia tak tahu harus berbuat apa. Semalaman ia tak tidur memikirkan Relina, putri kesayangannya. Telpon dari anaknya itu kemaren terputus. Tak ada kabar lagi sesudahnya.

.