Yah layaknya mentari yang terbit ditanah tandus tak ada pandangan yang mengesankan tak ada hari yang berwarna cerah itulah yang kurasakan saat kepergian ibuku
Hampa yang terasa membuatku terbiasa dan tersiksa cuek dingin itulah yang orang katakan saat mengenalku, namun aku tak perduli yang terpenting sekarang adalah aku harus segera meyelesaikan sekolahku agar aku bisa segera pergi dari kejenuhan ini
Ya sekolah, sekarang aku baru menginjak kelas 10 SMA. Seminggu setelah kepergian ibuku aku mendapatkan beasiswa di USA dan tentu saja aku menerima beasiswa itu, karena aku hanya ingin mencoba suasana baru, tapi yang mengesalkan keberangkatanku ditunda menjadi sebulan lagi hentah apa penyebabnya yang jelas ini membuatku harus bertahan lebih lama dikejenuhan ini
Dua minggu setelah kepergian ibuku ayahku mengalami kecelakaan aku semakin stress aku merasa hidupku akan hancur dengan terpaksa aku harus menuruti kemauan ayahku agar setelah lulus aku harus segera menikah supaya ada yang melanjutkan perusahaan ayah
Dan hari ini untuk kesekian kalinya aku berdiri didepan sekolah tentu saja rasa jenuh ini semakin menghantuiku sangat tidak betah rasanya
"Woyy Rin! Ngapain lo bengong disini?!".
"Brisik". Balasku sambil meninggalkan Lena menuju kelas
"Yaelah gitu amat lo". Ujarnya sembari memanyunkan bibirnya
Istirahat tiba kini saatnya aku menuju tempat favoriteku dari beberapa minggu terakhir, yah perpus adalah tempat favoriteku, tentu saja karena tenang dan tentram hentah mengapa aku sedikit merasa bahagia ketika bertemu kesunyian yang damai contohnya seperti perpus ini
Selang beberapa menit aku membaca buku ada seorang siswa yang duduk disebelahku membaca dengan tenang hentah mengapa kehadirannya membuatku risih, namun melihat wajahnya sekilas membuatku bingung, ya karena aku mengenalnya dia adalah Angga kakak kelas yang setauku dia anak brandal sering terlibat tauran dengan beberapa sekolah dan sudah banyak anak seumurannya yang menjadi korban bulliannya dan saat ini kebingunganku akan menjadi kebingungan yang bersejarah
Tak satupun orang yang akan menyangka anak seperti dia akan ke perpus saat jam istirahat, karena kebingungan yang membebankan aku memutuskan untuk pindah tempat