webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · อะนิเมะ&มังงะ
Not enough ratings
273 Chs

73.) Terserah

Jam 6 petang

"Berkumpul" Teriak Daichi

Setelah kami para member klun voli berkumpul.

"Kalian sudah berlatih keras, Hari ini tidak ada latihan lebih, kalian rawatlah stamina rencananya besok jumat kita akan lari lari sore berasama" ucap Ukai sensei

"Eh tapi aku masih ingin belajar servis sensei" teriak Tanaka

"Sudahlah Tanaka kamu tau kan jika membantah sensei?" tanya Suga

"Sensei tidak melarikan kalian jika mau latihan silakan latihan tapi jangan di sini sebab kita tidak mendapatkan izin hari ini"

"Bilang dari tadi jika itu alasan utamanya sensei!" teriak kami memarahi sensei

"Hahaha maaf maaf, tapi jujur Takeda sensei selaku peminjam gedung gagal mendapatkan izin hari ini, sebab beberapa alasan yang tidak dapat sensei sebutkan"

"Benar, maaf ya kalian semua, sensei selaku penangung jawab gagal mendapatkan izin gedung hari ini"

"Tidak apa sensei" ucap Asahi dan Daichi

"Haruka kenapa kamu angkat tangan"

"Jumat tanggal 26 kita masih latihan di sini atau langsung ke rumah ku sensei?"

"Langsung ke rumah mu saja sepertinya, jumat gedung ini sudah tidak boleh di pakai sebabnya"

"Baiklah sensei, lalu urusan camilan apa aku yang perlu menyiapkan?"

Teman teman yang mendengar langsung memfokuskan pendengaran.

"Tidak usah, kita kan sudah pesan makanan di restoran kamu juga, jadi urusan camilan malam biar sensei dan uang kas kita gunakan"

"Baiklah sensei"

"Sensei ketika kita di Sendai kita akan menginap di mana?" tanya Kinnoshita

"Pertanyaan bagus Kinnoshita kun, saat di Sendai kita akan balik pulang sepertinya sebab sayang juga jika di gunakan untuk penginapan, tapi sensei berjanji jika kalian semi final lolos sensei dan sekolah akan berusaha mendapat uang untuk kalian menginap agar fisik tidak terganggu" ucap Takeda Sensei

"Kita berangkat kapan sensei?" tanya Nishinoya

"Sebab di pertandingan kita harus daftar ulang minimal jam 8 pagi, sensei maunya berangkat dari sini jam 5 pagi, perkiraan waktu sampai jam 7 kurang"

"Kita akan karantina di sekolah sensei?" tanya Daichi

"Iya kita akan melakukan karantina di sekolah agar tidak tunggu menunggu saat akan berangkat"

"Sensei aku ada saran" ucap Yachi

"Apa itu Yachi?" tanya Takeda sensei

"Begini aku berminat untuk mengumpulkan donasi secara online untuk klub kita untung untung bisa menambah uang penginapan jikalau kurang lebih nya jika ada bisa di masukan kas"

"Ah benar juga kita kan punya artis di sini" ucap Ukai sensei

Semuanya menghadap ke aku.

"Jangan, aku tidak suka jadi model" ucap ku

"Ayolah Haruka kun demi klub" mohon Yachi

Aku yang melihat mata ikan semua member manjadi risih.

"Baiklah, baik, akan aku lakukan tapi lebih baik kita juga bersama bergantian jadi model"

"Nah itu boleh juga" ucap Takeda sensei

"Lalu kapan kamu akan memfoto mereka?" Tanya Ukai sensei

"Besok sensei"

"Kalian dengar kan, jadi besok bawalah sragam kebanggaan Karasuno" ucap Ukai sensei

"Kami dengar sensei"

Latihan hari ini di bubarkan, besok kami akan langsung latihan di rumah ku sementara akunya sendiri akan pergi dengan Saki ke pasar malam.

Aku datang ke restoran untuk mampir saja.

"Eh sebentar Saki tadi apa sudah bilang ke Sakura sensei ya masalah manggung?" ucap ku sendiri

"Saki tadi kamu sudah meminta penjelasan dari Sakura sensei?" Kirim pesan ku pada Saki

Aku malah di telepon oleh Saki.

"Sudah, katanya kita dapat tempat jam 12 siang sampai jam 1, sekarang kamu ada di mana Haruka kun?"

"Aku sedang menuju ke restoran, apa kamu sudah balik juga dari belanja bersama ibu?"

"Sudah, ini aku juga ada di restoran, tapi di ruang manager"

"Baik aku akan menyusul ke sana"

Ku matikan telepon, lalu masuk ke restoran lewat pintu belakang.

"Ah Haruka san ada ternyata ku kira siapa" ucap Si moo

"Ini aku, eh Si moo bagimana kabar wanita yang kamu incar itu?"

"Jangan ingatkan aku lagi Haruka san, itu terlalu perih untuk di ingat, untung saja kamu mengatakan padaku bahwa wanita itu bukan orang baik baik"

"Hahaha, wanita banyak, jadi jangan sampai menangis hanya karena tidak dapat wanita yang kamu inginkan"

"Iya Haruka san, aku sudah sadar bahwa hubungan ku bahkan denganya belum sampai pacaran hanya sekedar janji di masa kecil jadi untuk apa aku juga menangisinya"

"Baguslah, tapi ingat loh ya jangan cari pacar di tempat kerja ini" ucap ku

"Baik Haruka san aku paham kok peraturannya"

"Baguslah, aku lanjut dulu ya"

"Iya silahkan Haruka san"

Aku berjalan dulu ke ruangan staf, aku iseng iseng memakai pakaian pelayan dan mulai melayani di depan tanpa ada yang melihat itu aku.

Namun sayangnya di depan aku langsung terlihat, mungkin wajah tampan ku mencolok di antara muka muka pasaran.

"Eh Haruka san" ucap Yui kaget

"Haruka san, ku kira kamu tadi Sakurai senpai" ucap Takanshi

"Shuut diam, jangan banyak omong lanjutkan saja pekerjaan kalian" ucap ku

"Umm, tapi anda mau melayani?" tanya Takanshi

"Iya hus sana sana"

"Baiklah semoga beruntung Haruka san"

Aku mendatangi pintu depan karena ada pelanggan yang baru masuk.

"Hey pelayan berikan kami meja untuk 7 orang cepat!" teriak salah satu berandalan

"Maaf tuan, sekalian kalian ini mau makan atau apa?" tanya ku

"Tentu saja kami mau makan jadi cepat antarkan"

"Baik"

Aku mengantarkan mereka dan mulai mencatat pesanan mereka.

"Hmm bau bau pertarungan ini"

Dengan tampilan berandalan tapi pesanan mereka bahkan lebih dari 70 rb yen.

Aku tetap mengantarkan pesanan para koki yang melihat ku pun kaget sebelumnya.

"Tenang jangan kaget aku hanya iseng saja"

"Hanya iseng?" tanya Megumi

"Iya, lalu berikan aku pesanan ini ya"

"Baik, Satou san kamu urus yang bakso dan Omelate ya, aku akan mengurus yang oseng guritanya"

"Omelate biar aku saja" ucap Sayu

"Baik Sayu san"

Aku mengantarkan pesanan pada mereka di bantu oleh Daisuke.

Lalu aku kembali dan masuk ke ruang manager.

"Lama sekali, lalu kenapa pakai seragam pelayan" ucap Saki

"Aku lagi ingin coba coba, jadi aku pakai"

"Kamu terlihat tampan Haruka kun"

"Aku memang tampan, dengan kaos pun juga tampan, apalagi jika dengan kemeja"

"Tapi aku lebih suka saat kamu telanjang dada,, itu lebih sexy"

"Hus, jangan aneh aneh bicaranya" ucap ku

"Tapi beneran sexy"

"Jangan di bicarakan juga di sini"

"Hahaha, Eh Haruka kun, aku mau tanya juga nanti saat manggung di hari selasa kita mau menyanyikan lagu apa?"

"Saranmu bikin sedih atau bikin senang?"

"Bikin sedih saja, sebab band berikut genre musiknya gembira"

"Ya gampangnya kita menyanyi lagumu saja, lalu lagu cover lemon, Kokoronasi dan yang terakhir white album saja"

"Tidak ada lagu baru?"

"Tidak usah, penonton ingin mendengar lagu utama kita harusnya"

"Oh begitu rupanya"

"Sebentar ya aku telepon Kyouko san dulu"

"Untuk apa?"

"Ada pelanggan yang tidak mau bayar"

"Dimana mereka sekarang?"

"Masih makan, sebentar dulu ya"

"Umm"

Aku telepon Kyouko san

"Halo ada apa bos"

"Ada pelanggan yang tidak mau bayar"

"Katakan padaku ciri ciri orangnya"

"7 orang laki laki kelihatan berandalan, ya suruh antek mu untuk berjaga di luar restoran, nanti ku beri kode"

"Baiklah"

Beberapa menit kemudian benar saja mereka makan tanpa mau membayar.

"Sudah tenang lah Takanshi kun nanti bakal bayar kok" ucap ku

"Tapi Haruka san"

"Percaya padaku saja"

"Umm baiklah Haruka san, tapi gajiku di pertaruhkan di sini loh"

"Iya tenang"

Kami menunggu selama 10 menit.

Mereka datang kembali ke mari dengan kondisi yang babak belur.

"Katakan tuan berapa harga makanan kami?"

"200rb yen" ucap ku

"Apa? Bukankah hanya 70rb yen?"

"Itu tadi, tapi kalian sudah menyebabkan keributan di sini loh jadi bayar atau kembali di hajar"

"Kami akan bayar tuan maafkan kami"

Mereka membayar padaku sebanyak 200rb yen, lalu pergi.

Ku ambil 50 rb yen dan ku berikan pada antek Kyouko san.

"Terima kasih Haruka san, jika ada masalah lagi katakan saja pada bos kami, kami akan selalu datang saat di suruh"

"Tentu, sekarang kalian cepatlah kembali, nanti pelanggan ku ketakutan"

"Baik Haruka san"

Aku ke kasir dan memasukkan uang 150rb yen sisanya.

"Anda hebat Haruka san" ucap Takanshi

"Ya, jika ada kejadian serupa lakukanlah seperti aku, telepon dulu Kyouko san dan saat mereka kembali ke sini tari biaya 250% lebih banyak"

"Baik Haruka san jika ada akan ku lakukan"

"Ngeri" pikir Takanshi

Jam 7 malam.

"Saki aku pulang" ajak ku

"Oke aku juga sudah gerah"

"Kalian kami pamit pulang dulu ya" ucap ku pada para staf

"Baik Haruka san dan Saki san" ucap mereka

Kami mampir dulu ke supermarket untuk beli bahan makanan.

"Mau makan daging sapi Haruka kun?"

"Boleh saja"

"Yang kobe?"

"Jangan, yang biasa saja, yang Kobe rasanya memang enak tapi aku kurang suka"

"Sebab Harganya?" tanya Saki

"Ya itu juga penyebabnya, coba pikirkan hanya sepotong 100 garm di jual 10rb yen coba"

"Kan sebanding dengan Harganya juga"

"Ya pokoknya jangan lah" balas ku

.

"Minumnya ganti jus jambu Saki chan"

"Aku kurang suka jambu"

"Aku suka jadi beli saja yang 1 liter, kalau kamu suka yang lain ambil saja tapi yang 1 liter juga"

"Oke, ku ambil jus melon kalau begitu"

.

"Mau acar?"

"Aku tidak suka yang masam Saki chan"

"Huh ketidak sukaan mu kadang membuat aku repot"

"Ya maaf, orang tidak suka mau gimana lagi"

"Iya iya sayangku Haruka kun, asinan mau kalau begitu?"

"Rasanya gimana?" tanya ku karena aku belum pernah merasakan

"Ya agak asin tapi menyegarkan"

"Ambil saja satu toples tapi yang buah yang kuning itu saja"

"Carica?"

"Hah, apa?" tanya ku karena tidak terlalu dengar

"Carica, buahnya seperti pepaya tapi lebih kecil"

"Tidak masam kan?"

"Tidak, kan aku sudah bilang ini asinan jadi asin bukan masam"

.

"Melihat lobak aku jadi kepikiran bikin oden"

"Oden di musim panas?"

"Ya makanya saat malam saja"

"Jangan oden, kita simpan menu itu di musim dingin saja"

"Baiklah, lalu kamu maunya sayur apa?"

"Bikin terong bakar dengan sambal hijau saja" balas ku

"Kamu doyan kaya gitu?"

"Yang penting tidak masam aku suka"

"Hmmm dasar"

Jam 7.30 kami selesai belanja

"Nanti makan malamnya tetap Kare loh Haruka kun"

"Iya iya Saki sayang"

Brom..

Mobil melaju ke rumah kami.

Hanya butuh 2 menit kami sampai di rumah.

Di rumah kami langsung mandi lalu dudum santai sambil makan di ruang keluarga.

Note : adat makan di meja makan ada tapi khusus jika hanya Haruka dan Saki di rumah mereka tidak menjalankan adat tersebut.

"Oh iya Saki chan, mulai besok sabtu minggu depan hingga minggu paginya anggota klub voli laki laki ingin menginap di sini"

"Heh kamu yakin? Bukankah klub voli itu banyak membernya? Mau di suruh tidur di mana?"

"Ya yang wanita akan ku suruh di kamar, lalu para sensei juga di kamar, tapi untuk membernya aku suruh tidur si ruang keluarga ini"

"Lalu apa aku perlu bikin camilan?"

"Bikin saja, sebab kita tuan rumah dan mereka tamu"

"Lalu makanya mereka?"

"Aku sudah pesan tadi di restoran"

"Oh ku kira aku yang masak juga"

"Tenang, jikalau di suruh pun akan ku tolak, aku tak ingin buat kamu lelah"

"Ya bukanya lelah, aku tidak masalah juga kok jika di suruh masak, cuma aku hanya minta bantuan sedikit"

.

Jam 9 malam

"Ayo main Saki chan sudah lama kita tidak main"

"Main apaan sayang"

"Main itu"

"Itu yang mana?"

"Bermain di kamar"

"Main monopoli?"

"Ish jangan menggoda aku Saki chan"

"Aku sedang lelah tapi Haruka kun"

"Hanya satu ronde"

"Kamu bisa pegang omonganmu?" tanya Saki

"Entahlah"

"Dasar suami ku!"

"Jadi mau?" tanya ku lagi

"Iya, gendong aku ke kamar"

"Sip dah" ucap ku

.

Di dalam kamar.

"Saki chan kenapa tidak di lepas?"

"Dingin, begini saja ya"

"Nanti kotor loh"

"Ya tinggal ganti baju, selepas acara kan kita bakal mandi juga"

"Oh benar juga"

Ku dorong tubuh Saki dan menindihnya.

"Jangan kasar Haruka kun"

"Maaf jika terlalu keras mendorong mu hehe"

Ku cium bibirnya dan ku pegang oppainya Saki dengan lembut.

"Ahhh Haruka kun langsung saja"

"Sebentar"

"Mau apa lagi"

"Pakai pengaman"

"Oh benar juga ini kan hari suburku, awal loh ya jangan sampai di robek lagi pengamannya"

"Aku coba sayang"

.

.

Jam 11 malam kami mandi lagi untuk yang kedua kalinya.

"Ahh area bawah ku masih sensitif sekali" ucap Saki

"Mau di lanjutkan?"

"Jangan aneh aneh Haruka kun, aku sudah terlalu lelah"

"Ya siapa tau masih mau"

Selepas mandi kami tidur bersama dengan posisi biasanya dimana Saki minta ku peluk.

Hari Jumat 19 Juni, jam 6 Pagi

Di rumah Haruka dan Saki.

"Haruka kun bangun, ayo mandi lalu sarapan"

Aku membuka mata ku dan ku dapati Saki sedang tidur di atas tubuhku.

"Berikan aku ciuman selamat pagi Saki chan"

Cuph

"Sudah sekarang ayo mandi lalu sarapan"

"Tentu"

Ku buka leptop untuk melihat berita pagi di meja makan.

"Ada berita apa Haruka kun?" tanya Saki

"Ini, Issa kakaknya Sayu sudah kembali ke posisinya sebagai manager utama namun di sini tertulis saham miliknya berkurang jadi 25%"

"Apa itu syarat dari orang tua mu agar memaafkan mereka?

"Ya mungkin saja, kasihan juga mereka, padahal yang mendirikan tapi hanya punya kewenangan terbatas di perusahaan mereka" ucap ku

"Dan itu salah siapa coba"

"Salah mereka sendiri lah, Shinomiya di sini tidak salah oke, kami hanya membela diri"

"Hmmm baik baik hanya membela diri"

"Hey lihat Saki chan ini ada juga berita saham Amazon mengalami kenaikan ke angka 1.200 dolar"

"Per lembar itu?"

"Iya perlembar"

"Naik berapa itu Haruka kun jikalau kita menukarkan saham kita sekarang?"

"Sebanyak 24 miliar ada di tangan kita"

"Dalam yen?" tanya Saki

"Bukan tapi dalam dolar"

"Lalu jika dalam yen?"

"Sekitar 2,5 triliun yen mungkin"

"Aku sudah tidak kaget Haruka kun, tapi aku heran kamu kok bisa bisanya ya cari uang sebanyak itu dalam waktu cepat"

"Tuhan sayang aku kali" ucap ku

"lalu saham yang lain ada peningkatan?" tanya Saki lagi

"Belum ada ini ada dari perusahaan Berkshire naik hanya 1000 dolar"

"Bukankah itu juga banyak?"

"Ya banyak jika di lihat dari jumlah nominalnya, tapi kita kan hanya punya saham di situ cuma puluhan ribu tidak sampai jutaan seperti apple dan amazon"

"Oh maksudnya lebih unggul dalam nominal namun kalah jumlah kepemilikan saham?" tanya Saki

"Ya sperti itulah"

Jam 7 kami berangkat

Pelajaran hari ini cukup membosankan bagi ku karena tidak ada ujian ataupun tanya jawab seperti kemarin, hanya menulis catatan.

Jam 2 kurang 1/4

"Huh hingga jam pelajaran berakhir pun ini masih membosankan"

"Jika bosan mari main ponsel dulu Haruka" ucap Hinata

"Eh, ini nanti tidak langsung ke gedung olahraga untuk voli?"

"Volinya kan jam 4 setelah lari lari, jadi kita masih longgar selama 1 jam"

"Jika seperti itu maka lanjutkan saja aku mau pergi ke restoran ku saja dulu"

"Baiklah hati hati di jalan"

Aku menghampiri meja Saki.

"Saki chan ayo kita ke restoran langsung"

"Kamu tidak voli?"

"Tidak, kata Hinata klub tetap di mulai jam 3"

"Tapi disini aku masih mengerjakan tugas"

"Bawa saja ke restoran nanti di kerjakan di sana"

"Baiklah"

Direstoran aku sebenarnya juga hanya duduk duduk sambil menikmati secangkir es teh.

"Andaikan ada rokok pasti lebih nikmat bersantai seperti ini" pikir ku

Saki yang duduk di depan ku.

"Kamu memikirkan rokok ya!" ucap Saki

"Lah kok bisa tau Saki" pikir ku

"Tidak tidak, aku cuma berpikir ini hari yang cerah untuk bersantai"

"Huh, jangan membohongi aku Haruka kun"

"Mana ada bohong, aku jujur asal kamu tau"

"Aku istrimu, aku lebih tau dirimu lebih dari kamu sendiri"

"Hmm tidak komentar aku jika kamu berkata seperti itu, tapi kamu duduk apa tidak mau pesan makanan?"

"Aku masih kenyang, makan siangnya juga belum tercerna dengan baik di perut ku"

"Oh begitu, hey Saki chan nanti kita jalan ke pasar malam ada rencana tidak untuk lihat tong setan?"

"Tidak disana berisik, lebih baik naik bianglala ataupun komedi putar"

"Itu mainan anak anak Saki chan"

"Tidak apa, yang penting kita bersama"

"Kamu masa kecil kurang bahagia?" tanya ku

"Eh kamu kok tau?" jawab Saki

"Astaga aku lupa jika saki sebelum sma itu dia masih pendiam dan sedikit teman" pikir ku

"Aku hanya asal menebak" balas ku

"Ya memang masa kecil ku dianggap biasa sih, bukan tidak bahagia, waktu aku kecil kan aku ini cupu, culun, dan pendiam"

"Kita berbeda sekali ya Saki chan"

"Umm, tapi perbedaan kita malah menjadi satu dan menambah erat hubungan kita, bukanya malah memecahkan hubungan"

"Ah masa?" tanya ku menggodanya

"Terserah"

"Hahahaha"

.

"Saki chan"

Saki tidak menoleh dan masih fokus pada ponselnya

"Saki chan"

Saki masih tetap fokus pada ponsel

"Saki chan"

"Ada apa Haruka kun, aku sedang sibuk promosi ini"

"Kamu promosi apa?"

"Barang"

"Kamu dapat sponsor?"

"Iya, sejak senin, lumayan lah 200rb yen sekali jalan cuma harus take video selama 1 menit sambil mengiklankan barang mereka lalu mereka sendiri yang mengedit, setelah itu aku cuma tinggal share lewat akun yt dan instagram"

"Eh iklan untuk ku tidak ada?"

"Ini iklan masker wajah wanita"

"Apa itu aman?" tanya ku

"Aku tidak mencobanya, aku menukar dengan masker wajah di rumah saat praktek di video"

"Hahaha kamu pintar Saki chan, bagusnya memang seperti itu"

"Ya aku jaga aman kan"

"Lalu iklannya satu atau berapa?"

"Ada 7 pihak iklan yang mengkontak email ku"

"kamu terima semua?"

"Yang ku terima hanya yang di atas 200rb yen saja"

"Lalu yang paling mahal?"

"Yang paling mahal 700rb yen, lalu ke dua 650rb yen"

"Dari sekian banyak iklan mereka hanya menyuruh mu yang jadi model?"

"Iya, mungkin inilah takdir pendapat untuk ku"

"Hmmm aneh sekali"

"Hey itu tidak aneh lah Haruka kun, aku cantik dan bertalenta asal kamu tau"

"Iya iya istriku memang banyak bakat"

.

"Lalu berapa lama mereka meminta untuk terus menguplodnya" tanya ku

"Aku hanya mengatakan 3 hari mulai jam 3 sore pasang ku, mereka langsung setuju"

"Hmmmm mungkin kemudahan mencari uang pada dalam diriku mulai merasuk dalam Saki" pikir ku

Note :

1 Yen(Jepang) = 130 rupiah (Indonesia)

1 dolar (Usa) = 110 yen (jepang)

.

Jam 3 sore

"Saki chan aku mau kembali dulu ke sekolah untuk kegiatan voli"

"Baiklah sana pergi, aku masih sibuk promosi iklan lagi, ada yang meminta lagi ini"

"Berapa?"

"2 sponsor"

"Aku ada?"

"Tidak"

"Hmmm"

Aku pergi belakang dulu untuk ganti pakaian dan sepatu, seragam ku ku tinggalkan di mobil.

"Baiklah waktunya berangkat lari" ucap ku

.

Kami di kumpulkan dulu di depan gerbang sekolah.

"Kalian akan lari sepanjang 10 km hari ini, gunakan usaha terbaik kalian, kita akan membangun fisik karena sensei lihat banyak yang kelelahan saat bermain di set ke 5" ucap Ukai sensei

Note : Haruka tidak pernah ikut sampai set ke 5, paling banyak hanya 3 set, sebab dia selalu izin jam 6 petang.

"Baik sensei"

"Lalu rute yang akan kita tempuh adalah, jalan ini lurus lalu menuju taman, belok kanan ke arah aliran sungai, kita jalan di sampingnya, lalu belok ke kiri ke arah jembatan, lalu belok lagi ke ke sisi lain sungai, lari lagi ke sini" ucap Kiyoko

"Baik Kiyoko san" ucap Nishinoya dan Tanaka

"Jika begitu silahkan kalian pemanasan sebentar" Ucap Takeda sensei

Kami pemanasan sebantar lalu mulai lari.

"Gila gila gila kenapa larimu secepat itu Haruka!!" teriak Nishinoya dan Tanaka yang tidak bisa mengimbangi

"Dia kan monster" ucap Kinnoshita

"Tidak kami pasti bisa sampai di titik dia berada juga"

Nishinoya dan Tanaka mencoba menaikan kecepatan lari namun hasilnya di 5 km mereka malah sudah kehabisan tenaga.

Aku dengan nomor dua berjarak 2 km jauhnya.

"Kurasa nomor 2 adalah Hinata atau Kageyama" pikir ku

.

7 km sudah aku lewati dan ku lihat teman teman lain baru sampai di sebrang sungai.

"Astaga bagaimana bisa secepat itu sih" ucap Hinata

"Aku sudah hampir mati karena mengikuti Haruka" kata Kageyama

"Jangan menyerah!" teriak ku

.

Aku sampai di depan gerbang sekolah lagi.

"Oke waktunya adalah 36 menit" ucap ku lalu mematikan stopwatch

"Eh Haruka kun" ucap Serizawa

Aku menoleh padanya.

"Halo Serizawa san"

"Kamu lari lari?"

"Iya ini termasuk kegiatan klub, kamu baru selesai belajar untuk olimpiade?"

"Iya, sudah dulu ya jemputan ku sudah datang" ucap Serizawa

"Oke, silahkan duluan"

.

Jam 4 siang

Tepat 48 menit akhirnya Hinata dan Kageyama datang dengan wajah pucat.

Langsung ku berikan mereka air mineral yang sudah di siapkan oleh pelatih dan manger di pos satpam.

"Kalian hebat, ini minum untuk mu"

"Terima kasih, waktu kami berapa?" tanya Kageyama

"48 menit, dengan rata rata per km nya 4 menit 48 detik" balas ku

"Lalu kamu berapa Haruka?" tanya Hinata

"36 menit"

"Kamu tidak kelelahan?"

"Aku sudah terbiasa, aku kan juga atlet lari asal kamu tau"

"Huhh enaknya ya jadi kamu" ucap Hinata

"Sudahlah jangan di pikiran, kalian juga sudah hebat, hitungannya adalah 1 km itu 5 menit untuk lolos seleksi provinsi jadi kalian sudah di anggap yang terdepan"

"Benarkah?"

"Iya, cek saja di google"

"Kita hebat juga ternyata Kageyama"

"Hahahah kamu benar"

Jam 4.10

Barulah para pemain lain datang bergiliran.

Namun ada yang aneh, yaitu Tanaka dan Nishinoya yang di angkut oleh mobil.

"Hahahaha lihat mereka yang pingsan kehabisan nafas" tawa Ennoshita

"Sial ini salah mu Tanaka!"

"Hey kamu juga salah sebab menyuruh ku lari duluan!" balas Tanaka dengan teriakan

"Sudahlah jangan bertengkar, kalian istirahat saja dulu, jam 4.30 datanglah ke gedung, yang sudah istirahat langsung saja ke gedung untuk mempersiapkan net dan bola" ucap Ukai sensei

"Baik sensei"