webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
377 Chs

CH.206 Kebahagiaan Simpel

Diajaki ke acara tertentu yang tidak spesial, kenapa tidak? Setidaknya aku tidak akan menarik perhatian banyak sejak dua orang yang bersamaku lebih menarik perhatian. Kalau ada apa-apa paling gampang ya tinggal lemparkan saja tanggung jawabnya ke Shin.

Setelah aku selesai bersiap-siap ganti ke gaun yang pernah aku pakai ke acara di gedung tertinggi di negara yang ada di dunia Logiate, juga rias muka ringan, aku dan Lala menemui Shin. Oh ya, gaun yang ini itu gaun yang berbeda ya, sejak yang lama sudah rusak. Katanya teman-temanku sebaiknya aku membeli gaun yang sama atau yang lebih baik, tetapi modelnya tidak jauh beda, buat kenang-kenangan mereka bilang.

"Sekarang aku tidak yakin kalau Rie tidak akan menarik perhatian. Jujur saja nih, tapi kecantikan Rie sekarang ini menyamai bahkan melebihi istriku sendiri."

"Apa sih Shin, istrimu yang cantik ini lebih dari aku. Lala kan yang terbaik."

"Kalau secara totalitas ya begitu, coba saja kayak dulu, malu-malu bagaimana begitu."

���Aishh, sudah ah, berangkat, kemalaman nanti."

Bercanda dengan mereka memang menyenangkan. Tidak bisa dipungkiri bahwa mereka itu bukan hanya pasangan serasi, tetapi pasangan seumur hidup. Mungkin kalau masalah yang mereka hadapi soal dewa takdir itu tidak ada, kehidupan mereka itu sempurna di mataku.

Namun mana mungkin aku punya hidup sebaik mereka, yang ada aku kebalikan hampir totalitas dari mereka. Ya paling baik mungkin hanyalah seperti ini, hidup tanpa masalah yang terlalu berat dan berarti untuk sementara waktu. Lihat saja, pasti ada saja tantangan yang muncul dalam hidupku cepat atau lambat.

"Oh ya, sebenarnya ini acara apa sih? Seharusnya aku menanyakan detail ini dari tadi, tetapi sekarang pun tidak masalah bukan aku menanyakannya?"

"Kalau kami bilang makan malam bertiga biasa apa Rie percaya?"

"Mana percayalah, katamu kita pergi ke acara pesta, kenapa jadi berubah detailnya?"

Kebiasaan lagi ini Shin, kebiasaan bercandanya tidak pernah hilang. Walau begitu aku benar-benar jadi penasaran sebenarnya ke mana dan untuk apa kita bertiga pergi. Tidak mungkin bukan kalau kami pergi tanpa alasan yang tidak jelas? Mungkin sih, paling jeleknya ya untuk jalan-jalan malam.

Itu yang paling jelek, tetapi aku tahu bahwa yang seperti itu tidak akan dilakukan Shin. Yang mungkin aku bisa dipikirkan ya mereka berdua, Shin dan Lala merencanakan sesuatu, tetapi aku tidak bisa menebaknya. Aku jadi ingat, kalau begitu aku belum pernah mengaktifkan IAI dan ELISBETH sejak mereka tidak terpakai sama sekali di dunia ini. Juga tidak ada akses yang kumiliki.

"Ya intinya kita pergi ke suatu tempat untuk suatu acara, tidak apa-apa kan? Lagipula kau juga sudah ganti pakaian dan berias, mau pulang lagi?"

"Males juga sih, sudah susah-susah ganti pakaian dan merias diri kalau sia-sia juga percuma. Ya sudahlah aku ikut kalian walaupun tidak jelas."

"Nah begitu baru respon yang benar."

Tiba-tiba Shin membuka atap mobil yang kami tumpangi ini membuat udara malam yang segar mengalir membawa rambutku terbang ke belakang. Kurasa bukan tidak ada yang bisa kunikmati atau hanya ada masalah dalam hidupku. Aku sajalah yang tidak pernah menyempatkan diri untuk menikmati hidupku lebih lagi. Haha, jadi berpikir apa yang kulakukan selama ini sia-sia atau tidak ya.

Karena Shin sudah memulainya, maka aku sekalian saja berdiri membuat semua angin itu menghajar semua badanku yang ada di depan. Tidak pernah kurasakan hidupku seperti itu, dan aku tidak yakin aku punya kesempatan yang sama untuk mengulangi hal ini lagi. Kesempatan tidak pernah datang dua kali bukan?

Makanya aku akan menikmati semuanya, benar-benar semuanya dan sepenuhnya selama aku bisa. Aku tidak pernah bisa tenang karena penyesalan selalu ada. Dan itulah yang memotivasiku, aku tidak akan menyesal lagi kalau semuanya benar-benar aku lakukan dengan penuh kenikmatan. Tidak akan menyesal lagi, aku akan jamin sampai akhir hidupku.

"Hahahaha, ini menyenangkan. Rasanya hidupku kembali dan masa mudaku dibaharui."

"Benarkah? Kalau begitu aku juga ikutan ah. Hahaha."

Lala yang mengetahui bahwa yang kulakukan itu menyenangkan juga mengikuti apa yang aku lakukan. Akhirnya kami berdua berdiri di atas mobil yang sedang disetir oleh Shin. Hah~ puas, sangat puas. Awalnya aku tidak ingin mengatakan ini, tetapi dunia Heresia memang beda, aku bisa mendapatkan kebahagiaan yang tidak dapat kudapatkan sebelumnya.

"Kalian ini, aneh-aneh saja. Ahahaha, tapi okelah gak apa, selama kalian senang aku juga ikut senang."

"Pftt, sayang kau sedang menyetir Shin, ini menyenangkan sekali. Coba saja kalau kita bertiga seperti ini, pasti menyenangkan."

"Iya, iya, tapi mana bisa. Eh tunggu, mobil ini bisa menyetir otomatis bukan? Aku sampai lupa karena mobilku ada banyak."

Sekejap saja Shin mengaktifkan mode otomatis dan ikut berdiri bersama kami. Shin dan Lala ada di depan, dan aku ada di tengah belakang. Walaupun rasanya kami seperti orang gila, tetapi apa boleh buat. Selama tidak ada larangan, dan menyenangkan, kenapa tidak. Juga aku berteriak senang selagi kami berdiri ini.

Aku tidak peduli ada yang mengamuk karena aku berteriak-teriak, yang aku inginkan hanyalah hidup dengan penuh kebahagiaan. Kalau saja sejak dulu aku mengerti ini, pasti aku tidak akan pernah menyesal lagi dan bisa keluar dari lingkaran 'Paradox' lebih cepat walau tidak perlu menunggu Shin memutus rantai takdir.

"Dasar Shin, ujung-ujungnya ikut-ikutan juga, tetapi menyenangkan bukan?"

"Hahaha benar!! Woohooo!!"

"Kalau semua anak-anak kalian ikut, pasti akan jadi lebih menarik deh. Woohoo!!"

Semua penat, penyesalan, dan emosi negatif lainnya aku lepaskan dalam teriakan. Semua, semuanya aku lepaskan, tidak tersisa sedikit pun. Rasanya hidupku begitu ringan karena ini. Hahaha, hebat, hanya karena satu tindakan simpel kebahagiaan pun bisa aku dapatkan.

Sambil kami berdiri, aku melihat ke langit yang sudah gelap dan dipenuhi oleh bintang-bintang yang indah. Sebelumnya, di kehidupan mana pun aku tidak pernah menemui ini, atau memang aku yang tidak pernah memperhatikan. Kesempatan buatku itu luas, dan selama angkasa tidak lenyap, maka aku akan selalu bisa menikmati langit yang sama dan kebahagiaan yang sama atau bahkan lebih dari ini.

"Ah tunggu, nanti telat kalau begini terus. Hahaha, nanti kalau kita sudah pulang, kita begini lagi gak apa. Untuk sekarang ngebut dulu, pasang sabuk pengaman semua!! Kita pakai kecepatan tinggi."

Sekejap setelah kami duduk dan memakai sabut pengaman, Shin langsung menginjak gas dalam-dalam dan mobil menjadi melajut begitu kencang di atas 160 km/jam. Oh ya, ini di jalan raya, jadi kecepatan seperti ini sudah termasuk kencang. Sebenarnya di atas 200 km/jam pun juga bisa kalau Shin mau.

"Kyaa, ish, apaan sih papa nih, tiba-tiba mengebut seperti itu!? Mengejutkanku saja."

"Hahaha, sudah lama aku tidak mendengar suara itu dan emosi kecil mama yang lucu itu. Ini benar-benar menyenangkan, benar tidak Rie!?"

"Tentu saja!!"

Dalam selisih waktu beberapa menit, tidak ada 10 menit bahkan, kami sudah sampai di tempat tujuan. Namun tempat ini lumayan terpencil, tidak banyak orang di sini. Kurasa Shin selalu saja memilih tempat yang unik yang tidak diketahui banyak orang ya?

Eh tunggu, tetapi katanya ini akan mencari acara pesta, kenapa malah pergi ke tempat terpencil? Apa jangan-jangan saat Shin mengatakan kita makan bertiga itu benar-benar nyata? Ughh, masa iya, tapi rasanya aneh deh, aku tidak bisa memahami kondisi ini sama sekali.

"Lho Shin, yakin acaranya ada di sini? Jangan-jangan ucapanmu kita makan bertiga beneran nyata nih?"

"Hihi, entahlah, lihat saja. Kan sebelumnya aku sudah bilang nanti lihat saja. Lagipula kalau aku bilang pasti Rie akan menebak yang akan terjadi bukan? Kemampuanmu memprediksi masa depan itu terlalu berbahaya."

"Dasar, pintar sekali membuat diriku penasaran, tetapi apa Lala sudah tahu?"

"Fufu, tentu saja sudah, tetapi aku akan menutup mulutku."

"Apa sih kalian ini, membuatku penasaran parah deh, jadi kesal deh aku."

Bahkan sejak kami keluar dari mobil sampai sekarang, kami masih berjalan bahkan kelihatannya masuk ke semacam hutan deh. Aku sudah menyerah, biarkan mereka melakukan kepada diriku apa pun yang mereka sukai dan inginkan. Percuma juga aku mencoba tahu, sia-sia.

Walau begitu rasa penasaranku sama sekali tidak turun, ini benar-benar membuatku penasaran sampai-sampai rasanya aku bisa mati penasaran. Arghhh, aku benci tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi. Memang sih aku bisa pakai penglihatan malam dengan kacamata ini, tetapi tetap saja terlalu gelap dan aku tidak bisa melihat apa yang akan terjadi.

"Nah, sudah hampir sampai. Tenang sedikit Rie, ini akan jadi menyenangkan, aku pertaruhkan nyawaku akan hal ini."

"Heh, baiklah, aku percayai ucapanmu."

Shin mempertaruhkan nyawa? Tidak begitu penting sih, sejak nyawanya tidak akan hilang hanya karena terbunuh oleh cara apa pun. Dewa bisa mati pada titik tertentu, tidak seperti manusia yang punya batasan panjang hidup tidak lebih dari 80 tahun rata-rata.

Namun bukan itu yang penting, kalau Shin bilang ini akan jadi menyenangkan, itu pasti akan terjadi dengan nyata. Kira-kira seberapa menyenangkan ya? Menyenangkan biasa, luar biasa menyenangkan, atau bahkan super menyenangkan ya? Ya apa pun itu bolehlah, asalkan menyenangkan.

"Itu dia. Rie, tutup matamu terlebih dahulu."

"Ehh sudah sampaikah? Kenapa aku harus tutup mata dulu? Itu membuatku semakin penasaran."

"Sudahlah Rie, lakukan saja apa yang Shin katakan, tutup matamu dulu."

Baiklah, baiklah, aku akan menutup mataku sesuai apa yang diinginkan Shin dan Lala. Semoga ini bukan semacam prank yang membuatku takut atau sebagainya. Dengan bantuan Shin dan Lala, aku dituntun mereka ke tempat yang mereka maksud.

Aku rasa tempat ini tempat terbuka, tetapi acara yang mereka maksud itu apa ya? Semoga saja mereka memperbolehkanku membuka mata dengan cepat, karena rasa penasaranku ini menyiksaku dengan luar biasa.

"Nah kalau begitu sekarang buka matamu Rie."

"Apa sih sebenarnya?"

"Selamat ulang tahun Rie!!!"