"Lho, Regina? Kok di sini? Tunggu di ruang tamu saja." Dita berjalan menghampiri Regina masih dengan apron melekat di tubuhnya.
"Mas Doni kemana, sih? Kok ads tamu bukannya disambut dan dijamu malah dibolehin ke dapur," gerutu Dita yang mengambil ponselnya dan nampak ingin menelepon seseorang.
"Saya yang mau, kok, Bu." Regina bermaksud menjelaskan, akan tetapi Dita tidak mau mendengarkan penjelasannya. Wanita itu tetap menelepon suaminya dan panggilan pun terhubung.
"Halo, Mas? Kok ini Regina bisa masuk ke dapur? Kamu kemana saja? Bukannya temani tamu malah kelayapan tidak jelas."
Regina kian merasa bersalah mendengar Dita dan Doni bertengkar dan itu karenanya. Harusnya dia tidak ngotot tadi. Harusnya dia tidak perlu terlalu berinsiatif membantu kalau tau hal itu memicu pertengkaran.
Kalau sudah begini, apa yang bisa dia lakukan? Jelas tidak ada selain hanya menanggung rasa bersalah.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com