Zara dan Tania tampak asyik mengobrol dibangku mereka. Entah apa yang Tania ceritakan sampai membuat Zara tertawa kegirangan.
Brakk
Pintu terbuka dengan keras, menghentikan obrolan Zara dan Tania. Seisi kelas kaget dibuatnya.
Seorang cewek dengan nafas ngos-ngosan masuk ke kelas.
Siapa lagi kalau bukan puput. Cewek dengan rambut ikal, paling lebay dan alay sejagat raya.
Ia memang sering seperti ini, membuka pintu kelas dengan keras sampai seisi kelas kaget bukan main dibuatnya.
"Gu-gue punya,, berita baru" ucap puput ngos-ngosan, memecahkan keheningan kelas itu, yang masih kaget setengah mati.
"Kelas kita bakalan ada murid baru, sumpah ganteng banget, gue gak boong,," lanjutnya setengah berteriak kegirangan, sontak membuat semua orang di kelas itu memperhatikannya.
"Tadi gue lihat bayangan nya aja udah buat hati gue cenat cenut." Ucap Puput masih dengan nafas ngos-ngosan seperti seorang yang sedang sekarat.
"Namanya Davin, dia murid pindahan dari Jakarta." Lanjut puput, dengan gaya alay dan lebaynya.
"yaelaah.. Kirain apaan" Suara kerumunan siswa lain yang sedari tadi memperhatikan puput.
Sontak membuat seisi kelas itu kembali ribut melakukan aktivitasnya masing-masing sembari menunggu jam pelajaran dimulai.
Deg,
"Dia lagi?" batin Zara.
Zara melongo. Jantung nya berdegup semakin kencang. Marah, kesal, kecewa, takut. Itulah yang ia rasakan saat ini. Ia tidak pernah menduga akan mendengar nama itu lagi.
"Raa,, Zaraa! Kok bengong sii? Kenapa?" Ucap Tania.
"Nggak, gak papa kok, kaget aja gara-gara Puput." Ucap Zara memalingkan wajahnya ke Tania yang sedari tadi melongo.
"Resek emang tu anak." Balas Tania.
"gak mungkin Davin yang gue kenal." batin Zara.
"Bu guru datang,, Bu guru datang,," Ucap salah satu siswa yang sedari tadi berdiri di depan pintu kelas
menghentikan obrolan Zara dan Tania. Semua murid langsung bergegas ketempat duduknya masing-masing.
"Selamat siang anak-anak." ucap Pak Edi.
"Siang Pak," jawab siswa siswi dikelas itu serentak.
"siapa tuuh,,"
"kayak nya murid baru deeh,,"
"ganteng sii,,"
"kayak nya anak Jakarta deeh,,"
Terdengar suara kerumunan murid-murid yang heboh melihat Pak Edi yang datang bersama sosok cowok ganteng mengenakan seragam sekolah dengan balutan jaket hitam.
"Baiklah semuanya minta perhatian nya sebentar Hari ini kita kedatangan siswa baru pindahan dari Jakarta." ucap Pak Edi
"silahkan perkenalan diri dulu." lanjut Pak Edi seraya mempersilahkan seorang siswa yang sedari tadi berada disampingnya untuk memperkenalkan diri.
Tampak sosok cowok ganteng berkulit putih pucat dengan rambut hitam lebat maju beberapa langkah di depan kelas. Bibirnya sedikit berisi, membuat nya semakin tampan ketika Ia tersenyum.
"Haii, nama gue Davin Anggara. biasa dipanggil Angga, terserah kalian juga sii mau manggil apa. Gue pindahan dari SMA Garuda di Jakarta. Alasan gue pindah sekolah karena pekerjaan orang tua. Terimakasih."
Zara memperhatikan cowok itu, dari ujung rambut hingga ujung kaki nya. Sepertinya cowok yang berdiri tepat didepan nya itu bukan Davin yang ia kenal. Namanya panggilan nya pun berbeda. Sepertinya informasi yang diberikan oleh Puput kurang tepat.
"huh,,," Zara menghela nafas lega.
"Ganteng sii,," Gumam Tania.
"Tan, kayak dia cowok yang tadi gue temuin di depan ruang guru deeh," Ucap Zara setengah berbisik kepada Tania.
"Maksud Lo?" Jawab Tania tak mengerti dengan ucapan Zara.
"Ituu, yang tadi gue kasi botol minum di depan ruang guru." Lanjut Zara menjelaskan.
"Masa siih? Kok Lo gak bilang² kalok dia ganteng." Ucap Tania meledek Zara.
"Iihh, paan si Lo," Jawab Zara singkat.
"Baiklah anak-anak, ada yang mau ditanyakan." Ucap Pak Edi.
Tampak seorang siswi mengangkat tangan kanannya menandakan bahwa ia ingin menanyakan sesuatu pada Angga.
Dia Diva Alya Natasya. Cewek cantik yang menjadi ketua geng rempong yang selalu mencari masalah dengan Zara.
"kamu udah punya pacar gak?" Ucap Diva.
Pertanyaan Diva sontak membuat seisi kelas itu gaduh terutama beberapa cowok dikelas itu yang naksir kepadanya. Ia memang termasuk cewek populer di sekolah ini, namun masih tak sebanding dengan Zara.
"Tentang aja gue gak punya pacar kok," Ucap Angga dengan senyuman manisnya, kemudian memalingkan wajahnya ke Zara.
Kedua bola mata mereka bertemu. Tampak nya Zara enggan memalingkan pandangannya dari Angga begitu pun dengan Angga. Seakan waktu telah berhenti.
"Sudah, sudah,, Angga silahkan duduk." Ucap Bu Emi, Namun seisi kelas itu masih saja ribut.
Angga berjalan untuk mendapatkan tempat duduk nya. ia menuju bangku kosong yang berada tepat di samping bangku Zara.
"Baiklah anak-anak karena hari ini pertemuan pertama kita di kelas dua belas dan sehubung ibu adalah wali kelas kalian, hari ini kita bentuk Pengurus kelas. silahkan buat yang mau mencalonkan diri. " ucap Pak Edi.
Seketika kelas itu menjadi hening. tak satupun dari mereka ada yang mau mencalonkan diri nya.
"Baiklah kalau tidak ada yang mau mencalonkan diri, kita pakai pengurus kelas yang sama seperti kelas sebelas." Ucap Pak Edi.
"ya ampun males banget gue," ucap Zara setengah berbisik kepada Tania.
"Udah sabar aja" ucap Tania memberi semangat sembari menepuk pundak Zara.
"baiklah kita mulai dari ketua kelas nya,," Lanjut pak Edi kemudian mulai menulis di papan.
"Ketua kelas kita yang dulu udah pindah sekolah pak," ucap salah seorang siswa.
"baiklah kalau begitu kita pilih ketua kelas baru." Ucap Pak Edi.
"Murid Baru aja pak, Angga maksudnya" ucap Mita teman dekat Diva.
"iya pak,,"
"Angga aja pak,,"
"iyaa pak,,"
Seisi kelas itu menjadi gaduh, tampaknya semua siswa setuju dengan Mita.
~~~