Kami tiba disebuah restoran aku rasa Scout sudah memesan tempat itu sebelumnya. "Selamat malam Tuan dan Nona, apa yang ingin anda pesan?"
"Aku memesan Wagyu Kobe satu dan kau Jessy?"
"Oh aku memesan Charbroiled Kobe Filet."
"Bagaimana dengan minumanya tuan?"
"Henry jayer cros parantoux."
"Tuan minuman itu dijual dengan botolan berapa yang anda ingin pesan."
"Satu saja." Setelah mencatat semua pesanan kami lalu pelayan tersebut kembali kebelakang untuk menyiapkan makanan kami.
"Boleh aku tau kenapa ingin mengajak diriku keluar untuk makan malam?"
Scout tidak menjawab tapi dia hanya menghela nafas lalu berucap. "Memangnya salah ya bila seorang suami makan malam dengan istrinya sendiri."
"Tidak, hanya saja aku masih belum terbiasa makan malam seperti ini."
"Bukankah kita sudah terbiasa makan bersama dirumah, memangnya apa yang membuat mu canggung makan malam dengan ku?"
"Bukan apa apa, hanya aku masih belum terbiasa saja." Lalu pelayan membawakan makanan kami yang sudah kami pesan tadi. Kami memakanya dengan tenang tanpa pembicaraan.
"Apa kau mau berjalan jalan sebentar, kebetulan kita dekat dengan menara Eiffel mau pergi kesana." Aku diam sejenak untuk memikirkanya.
"Baik aku akan pergi menemani dirimu." setelah kami selesai makan malam, kami lalu berjalan menuju menara Eiffel. Meskipun sudah malam tapi masih banyak orang yang berdatangan kemari.
Menara Eiffel akan sangat cantik bila dilihat pada malam hari. Pesonanya. seolah olah menghipnotis setiap orang yang melihat itu dan juga disini juga banyak para pasangan saling memadu kasih.
Pantas saja menara Eiffel disebut menara cinta mungkin karena hal tersebut. Aku lalu melirik Scout masih asik dengan pemandangan yang ada.
Saat kami tengah asik menikmati pemandangan tiba tiba turun hujan yang sangat deras. Kami lalu segera mencari tempat untuk berteduh sejenak.
Kami menemukan sebuah cafe kopi yang sudah tutup, kami berteduh di depan toko yang kebetulan tempat itu juga sepi. Hujan turun dengan deras meskipun sudah berteduh tapi air hujan tetap mengenai diriku.
Tiba tiba Scout berdiri dihadapan diriku kedua tangannya menjulur kedepan tepat di samping kanan dan kiri kuping ku. "A-apa yang kau lakukan?"
"Hmm...memangnya kenapa kau tidak suka aku melakukan hal ini?" dengan wajah tenangnya. "Bukannya begitu tapi hanya saja ini cukup canggung."
Aku melihat baju bagian belakang Scout terkena air hujan aku lalu menariknya sedikit merapat kepada diriku, aku dapat melihat kalau Scout sedikit terkejut dengan perbuatan ku. "Jangan salah paham aku hanya tidak ingin kau basah karena diriku."
Satu jam kami menunggu akhirnya hujan reda juga kami lalu segera kembali kedalam mobil. Jam sudah menunjukan tengah malam aku lalu mandi dan segera terbaring di ranjang.
Aku lalu mengingat tingkah laku Scout tadi yang mengejutkan diriku dan juga kenapa tadi aku melakukan itu ya. Itu sanga memalukan sekali aku harap dia tidak berpikiran aneh aneh tentang diriku.
Pagi hari pun sudah tiba karena kemarin terlalu banyak pekerjaan aku merasa malas untuk pergi bekerja hari ini. Tapi sayangnya aku tidak bisa melakukan hal itu karena hari ini kami akan melakukan rapat.
Aku segera kekamar mandi setelah itu aku mengambil beberapa pakaian yang akan aku kenakan. Aku lalu pergi kedapur untuk mengambil beberapa makanan untuk sarapan.
Aneh aku sama sekali tidak melihat Scout didapur biasanya dia ada disini dijam ini. Aku lalu membuka lemari untuk mengambil beberapa bahan untuk dimasak nanti.
Aku terkejut dengan apa yang aku lihat ada sepiring makanan yang dibekukan dan secarik kertas. Aku lalu mengambilnya dan membaca surat tersebut rupanya itu dari Scout.
Dia pergi pagi pagi untuk mengurus bisnis yang ada di Italia. Aku lalu memanaskan makanan tersebut. Setelah selesai aku mengambil kunci mobil dan bergegas pergi ke hotel.
Saat aku tiba dihotel aku disambut dengan tumpukan berkas yang sangat banyak yang membuatku pusing melihatnya. Tiba tiba suara pintu terbuka dan Emery datang memberitahu diriku rapat akan segera dimulai.
Aku lalu bersiap siap untuk melakukan rapat nanti. Aku lalu berjalan menuju lift aku memencet tombol naik karena ruangan yang akan di gunakan berada disana.
Lima menit kemudian lift terbuka tapi ini masih bukan lantai yang aku tuju. Saat pintu lift terbuka aku melihat Daniel yang ada diseberang sana.
Kami saling pandang dia menampilkan senyumannya yang selalu membuatku tersenyum. "Senang bisa melihat mu lagi" katanya dengan nada senang. "Aku juga." jawab ku singkat.
"Apa yang kau lakukan dilantai ini?"
"Tadi aku diminta untuk mengantar beberapa dokumen kesini jadi tapi tidak disangka aku bisa bertemu dengan dirimu." katanya sambil tersenyum
"Aku dengar kau akan melakukan rapat?"
"Iya, kau benar aku memang akan melakukanya. Hah ini sangat melelahkan."
"Hmm...apa kau mau aku beri obat yang dapat membuatmu semangat kembali?" Aku yang mendengarnya hanya memandang wajahnya. "Beritahu aku apa itu."
Tiba tiba Daniel mencium diriku sontak aku terkejut tapi aku malah menikmati setiap kecupan yang dia buat di bibirku, aku menikmati saat bibirnya menyentuh bibirku.
Aku memejamkan mata karena terlalu terhanyut olehnya, tapi sayang itu tidak lama tiba tiba suara lift terbuka kami langsung menghentikan kegiatan kami.
Aku lalu menenangkan diriku tapi tak lama aku kembali kaget aku hampir saja menjerit karena tangan Daniel memasuki rok bagian dalam dan meraba bokong ku aku lalu memandang dirinya.
Tapi dia hanya ternsenyum saja. Saat semua orang sudah keluar dari lift aku langsung memarahi dirinya tadi sangat lah berbahaya bila sampai ada seseorang yang tahu.
"Maaf, tapi itu adalah obat yang paling bagus dengan itu kau langsung kembali ceria bukan."
"Iya memang tapi itu sangatlah berbahaya jangan ulangi lagi."
"Baik bos." Katanya sambil hormat ala militer aku hanya tersenyum melihat tingkahnya. "Jessy apa nanti malam kau bisa datang kerumah ku?"
"Hmm...entahlah aku masih belum tau jadwalku untuk hari ini."
"Aku sangat merindukan dirimu aku ingin menghabiskan malam bersama dirimu."
"Akan aku usahakan."
Suara lift berbunyi kali ini adalah lantai yang aku tuju aku dan Daniel berpisah disini dia melambaikan tanganya kepada diriku aku hanya membalasnya dengan senyuma saja.
Bersambung