webnovel

Balas Dendam Harus Tetap Terlaksana

Sementara Rissa dan Dennis saling bertatapan. Mereka berdua telah mengetahui rupanyajika sudah pasti, Arvan tertarik dengan Anggel.

"Kakak Anggel, sebenarnya Kakak suka nggak dengan Arvan?" tanya Rissa dengan tersenyum sambil memandangi Anggel sang Kakak tercinta.

"Kamu kok bertanya seperti itu Rissa, tentu saja tidak. Mana mungkin aku naksir dengan kekasih Rossa," jawab Anggel dengan tersenyum sinis.

"Maaf Kak, aku nggak ada maksud untuk menyinggung hati dan perasaan Kakak. Kakak jangan seperti itu, maksudku mungkin saja Arvan suka dan naksir sama Kakak," ungkap Risa dengan tersenyum.

Sontak saja, ungkapan Rissa sang adik membuat wajah cantik Anggel sontak malu sekali.

"Sudahlah Rissa, kau berhenti menggoda Kakak kamu ini. Kakak mengantuk, Kakak tidur dulu Rissa. Deniis malam ini kamu menginap saja di sini, tolong jaga kami. Terima kasih iya," ucap Anggel dengan tersenyum.

Anggel yang sudah sangat mengantuk, akhirnya cuci muka dab gosok gigi. Anggel akhirnya menyelimuti tubuhnya dengan selimut.

Sementara Rino dan Roni, yang sedang makan di restoran. Mereka berdua kini sedang berencana untuk memberikan rambut palsu. Rambut palsu rencananya besok akan di berikan kepada Anggel.

"Kau pesan apa?" tanya Roni kepada Rino.

"Aku pesan Spaghety, steak dan Bakso bakar. Untuk minumannya dua lemon ice," jawab Rino dengan tersenyum.

"Yasudah kau tunggu di sini, aku yang pesan dulu. Makanan dan minumannya," ucap Roni dengan tersenyum.

Roni memesan makanan, Roni memesan makanan yang ia dan Rino inginkan. Sementara Rino sedang menunggu di meja makan.

Setelah Roni membayar di kasir, kini Rino dan Roni menunggu dengan anteng selama kurang lebih menunggu selama dua puluh menit.

Akhirnya mereka berdua, menikmati makanan yang mereka sudah berpesan.

"Kita berikan saja rambut cantik itu untuk Anggel, pasti Anggel sangat cocok dengan rambut palsu itu. Aku yakin rambut palsu akan cocok sekali, jika di kenakan oleh Anggel,' ucap Roni dengan tersenyum.

"Tetapi aku jadi sangat takut dan kaget sekali, aku sangat khawatir jika rambut ini adalah rambut Rossa. Secara bentuk rambutnya mirip sekali dengan Rossa," ucap Rino dengan tersenyum.

"Iya rambutnya sangat mirip dengan Rossa, rambutnya panjang dengan takstur halus dan lembut. Tetapi semoga saja ini bukan rambut gadis kita Rossa, tetapi jikamemang ini rambut Rossa bukannya ini bagus sekali untuk Anggel. Secara Anggel kan adalah Kakaknya,' ucap Rino dengan tersenyum.

Lambat laun, pembicaraan mereka berdua mengenai kematian Luciana.

"Semoga saja, tak akan terjadi apa-apa dengan rambut palsunya. Apalagi Luciana mati menggenaskan setelah memberikan rambut palsu itu kepada kita,' ucap Roni dengan merinding ketakutan.

Tiba-tiba Rino, melihat arwah Rossa. Arwah Rossa sedang duduk di samping mereka.

Mereka berdua sontak sangat ketakautan, mereka berdua akhirnya pulang menuju apartemen mereka berdua.

Sedangkan di apartemen milik Aliya, Aliya sedang minum dengan Ridwan. Aliya sabgat marah sekali. Karena selama pemotretan tadi pagi hanya Anggel yang di perhatikan, hanya Anggel pulalah yang di perhatikan tatkala kakinya terkilir.

"Ridwan ada hal yang sangat penting yang ingin aku bicarakan," ucap Aliya dengan tersenyum ketus.

"Apa yang ingin kau bicarakan Aliya langsung saja?" tanya Ridwan dengan sangat penasaran.

"Kau mencintai Anggel?" tanya Aliya dengan sangat penasaran..

"Tidak, aku kan sudah bilang tidak. Kenapa kau tak percaya,' jawab Ridwan dengan tersenyum.

"Awal mulanya juga kau seperti itu, kau bilang kau tak cinta dengan Rosa. Tetapi apa kau malahan berkencan di belakangku," ungkap Aliya dengan menitikan air matanya.

Ridwan akhirnya memeluk Aliya, Ridwan medncoba meyakinkan Aliya jika dirinya dan Anggel tak memiliki hubungan apa-apa. Jadi nggak perlu khawatir dan risau.

"Sudahlah Aliya, kau jangan menangis lagi. Jika kamu menangis seperti itu kau jelek sekali, kau sangat jelek Aliya jadi sebab itu kamu hapus air mata kamu. Oia Aliya ketahuilah aku dan Anggel tak memiliki hubungan apa-apa," ucap Ridwan dengan tersenyum.

Ketika Ridwan akan pulang, Aliya mencegahnya. Aliya memohon untuk Ridwan menginap saja di apartemennya.

"Kau mau ke mana Ridwan?" tanya Aliya dengan sangat manja sekali.

"Saya mau pulang Aliya, memangnya saya mau ke mana lagi. Aku nggak mungkin lama- lama di sini," jawab Ridwan dengan tersenyum.

"Jangan pulang Ridwan, temanin aku di sini Ridwan sayang. Aku sangat merindukanmu," ucap Aliya yang mulai berbisik ke telinga Ridwan.

" Tetapi Aliya aku tetap harus pulang, nggak enak jika aku menginap di sini. Aku takut ada omongan yang nggak enak dari tetangga apartemenmu Aliya,' tolak Ridwan dengan sangat halus.

"Ayolah Ridwan, mereka nggak akan tau. Maka dari itu, ayo ikut aku ke kamar!" ajak Aliya dengan tersenyum manis.

Kucing mana yang akan menolak, jika di kasih ikan asin. Akhirnya Ridwan dan Aliya memadu kasih di dalam peraduan malam yang indah. Mereka berdua yang sangat kelelahan akhirnya tertidur.

Setelah Ridwan dan Aliya tertidur dan mereka terbangun pagi sekali, sekitar jam empat pagi. Mereka berdua langsung mandi bersama, sementara di rumah, Anggel sudah terbangu sangat pagi. Dia sudah membuat sarapan, membuat sarapan yang sangat enak dan lezat untuk Rissa dan Denis.

"Silahkan di makan sayang, ayo makn yang banyak Rissa dan Denis. Kalau perlu nambah,' ucap Anggel dengan tersenyum.

"Terima kasih Kak Anggel," ucap Rissa dengan tersenyum.

"Sama-sama sayang," ucap Anggel dengan tersenyum.

"Terima kasih Kak Anggel untuk sarapannya," ucap Denis dengan tersenyum.

"Sama-sama Denis, aku pulang agak telat. Jadi sepulang sekolah kamu ke rumah iya jagain Risa dan rumah," pinta Anggel dengan tersenyum.

" Ok Kak Anggel, kau nggak perlu cemas dan khawatir. Saya pasti akan menjaga rumah Kakak dan Rissa dengan sangat baik sekali,' ucap Denis dengan tersenyum manis.

Setelah selesai sarapan, Anggel langsung berangkat. Rupanya Arvan sudah ada di rumahnya. Arvan membawakan Bunga Mawar putih yang sangat cantik sekali, Anggel akhirnya menerimanya dan memberikan bunga tersebut ke Risa.

"Ada apa anda kemari Pak Arvan?" tanya Anggel dengan sangat sinis.

"Saya kemari tentu saja saya sangat merindukan kamu Anggel, tetapi kau begitu sinis. Kau sangat berbeda Anggel saya menyukaimu," ucap Arvan dengan tersenyum.

"Apa kau sudah gila Pak Arvan? Jenazah Rossa baru saja di kremasi, tetapi anda dengan sangat centil sekali. Sudah berani menggoda Kakak dari kekasih anda," ejek dan sindir Anggel dengan tersenyum sinis.

"Iya memang aku sudah gila, karena aku bisa gila kalau kehilangan kamu Anggel. Kamu wanita yang sangat cantik dan baik hati," ucap Arvan dengan tersenyum manis.

"Sudahlah Pak Arvan, saya mau berangkat kerja. Nanti saya telat," ucap Anggel dengan tersenyum ketus.

Arvan dengan penuh keberanian, mengajak Anggel ke sesuatu tempat sebeum akhirnya mengantarkan Anggel ke tempat kerjanya.

Arvan harus merelakan wajah tampannya di tampar oleh Anggel, karena Anggel sangat kesal dan marah.

Bersambung.