"Apa yang terjadi barusan? aku berkencan dengan Pak Aditya? aku? kerasukan apa sih aku tadi?" pikir Raissa sambil menaiki tangga menuju rumah kontrakannya. " Raissa, kamu yakin kencan dengan Pak Aditya, dia itu boss mu, ganteng sih.. tapi tetap saja.. boss mu!! belum lagi Liza sangat menyukainya.. ingat?? Liza yang terbaring koma di RS?" terjadi percakapan monolog dalam hati Raissa yang membuat hatinya gundah. Jarinya merogoh saku jeans yang dipakainya. Raissa menatap ponsel milik Aditya, jarinya ingin mengirim pesan untuk membatalkan kencan mereka. Tapi dirinya ragu. Sampai di rumah Raissa lega ia masih sendirian, baik Asya maupun Peni belum ada yang pulang. Raissa sedang ingin sendiri dengan kegalauannya. Raissa menghempaskan diri ke tempat tidurnya, sambil tetap menatap layar ponsel. "Mengapa tiba-tiba Pak Aditya mengajak kencan, mengapa juga ku iyakan? haduuhh.. bodoh..bodoh..bodoh..!!" kata Raissa sambil mengetuk-ngetuk ponsel Aditya ke keningnya yang mulus. "Karena sebenarnya kamu juga suka kan Sa, sama Pak Aditya?" tanya Raissa dalam hati. "Ya iyalah suka, ganteng, kaya, baik, perhatian, eh.. tapi kata orang-orang dia orangnya dingin dan cuek, tapi sama aku tidak begitu tuh? tapi awal-awal kami seperti anjing dan kucing, adu mulut terus. Tapi dia paling bisa diandalkan kalau ada masalah, ya iyalah bisa, mana bisa jadi CEO kalau tidak bisa diandalkan.. Ya ampun Raissa!!! dia itu CEO mu looohhh!!!! aduuhh bagaimana ini! kenapa bilang iya, sekarang kalau menolak nanti kamu disangka anak buah kurang ujar. tapi Kalau diteruskan, apa kata karyawan lain!?!?" sekarang posisi Raissa sudah menelungkup di atas bantal sambil memukul-mukul kasur. "Telepon Mamah tidak yah? tanya pendapat Mamah? ah tapi pasti Mamah suruh terus saja kan? cita-cita Mamah kan punya menantu kaya! Tapi aku kan belum mau menikah!! adduuuhhhh!!! bagaimana ini????" ujar Raissa bingung. Tiba-tiba Ponsel pinjaman dari Aditya bergetar. Raissa segera mengambilnya, melihat siapa yang mengirimkan pesan. Ternyata Briptu Agus, "Selamat Malam Raissa, sudah makan belum?" Raissa membaca pesan masuk dari Polisi tersebut. Raissa mengerutkan kening. "Pantas saja aku tidak terpana dengan Briptu Agus, padahal kalau mau jujur, pak polisi ini juga ganteng. Hanya saja terlalu blak-blakan, cewek-cewek langsung lari lah! Maaf ya Briptu, saat ini tidak bisa membalas perhatianmu! hmmm.. balas apa yaa?" kata Raissa sambil berpikir. "Begini saja deh.. Sudah makan, barusan ditraktir pak Boss. Ada perkembangan mengenai si topi biru?" kata Raissa sambil mengetik balasannya. Beberapa detik kemudian, Briptu Agus menjawab. "Wah enak ya punya bos baik. Ngomongin topi biru, sepertinya dia menghilang, tetapi kami mengira dia masih ada di sekitar gedung, kemungkinan sudah tidak memakai topi biru dan mencukur kumisnya. Nanti kukirimkan foto rekayasa topi biru bila tidak memakai topi dan sudah cukur kumis. Hati-hati ya kalian semua." tulis Briptu Agus yang diikuti sebuah foto rekayasa topi biru tanpa topi birunya. Raissa memandang sosok itu, berusaha mengingat sosoknya supaya kalau melihatnya lagi ia tidak akan lupa dan dapat langsung mengenali. "Terimakasih Pak, saya akan sebarkan ke teman-teman saya supaya mereka juga berhati-hati. Selamat bertugas." tulis Raissa. Raissa pikir Briptu tidak akan membalas lagi, ternyata masih tetap dibalas. "Sama-sama, saya juga sudah mengirimkan foto tersebut ke pak Aditya. Raissa hari Minggu libur tidak, kapan libur? jalan-jalan yuk?" tulisnya. Raissa makin pening dibuatnya. "Oh begitu, pak Aditya pasti akan menyebarkannya ke seluruh karyawan. Maaf,saya Minggu kerja, dan ketika libur sudah ada rencana." tulis Raissa pendek, tidak mungkin kan bilang sudah ada kencan juga? Makin kalut lagi ketika Raissa ketika membaca pesan berikutnya yang masuk yang ternyata dari Aditya. "Raissa, ini foto rekayasa pelaku kejahatan terhadap Liza. Hati-hati kalau tiba-tiba bertemu orang ini. saya akan menyebarkan di grup karyawan. Sa, kamu sedang kirim-kirim pesan dengan Briptu Agus, kok dia tau tadi saya habis traktir kamu? Pakai minta izin segala mau ngajak kamu jalan-jalan, memangnya saya bapak kamu?!" tulis Aditya. Raissa bingung harus menjawab apa, akhirnya Raissa mengirimkan screen shot pesan pesan Briptu Agus pada Aditya. Aditya hanya membalas, "Bagus" tanpa ada penjelasan apa-apa lagi. Raissa makin bingung, kesal dan merasa bodoh. "Briptu Sintiiingg!!! CEO nyebeliinn!!" teriak Raissa kesal. Asya dan Peni yang baru saja pulang, langsung menyerbu masuk kamar. "Ada apa sa?" tanya mereka. "Eh Kalian sudah pulang? Maaf.. aku lagi kesal niih!!" kata Raissa sambil duduk di tempat tidurnya. "Ada apa?" tanya Asya sambil duduk disebelah Raissa. "Ini Sya, Pen, baca saja.." kata Raissa sambil menunjukan riwayat pesan Briptu Agus dan Aditya. Selesai membaca, Peni dan Asya malah tertawa. "Iihh.. kok ketawa sih?!" kata Raissa sewot. "Lucu nih Briptu, ngefans banget sama kamu Sa? hahahaha!" kata Peni lalu melanjutkan, "Kenapa juga si Briptu pakai acara minta izin sama pak Aditya, pantas saja beliau sewot, memangnya dia bapakmu! wahahahhaha..pasti pertama nih buat pak Aditya, ada orang yang minta izin pada beliau buat ngajak jalan anak buahnya! wahahahhaha.." kata Peni sambil tertawa keras. Sedangkan Asya hanya memandang Raissa dengan pandangan spekulatif. "Tidak tahu nih Pen, aku juga kesal, sudah kutolak dengan halus tapi tidak mempan." kata Raissa. "Buatku sajalah Sa, nanti kenalin sama aku ya?" kata Peni. "Jangankan nanti, sekarang juga ayo aku kenalin Pen!" kata Raissa. "Jangan sekarang lah, aku jadi pemeran pengganti dong!" tolak Peni. "Iya juga, nanti kalau ketemu lagi, aku usahakan supaya bertemu kamu juga Pen." kata Raissa. "Assiikk, aku selalu pengen punya pacar polisi.. rasanya amaaaaannn!!" kata Peni sambil menerawang. "Jangan mengkhayal melulu, kenalan dulu!" kata Asya. "hahaha, iya Sya, aku mandi duluan ah.. lengket semua badanku, bau muntahan pasien-pasien tadi rasanya masih menempel hehehe.." kata Peni. "Ya sudah sana mandi dulu!" kata Raissa. Lalu Peni pergi keluar kamar dan menuju kamar mandi. "Sa, Tadi kamu ditraktir Pak Aditya?" tanya Asya. "Iya, tadi kan aku tidak sempat makan siang karena kasus Raihan dan Farhan. Pada saat aku sedang mencari makan, aku bertemu pak Aditya, beliau juga belum makan lalu mengajak makan bersama. Tadi kami cuma makan burger kok." kata Raissa. "Hmmm, Sa.. jangan marah ya, mungkin aku salah, tapi.. aku punya firasat sepertinya Pak Aditya menaruh hati padamu." kata Asya. "Itulah Sya yang buat aku juga galau! jangan bilang siapa-siapa ya, barusan pak Aditya mengajakku kencan, hari Selasa malam selepas aku jaga malam. Dan bodohnya aku langsung mengiyakan!" kata Raissa dengan nada menyesal. Asya terkesiap kaget, " Aditya mengajakmu kencan?" tanya Asya. "iya Sya, dan sekarang aku merasa bersalah, aku teringat Liza yang sangat menyukai pak Aditya. aku merasa mengkhianati Liza, tapi aku juga tak kuasa menolak pak Aditya." kata Raissa. "Sa, kamu menyukai Pak Aditya?" tanya Asya. "Aku ga tau Sya, awalnya kupikir tidak, tapi setelah kupikir-pikir, mungkin iya, maksudku, Pak Aditya tampan, pintar, dapat diandalkan, selalu baik dan perhatian padaku. Atau aku hanya tersanjung saja Sya?" tanya Raissa. "Yang bisa menjawab hanya kamu Sya, hanya sepenglihatanku sepertinya Pak Aditya juga ada hati denganmu."kata Asya. "Baiklah, kurasa aku tertarik padanya, Lalu aku harus bagaimana Sya?" tanya Raissa. "Jujur saja, Liza seharusnya mengerti, aku saja bisa melihat Aditya tertarik padamu, apalagi Liza yang fans sejatinya." kata Asya. "Ya, tapi kondisi Liza saat ini sedang tidak memungkinkan kan?" kata Raissa. "Ya tidak saat ini juga kali Sa, tunggu sembuh lah! Tapi aku mau bilang ini saja buat kamu Sa, jangan berharap Aditya sama seperti Alex, seandainya hubungan kalian berlanjut. Alex itu istilahnya apa ya.. lebih membumi? maksudku, Alex sudah terbiasa sejak kuliah dengan gaya hidup kita rakyat jelata. Sedangkan Aditya, aku yakin dia baru pertama kali makan di restoran fast food denganmu sore tadi. setahuku mereka tidak pernah makan fast food kecuali Alex, kalau dia makan warteg di pinggir got pun pernah. Maksudku, pikirkanlah.. aku bukan menakut-nakuti yaa.. hanya perlu dipikirkan untuk kedepannya." kata Asya. "Mengerti Sya, makanya aku galau setengah mati, walaupun hubungan kami belum sejauh dirimu. Banyak faktor yang harus kupikirkan."kata Raissa. "Iya, pikirkanlah baik-baik. Aditya orang yang baik pada dasarnya, keluarga mereka pun sebenarnya baik, tapi masing-masing mereka mempunyai standar yang berbeda." kata Asya.
"Terimakasih Sya, akan kupikirkan." kata Raissa. "Lalu bagaimana dengan si topi biru?" tanya Asya. "Nah, kata Briptu Agus, dia sudah mengganti topi dan mencukur kumis, karena foto yang kuambil sudah tersebar, kemungkinan dia merubah penampilannya. Makanya kita semua harus berhati-hati." kata Raissa. "Iya, aku selalu gelisah kalau pulang malam, untung ada Alex." kata Asya. Peni kembali masuk ke kamar mereka sambil mengeringkan rambut dengan handuk. "Iya, aku juga bersyukur ada Alex, jadi bisa numpang pulang, sekarang ngeri kalau pulang malam." kata Peni yang ikut mendengar akhir dari perbincangan mereka. "Ya, lebih baik kita tidak pulang sendirian kalau malam, menunggu ojek online pun, lebih baik menunggu dekat pos satpam saja supaya tidak sendirian. Kapan ya kak Mira akan menambah jumlah perawat supaya yang jaga malam dua orang?"kata Raissa. "Oh, aku lihat hari ini ada beberapa kandidat yang di wawancarai. Cantik-cantik, dan ada pria juga yang melamar. Ganteng loh!" kata Peni semangat. "Huuu.. lihat yang ganteng dikit langsung semangat kamu Pen!" kata Raissa. "Iya dong, masih normal!" balas Peni. "Semoga cepat dapat tambahan tenaga baru deh, terlebih lagi, semoga si topi biru cepat tertangkap biar kita semua bisa bernapas lega. Saat ini aku jadi mencurigai semua pejalan kaki yang berjenis kelamin laki-laki." kata Asya sambil tertawa. "Iya benaarrr.. aku juga, bawaannya curiga melulu." sambut Peni. "Lalu tadi kasus apa di poli anak Sa, Raihan dan Farhan ya? ada apa sih?" tanya Asya. Mengingat Raihan dan Farhan, Raissa kembali kesal dan menceritakan pengalaman tadi pagi hingga sore dengan menggebu-gebu. Asya dan Peni juga ikut emosi mendengarnya. Peni lalu mencari berita di ponselnya. "Oh sudah ada ini beritanya!!! tapi namanya pakai inisial semua. Gurunya sudah ditangkap!! kasihan anak-anak itu, ternyata korbannya sudah banyak!!" seru Peni. Dan merekapun akhirnya membahas kasus Raihan dan Farhan yang langsung menjadi trending topik di dunia maya. Setelah itu mereka membahas rencana menjenguk Liza besok sepulang kerja karena ketiganya masih sama-sama dinas pagi besok pagi.