webnovel

Rainata

Dia, gadis pencinta hujan namun sangat takut dengan suara petir Dia, sangat menyukai langit hingga pernah bermimpi memiliki sayap untuk bisa terbang bersama burung-burung melintasi cakrawala di atas sana Dia, mencintai pantai menyukai setiap deburan ombaknya ketika ombak tersebut menabrak karang Dia, sosok yang menggilai semua hal akan pantai seperti Kerang dan Mutiara Dia, hampir menghabiskan sebagian waktunya duduk dibawah pohon besar dibelakang rumahnya mengagumi sosok matahari yang selalu menyinari tanpa meminta balas apapun juga Dia adalah Rainata, sosok gadis yang penyayang, lemah lembut, ceria, periang, tomboy, jago beladiri, dan rajin berolahraga, tak heran jika body yang dimilikinya ramping bak model dengan wajah yang berparas cantik, hingga membuat dirinya selalu dipuja oleh kaum lelaki, tak jarang kaum lelaki yang secara terang-terangan menyatakan cinta di depan umum kepadanya. Namun tak ada satupun yang tahu bahwa sosok Rainata sangat takut akan Jatuh Cinta karena 1 alasan di masa lalunya yang pernah ia alami di dalam kehidupannya dahulu Dia, Rainata yang terbiasa sendirian, yang terbiasa hidup tanpa kasih sayang dari kedua orang tuanya.

Narria_vivi · วัยรุ่น
Not enough ratings
395 Chs

24. Ingatan yang Pedih

"Terus kenapa? Gevan mau kemana?" tanya Rain keukeuh untuk ingin tahu

"Ke toilet bentar aja Cantik." jawab Gevan santai

"Terus saya gimana?" tanya Rain memasang sorot bertanya

"Lo bisa tunggu di mobil kan Cantik?" tanya Gevan lagi

"Bisa Gevan." jawab Rain cepat

"Oke kalau gitu gue ke toilet dulu ya, lo bisa langsung ke mobil. Ini kunci mobilnya." ucap Gevan dengan menyerahkan kunci mobilnya ke Rain

"Iya Gevan" jawab Rain mengambil kunci mobil yang diberikan Gevan, lalu berjalan menuju pintu keluar dari Restoran tersebut

Begitu juga dengan Gevan, Gevan dengan segera menuju toilet

Ia membasuh wajahnya sebentar di wastafel depan bilik toilet, ketika ia melihat ke cermin yang ada di depannya ia melihat penampakan seseorang yang dikenalnya. Dia lagi. kenapa ia selalu di pertemukan di waktu yang tidak tepat. Ketika Gevan sekuat mungkin melupakan perempuan itu, kenapa sekarang ia malah bertemu disini, rasanya ia sudah susah - susah berusaha melupakan perempuan itu, malah sekarang perempuan ini muncul lagi di hadapannya. Ia sungguh muak, benar - benar muak.

Sosok perempuan yang dikenalnya itu berada tepat di belakangnya. Namun ia tak menghiraukannya ia malah berlalu begitu saja. Ia tak menghiraukan perempuan itu terus memanggil - manggil namanya, sekali lagi ia tidak peduli, sangat tidak peduli. Kali ini yang ada di hatinya hanyalah Rain seorang. Perempuan itu sudah tak lagi ada di hatinya. Itu semua bukan salahnya, melainkan salah perempuan itu sendiri.

Gevan memasuki bilik toilet pria dan mengunci pintunya dari dalam

Entah kenapa jika melihat perempuan itu ia merasakan dunianya kembali ke ingatannya di masa lalu, ia seperti masih merasakan sakit karena penghianatan yang dilakukan perempuan itu, itu sebabnya ia sangat membenci perempuan itu dan tidak ingin mengingatnya lagi. Namun kenapa takdir malah mempertemukannya disini?

Flashback On

Di Taman…

"Sayang kita mau kemana?" tanya perempuan itu bergelayut manja di lengan kokoh Gevan

"Kemana aja asal kamu seneng sayang." jawab Gevan lembut

"Aku mau kemana aja asal disitu ada kamu." ucap perempuan tersebut sambil tersenyum senang

"Kamu sayang gak sih sama aku?" ucap Gevan dengan nada suara yang mulai berubah

"Kenapa nanya gitu?" tanya perempuan itu dengan nada suara yang terdengar gugup

"Kamu gak mau jawab?" tanya Gevan dingin

"Aku sayang kamu Gevan." jawab perempuan tersebut berusaha tidak gugup

"Berapa lama kita pacaran?" tanya Gevan lagi dengan nada suara yang dingin

"Tiga Tahun" ucap perempuan tersebut dengan nyali yang mulai menciut. Ia memiliki firasat yang tidak enak kali ini. Akan kah Gevan sudah mengetahui semuanya?

"Berapa lama lo selingkuh dibelakang gue?" tanya Gevan to the point

"Aku gak pernah selingkuh di belakang kamu sayang" ucap perempuan itu mengelak

"Oiya gue liat lo selingkuh di depan mata gue!" jawab Gevan dengan nada suara yang dingin dan menusuk

"Enggak sayang kata siapa aku selingkuh?" tanya perempuan itu berusaha menenangkan Gevan

"Kalau gue punya buktinya apa lo masih ngelak gini?" tanya Gevan masih dengan nada suara yang dingin

"Kamu punya buktinya kalau aku selingkuh?" tanya perempuan tersebut mulai takut

"Punya!" jawab Gevan singkat

"Mana?" tanya perempuan tersebut lagi

Gevan merogoh saku celananya dan mengambil benda kotak itu, dengan segara ia membuka tombol kunci handphonenya dan mencari galeri lalu men scroll nya. Setelah menemukannya ia memperlihatkannya kearah perempuan tersbut di depan wajahnya

"Ini siapa?" tanya Gevan dingin

Perempuan tersebut sudah gugup setengah mati ketika Gevan memperlihatkan fotonya bersama seorang lelaki.

"Itu bukan aku Gevan sayang." ucapnya berusaha menenangkan sekaligus mengelak

"Apa pembelaan lo bilang ini bukan lo?" tanya Gevan dingin

"itu bukan aku sayang, kamu gak percaya sama aku sayang?" tanya perempuan tersebut dengan sorot mata berkaca-kaca

"Simpen air mata lo! Lo gak perlu nangis. Memangnya lo pikir dengan lo nangis bisa ngerubah semuanya? Apa lo bisa ngembaliin kepercayaan yang gue kasih yang udah lo sia - sia in begitu aja. Dengan foto ini gue sadar, selama ini gue menghabiskan waktu selama 3 tahun dengan orang yang salah. Harusnya gue percaya apa kata temen - temen gue kalau lo itu perempuan gak bener" ucap Gevan panjang lebar.

Ia benar - benar muak dengan perempuan di hadapannya ini ia benar - benar kecewa dan ia benar - benar sakit hati dengan perempuan yang ada di hadapannya ini

Gevan menarik nafas pelan dan menghembuskannya secara perlahan, lalu berkata "Kita udahan sampai disini aja." ucap Gevan lantang

"Aku gak mau kita putus sayang" ucap perempuan tersebut sudah meneteskan air matanya

"Simpen Air mata buaya lo itu, gue gak butuh lo tangisin." jawab Gevan sedikit kasar

"Sayang jangan putusin aku, aku gak mau kita putus." ucap perempuan itu lagi dengan nada suara memohon

"Tapi gue mau kita putus." jawab Gevan keukeuh

"Aku gamau sayang, please kasi aku kesempatan buat perbaiki semuanya."

"Gak perlu, lo bisa pergi dari hidup gue mulai detik ini."

"Please sayang kali ini aja kasi aku kesempatan buat perbaiki semuanya ya?"

"Lo tahu gue paling benci perselingkuhan. Lo tahu prinsip gue kalau pacaran itu, semua bisa dimaafkan kecuali perselingkuhan. Gue udah maafin lo tapi maaf gue gak bisa pacaran sama cewek tukang selingkuh." ucap Gevan menegaskan

"Aku gak selingkuh sayang." jawab perempuan tersebuyt berusaha meyakinkan

"Kalau lo gak selingkuh kenapa lo barusan minta maaf, gak usah ngelak lagi gue tahu itu lo."

"Oke sayang, oke aku ngaku salah, oke itu memang aku. Tapi cowok di foto itu cuman temen aku sayang gak lebih, aku gak pernah ngehianatin kamu." ucap perempuan tersebut berusaha meyakinkan Gevan lagi

"Kalau lo gak selingkuh kenapa lo minta maaf dan ngaku salah? Dari sini gue makin yakin kalau lo beneran selingkuh. Apa kurangnya gue ? kalau lo bosen kita bisa break lo bisa bilang jujur kalau lo mau putus. Gak gini caranya. Kalau gini lo malah nyakitin perasaan gue, gue sayang sama lo kita udah lama pacarannya. Tapi lo dengan mudahnya menghancurkan kenangan manis kita dengan lo selingkuhin gue kayak gini, gue kecewa sama lo." ucap Gevan panjang lebar, sorot matanya memancarkan kesedihan yang mendalam. Karena bagaimanapun Gevan sangat menyayangi perempuan ini lebih dari ia menyayangi dirinya sendiri. Namun bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur. Mungkin ia memang harus pisah dengan perempuan yang dicintainya

"Aku minta maaf sayang." ucap perempuan tersebut tidak bisa berkata-kata

"Berhenti panggil gue sayang." ucap Gevan berusaha tegas

"Kenapa aku gak boleh panggil kamu sayang? Kan kamu pacar aku." jawab perempuan tersebut polos

"Iya itu dulu, sekarang udah enggak mulai detik ini udah enggak." ucap Gevan berusaha tegar

"Aku gak mau putus sayang." ucap perempuan itu lagi

"Udahlah pergi dari hidup gue. Lo yang pergi atau gue?" tanya Gevan dingin

"Aku minta maaf sayang." ucap perempuan tersebut menyerah

"Gue muak. Jangan pernah muncul lagi di hadapan gue. Gue BENCI lo!" ucap Gevan berlalu begitu saja dari hadapan perempuan itu

Flashback Off