"Kenapa?" tanya Rain melirik sekilas ke arah Gevan, pura - pura tidak terlalu ingin tahu. Ya sekali - kali jadi munafik tidak apa - apa kan?
"Mau tahu?" tanya Gevan tersenyum dan menaik turunkan alisnya. Ia sudah tahu dan dapat menebak pasti Rain pasti ingin tahu namun Rain tidak menunjukkannya. Pura - pura tidak ingin tahu padahal sebaliknya. Gevan tahu Rainnya itu terlalu memiliki gengsi yang tinggi.
Rain memandang Gevan dengan tatapan kesalnya lagi, "Enggak, Enggak! Gak ingin tahu kok," ucap Rain mengalihkan tatapannya kesamping. Gevan jika semakin dibiarkan akan semakin menjadi - jadi menyebalkannya, lebih baik ia tidak usah peduli saja. Ia sangat jengkel terhadap Gevan. Gevan selalu mampu membuat darahnya mendidih karena emosi. Rain refleks mengusap - usap dadanya agar ia bisa menjadi lebih sabar lagi. Rain tak habis pikir, kenapa ia bisa jatuh cinta dengan laki - laki se-menyebalkan Gevan?
Support your favorite authors and translators in webnovel.com