webnovel

Annihilation

"Rain, apapun yang terjadi, jangan pernah lihat belakang." ucap Argant sambil memegang tanganku ketika lari bersama.

Kami terus berlari tanpa melihat belakang, cahaya Lumi tetap membimbing langkah kami dalam kegelapan yang mengancam. Suasana semakin tegang, dan suara langkah kaki entitas berbahaya semakin mendekat.

Argant menarikku ke lorong sempit yang tampaknya lebih aman. "Kita harus mencari jalan keluar secepat mungkin," ucapnya sambil memandang sekeliling.

Lumi terus menyala terang, memberi kami sedikit kenyamanan di tengah kegelapan. Namun, bayangan-bayangan gelap terus mengintai di sudut-sudut ruangan, menciptakan ketidakpastian.

Kami tiba di persimpangan lorong, dan Argant memilih arah dengan cepat. "Kita harus menghindari entitas ini. Mereka bisa berubah bentuk dan memanipulasi pikiran kita," kata Argant, pandangannya tetap waspada.

Tiba-tiba, cahaya Lumi meredup secara drastis. Aku merasa sesuatu yang tidak beres. "Apa yang terjadi?" tanyaku, mencoba menjaga ketenangan.

Argant tiba-tiba menggendongku. "Maaf, tapi tahanlah sebentar" ucapnya sambil berlari lebih cepat dari sebelumnya.

Aku memeluk leher Argant erat-erat, merasakan detak jantungnya yang berdebar kencang. Aku tahu dia juga merasa takut, tapi dia berusaha untuk melindungiku.

Kami berlari tanpa henti, suara langkah kaki entitas berbahaya itu semakin dekat. Aku bisa merasakan kepanikan mulai menjalar di dalam tubuhku.

Kami sampai di sebuah pintu besar yang terkunci. Argant meletakkan ku dilantai dan mengambil revolver miliknya. Lalu dia menembakkan Revolver itu beberapa kali kearah gagang pintu itu hingga hancur.

Pintu itu lalu terbuka, mengungkapkan lorong gelap yang ada dibaliknya.

"Kita harus masuk," ucap Argant.

Aku mengangguk, tapi aku tidak yakin apakah aku bisa melakukannya. Aku merasa sangat lelah dan ketakutan.

Argant mengambil tanganku dan mengenggamnya, menarikku ke dalam lorong gelap itu. Kami berjalan dengan hati-hati, mencoba untuk tidak membuat suara.

Suara langkah kaki entitas berbahaya itu semakin dekat. Aku bisa mendengarnya dengan jelas sekarang.

Argant menghentikan langkahnya dan menempelkan telinganya ke dinding. "Mereka ada di belakang kita," bisiknya.

Aku bisa merasakan jantungku berdegup kencang. Aku tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Argant mengeluarkan pisau dan revolver lainnya. "Ini saatnya untuk bertarung," ucapnya.

Dia menoleh ke arahku. "Kamu siap?"

Aku mengangguk, walaupun aku tidak yakin.

Argant menarikku ke belakang dan bersembunyi di balik sebuah pilar. Kami diam-diam menunggu entitas berbahaya itu tiba.

Suara langkah kaki itu semakin dekat. Akhirnya, kami bisa melihatnya.

Entitas itu berbentuk seperti manusia, tapi kulitnya berwarna hitam pekat dan matanya merah menyala. Itu terlihat sangat mengerikan.

Entitas itu berhenti di depan pintu yang baru saja kami lewati. Itu menoleh ke arah kami, dan aku bisa melihat senyum jahat di wajahnya.

"Kau tidak bisa lari dariku," ucapnya.

Argant menarikku keluar dari persembunyian. "Kita akan lihat tentang itu," ucapnya.

Dia menyerang entitas itu dengan revolvernya. Entitas itu menghindar dengan mudah, dan membalas dengan pukulan bayangan hitam yang keras.

Aku melihat Argant terlempar ke belakang. Aku tahu aku harus melakukan sesuatu.

Aku mengambil flashbang dari sakunya dan melemparkannya ke arah entitas itu. Flashbang itu meledak, menciptakan cahaya terang yang menyilaukan.

Entitas itu menjerit kesakitan. Itu menutup matanya dan berusaha untuk melindungi diri dari cahaya.

Aku mengambil kesempatan ini untuk menyerang. Aku berlari ke arah entitas itu dan memukulnya memakai batu dengan keras.

Entitas itu terjatuh ke tanah. Aku menendang kepalanya, dan itu tidak bergerak lagi.

Aku berdiri diatas tubuh entitas itu, merasa lelah dan bangga. "Haha, jangan macam-macam denganku!" ucapku penuh kebanggaan

Argant bangkit dari lantai, wajahnya pucat. "Kamu sangat berani Rain." ucapnya.

"Hehe, ini karenamu, maaf ya." ucapku sambil menolongnya berdiri.

"Kenapa minta maaf? Yang penting Entitas itu sudah dikalahkan kan?" ucapnya sambil tersenyum.

Lumi kembali bercahaya dengan terang. "Kita harus segera keluar." ucap Lumi yang kembali ke pelukanku.

Aku dan Argant mengangguk dan berjalan hingga ujung lorong. Kami sampai diruangan besar. Ditengah ruangan itu terdapat 4 tiang dengan gambar Spring, Summer, Autumn, Winter yang mengelilingi Bola bercahaya biru. Apa maksudnya?