webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · สมจริง
เรตติ้งไม่พอ
312 Chs

Rencana

"Gila aja sih gue capek banget kalo menyangkut sebobrok apa ternyata sekolah kita," Raka merebahkan tubuhnya. Menggelengkan kepalanya dengan brutal.

"Bukan sekolah kita Ka. Itu sekolah lo. Yang punya yayasan kan lo bukan kita," jawab Ardi seraya terkekeh jenaka.

Maya mendengus, "Nggak usah hirauin Ardi. Bodo amat,"

"Kita spill aja kelakuan mereka waktu malam penutupan. Nanti pasti rame banyak wartawan tuh. Spill aja semuanya. Biar gue sama Raka ngurusin sisanya. Di jamis beresss," jawab Maya seraya mengacungkan kedua ibu jarinya ke udara, "Berarti banyak bakalan pake mata mata sama yang nyuruh kalian bukan? Kamu pamerin apa yang kamu dapetin hari ini. Cerita apa aja,"

"STOP jaangan di bayanngin ya biar mereka jalan. Nanti makin sesek loh kalo kalian masih berhubungan lama gitu deh,"

"Gila aja sih gue capek banget kalo menyangkut sebobrok apa ternyata sekolah kita," Raka merebahkan tubuhnya. Menggelengkan kepalanya dengan brutal.

ตอนที่ถูกล็อกไว้

สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com