"Kenapa kau terlihat terkejut melihatku di ruangan Pak Dimas? Bukankah wajar kalau sekretaris berada di 'dekat' atasannya?" Natalie memiringkan kepala sembari menekan beberapa kata dalam ucapannya.
Wajah Gina meledak dengan warna merah karena marah mengetahui fakta bahwa Natalie secara terang-terangan mengungkapkan hubungannya dengan Dimas secara tersirat. Gina memaksakan diri untuk tersenyum walaupun hatinya terbakar akan amarah.
"Baiklah, saya akan segera keluar dari ruangan ini." Gina menggigit bibir bawahnya dengan ekspresi masam.
Natalie mengulurkan tangannya, menunjukkan pintu keluar pada Gina. Senyum miring terukir di bibirnya. "Kalau begitu, silakan keluar. Aku dan Pak Dimas masih mempunyai beberapa urusan yang sempat tertunda."
Gina dengan berat hati melangkah menuju pintu. Sebelum keluar dari ruangan Dimas, sejenak Gina menoleh ke arah Natalie, menatap tajam perempuan itu.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com