"Tunggu Caroline!" Osmond berteriak, menarik tangan Caroline untuk mau menatapnya lagi.
Dia sangat tahu bahwa apa yang dilakukan Caroline adalah sesuatu yang buruk, namun tidak ada gunanya dia marah bahkan berteriak pada gadis itu di saat dia telah menggunakan sihir terlarang. Tidak ada gunanya, pada akhirnya semuanya sudah terlambat. Tidak ada yang bisa dia lakukan, mencoba memastikan adalah hal yang dia lakukan.
Walau pada akhirnya dia tahu jika Caroline telah memutuskan tekadnya, karena sebuah kata cinta dia tidak mau menyakiti sang Mate lebih jauh lagi. Dia cukup terkejut dengan hal itu, namun dia tetap saja tidak suka dengan apa yang dipilih Caroline. Padahal awal dia ingin bertemu Caroline adalah meluapkan rasa rindunya sebagai seorang Kakek yang biasa.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com