webnovel

Pulau Ajaib

----TAMAT---- Aquila Octavi, Putri Mahkota dari Kerajaan Gisma dijodohkan dengan seorang pendatang di Kerajaannya. Akibat penolakan darinya, istana menjadi dalam keadaan genting. Inti batu itu dicuri oleh seorang penyihir. Namun, ada juga sisi baiknya dari kejadian itu. Karenanya, ia dapat menemukan sahabat yang sudah lama menghilang tanpa kabar. Ia juga bisa mengenal seorang pria yang kelak menjadi suaminya. Jangan lupa rate, vote, dan comment ya! . Baca juga novel author lainnya dengan judul "Kisah SMA"

AisyDelia · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
38 Chs

Balas Dendam (2)

Cornelia mencari beberapa petunjuk tentang keberadaan Augusta di istana milik kakaknya. Namun, ia juga belum lupa bahwa ia juga harus membalaskan dendamnya. Cornelia pun memutuskan untuk mengesampingkan permasalahan Augusta terlebih dahulu dan memilih fokus pada rencana balas dendamnya. Karena ia harus tetap membalaskan dendam kakaknya kepada seluruh rakyat Kerajaan Gisma, terutama Felix yang telah membunuh kakaknya, Feirla.

Maka dari itu, Cornelia harus kembali ke istana miliknya dan mengamankan inti yang sudah diambilnya dari Kerajaan Gisma. Hampir saja ia melupakan hal penting itu. Untung saja, mereka juga lupa dengan inti yang sudah diambil. Hari itu juga, ia akan kembali ke istana miliknya untuk menyiapkan segala hal yang diperlukan. Sebenarnya mudah saja untuk menyerang mereka, tapi ia tidak ingin gegabah seperti kakaknya.

Sementara itu, Aquila bersama yang lainnya akan mengumumkan kondisi Pulau ini terlebih dahulu dan mengajak rakyatnya yang sukarela untuk bergabung melawan musuh dan mengembalikan Raja seperti semula. Mulanya, Aquila mengumpulkan semua rakyatnya di dalam istana. Kali ini, Aquila lah yang akan mengumumkannya sendiri, bukan Sang Ratu. Karena beliau masih dalam keadaan sedih.

"Para rakyatku, kondisi pulau ini sedang dalam keadaan genting. Ayahku sedang berada dalam pengaruh musuh. Maka dari itu, aku mengajak kalian yang ingin membantu kerajaan ini untuk melawan musuh. Kita harus mendapatkan inti pulau ini sesegera mungkin. Kita hanya punya waktu tujuh hari lagi sebelum pulau kita benar benar hancur. Aku sebagai putri mahkota akan menyiapkan segalanya. Aku harapkan kerja sama kita semua." jelas Aquila dengan lantang kepada seluruh rakyatnya. "Ingat, kita harus bersiap siaga! Entah wanita itu yang akan duluan menyerang atau kita. Aku dan yang lainnya akan menyusun rencana sebaik mungkin. Sekarang kalian boleh kembali." sambung Aquila.

Seluruh rakyat mengangguk paham dengan semua perkataan Aquila. Wajah mereka seakan akan mengatakan bahwa mereka siap untuk mempertaruhkan nyawa mereka untuk melindungi tempat tinggal mereka. Setelah itu, mereka semua pun kembali ke tempat mereka. Sementara itu, Aquila dan yang lainnya akan bersiap dengan rencana.

"Semuanya, kita pergi ke ruang pertemuan sekarang!" perintah Aquila. Serentak, semuanya mengikuti Aquila yang hendak pergi ke ruang pertemuan.

Di ruang pertemuan, mereka mendiskusikan banyak hal. Mulai dari membahas hal hal yang sebelumnya terjadi, mencari tahu kelemahan Cornelia, cara menyadarkan Sang Raja kembali, dan cara merebut kembali inti itu. Semuanya dipikirkan dengan matang matang. Berjam jam mereka menghabiskan waktu untuk itu. Dan, akhirnya tepat tengah malam, semuanya selesai. Tepat saat itu juga, Aquila merasa mendengar suara Cornelia. Suaranya terdengar seperti berbisik.

"Kau tahu Augusta?" itulah yang didengar oleh Aquila. Wajahnya terlihat sangat kaget. Ia benar benar mengingat nama itu. Bagaimana tidak, ia adalah teman dekat Aquila.

Aelia yang melihat wajah kakaknya langsung bertanya, "Ada apa, kak?"

"Tidak ada. Kakak ingin menemui Ibu dulu. Kamu istirahat saja dulu. Jangan khawatirkan kakak!" ucap Aquila tergesa gesa. Aelia tahu bahwa ada hal lain yang mengganggu kakaknya. Tapi, ia tidak akan berusaha mencari tahu hal itu. Kakaknya benar, lebih baik dirinya beristirahat terlebih dahulu.

Sementara itu, Aquila berlari menuju kamar Ibundanya. Ada hal penting yang harus ia tanyakan. Saat sudah sampai di kamar Ibunya. Ia langsung masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Ia langsung bertanya dalam keadaan napas terengah-engah, "Ibu, Augusta - Augusta...." ucap Aquila panik ditambah napasnya yang masih terengah engah.

"Sayang, ada apa?" Ibunya mendekati Aquila yang berada di ambang pintu dan memegang kedua pundaknya.

"Ibu tau Augusta, kan? Cornelia sepertinya mengetahui Augusta. Aku takut dia dalam bahaya. Apa Ibu tahu di mana Augusta sekarang?" ucap Aquila dengan cepat.

"Augusta teman kamu? Maaf, sayang! Tidak ada yang tahu di mana dia sekarang. Memang kenapa?"

"Cornelia melakukan telepati kepadaku. Ia bertanya tentang Augusta."

"Wanita jahat itu mengetahui tentang Augusta?"

Aquila mengangguk cepat. Ia benar benar terlihat takut dan khawatir dengan keadaan Augusta. Walau sudah lama ia tidak bertemu dengan Augusta dan tidak ada yang mengetahui keberadaan Augusta sejak saat itu. Ia hanya tidak ingin teman dekatnya terluka.

"Aquila, besok kau harus bersiap untuk menyerang, kan?" tanya Ibundanya sambil memeluk tubuh Aquila yang sedang ketakutan. "Kamu tidak mau yang lain khawatir, kan? Ibu yakin Augusta akan baik baik saja. Bukankah kamu pernah bilang bahwa Augusta memliki bakat sihir yang hebat? Ia pasti bisa menjaga dirinya dengan baik. Sekarang, kamu beristirahatlah." ucap Ibunya, lalu mengecup kening putrinya.

Aquila mengangguk pelan dan mengucapkan terima kasih. Ia lalu pergi ke kamarnya untuk beristirahat. Besok adalah hari yang sangat penting bagi Kerajaan Gisma. Ia harus bisa melindungi seluruh rakyatnya. Dengan begitu, ia dapat menebus kesalahannya yang di masa lalu.

Hari esok pun tiba. Seluruh rakyat pun dikumpulkan kembali. Para rakyat yang memiliki sihir yang hebat akan ikut dalam perang. Sementara, yang tidak terlalu kuat akan menjaga yang lainnya di istana. Dalam penyerangan, akan dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok pertama yang akan menyerang Cornelia dan membuatnya sibuk dan kelompok kedua akan mencari inti itu di dalam istana Cornelia dan membawanya kembali.

Belum mereka berangkat ke persarangan Cornelia, Cornelia sudah datang terlebih dahulu ke tempat mereka bersama Raja dan boneka buatannya sendiri yang berjumlah sangat banyak. Belum mendarat di pulau itu, ia sudah mengeluarkan beberapa serangan secara acak yang menandakan bahwa ia telah datang dan bersiap untuk membalaskan dendam yang belum tersampaikan. Semua orang yang masih berada di dalam istana langsung waspada.

"Semuanya bersiaplah. Sepertinya Cornelia lebih dulu menyerang kita. Lakukan seperti rencana." perintah Aquila.

Semuanya yang ikut berperang langsung menuju ke areal luar istana. Pertarungan pun tak terelakkan antara 2 pasukan. Para pasukan Cornelia dengan cepat menyerang semua yang ada dihadapannya. Mereka menyerang semuanya dari atas. Cornelia hanya perlu diam dan memberi instruksi. Kekuatan mereka sulit untuk ditandingi. Akhirnya, rencana tidak bisa berjalan dengan baik. Tidak ada yang berhasil menyelinap dari kepungan para boneka Cornelia. Mau tidak mau, mereka harus ikut menyerang. Namun, semua pasukan itu susah untuk dilumpuhkan. Sementara yang lainnya menyerang, Aquila mencari Ayahnya untuk menghilangkan kutukan itu. Setelah melihat Ayahnya terbang berada di antara para boneka itu, Aquila langsung memerintah Peter dan Aelia untuk melindunginya. Aquila berhasil berada dekat dengan Ayahnya, tepatnya ia berada di belakang Ayahnya. Ia langsung mencoba menarik kutukan itu dari tubuh Ayahnya. Cornelia sama sekali tidak menyadari hal itu. Ia hanya fokus melihat musuhnya yang sedang kewalahan menahan serangan bonekanya. Tanpa disadari, boneka satu satunya sudah berhasil disadarkan sepenuhnya. Meski, ia masih dalam keadaan tidak sadar. Sang Raja diamankan terlebih dahulu ke dalam istana oleh Aquila. Setelah itu, ia langsung kembali ke medan perang.

"Kak Aquila.... Kita sudah tidak sanggup menahannya lebih lama. Keluarkan kekuatan kakak." ucap Lucia dengan keras.

Aquila yang mendengar itu langsung mengerahkan semua kekuatannya. Awan hitam berdatangan. Langit yang terang seketika berubah menjadi gelap. Suasananya menjadi lebih mencekam dari sebelumnya. Terlihat Aquila sudah membangkitkan seluruh kekuatannya yang ditandai dengan aura hitam pekat mengelilinginya. Aura itu benar benar membuat semua orang yang melihat bergidik ngeri, termasuk Cornelia. Ia lagi lagi merasakan hal yang sama dengan saat itu.

BOOOM!!!!!