webnovel

Project (-1): From The Underrated - Memory 0 [Indonesia Version]

Menceritakan seorang Kreator yang terjebak di sebuah dunia, yang sebenarnya ia mengenal dunia tersebut. Dunia itu adalah dunia fiksi buatannya, namun dunia itu berantakan karena mengalami korupsi yang membuat memori-memori di dunia tersebut terganggu. Kreator yang baru saja terdampar di dunia tersebut tidak tahu apa yang terjadi, mengapa hal itu bisa terjadi, dan segalanya tentang keberadaan Kreator, begitu pula dengan keberandaan dunia tersebut masih dipertanyakan. Salah satu masalah yang Kreator temui adalah hubungan antara dia sendiri dan karakter-karakter di dunia tersebut. Hingga selang beberapa waktu setelah Kreator tiba di dunia itu, tercipta beberapa kubu yang terutama ada 2 kubu utama yang saling bertentangan karena gangguan memori yang lebih menjadi-jadi, bahkan di antara mereka kehilangan memori mengenai siapa Kreator yang sesungguhnya, menjadikan rumor besar bahwa adanya Kreator yang asli dan yang palsu. Dipercaya kunci masalah di dunia tersebut memang hanyalah dari Kreator, namun solusi-solusi yang ada masih dipertanyakan untuk menuntaskan masalah tersebut. Ada pun kubu ke-3 yang netral, tidak mendukung keduanya namun mereka mengikuti apa yang seharusnya dari bayang-bayang kedua kubu tersebut. Selanjutnya, bagaimana sang kreator akan menyelesaikan masalah pada dunia ciptaannya sendiri? Dalam satu kesadaran terdapat berbagai kesadaran lainnya yang tercipta, membuat berbagai pikiran saling bertentangan satu sama lain. Ini lah cerita tentang satu orang yang harus menghadapi dirinya sendiri. "Dunia fiksi tercipta karena kita tidak bisa menerima realita. Ini bukan soal lemah atau kuatnya kita menerima realita, namun ini soal bagaimana jiwa seseorang bisa hidup nyaman walau di dunia yang sangat menyakitkan ini. Namun… apa jadinya jika dunia fiksi yang kita ciptakan malah menjadi musuh terbesar dan menentang keberadaan kita sendiri?”

Zyon7x · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
12 Chs

Memory 0-7 “Pelampiasan”

"Dosa… apa artinya itu?"

Yang ku ketahui hanyalah hal buruk tentang itu. Yang ku pahami tentang dosa adalah sesuatu yang membuatmu masuk neraka. Karena itu juga, bisa membuatmu menjadi orang jahat, mau itu diketahui oleh orang lain atau tidak—tapi yang pasti Tuhan mengetahuinya.

"Hey… kenapa aku berbuat dosa?"

Aku pun… tidak tahu, aku kadang mempertanyakan hal itu kepada diriku sendiri. Kenapa aku berbuat dosa begitu saja? Hah… sungguh, itu adalah hal yang cukup rumit untuk dijelaskan.

Jika kamu membicarakan ini kepada orang lain atau temanmu, maka mereka tak jauh akan memberitahumu agar menjauhi atau berhenti berdosa, pikirkan saja itu hal buruk, tak ada yang baik untuk melakukan semua hal itu.

Tapi… itu bukanlah hal yang mudah untuk berhenti melakukan itu. Pertama, ada namanya kecanduan, mungkin bisa terdengar bisa dicegah, aku setuju akan hal itu. Kedua, ada namanya—takdir… atau lebih tepatnya, alur cerita yang tidak dapat diubah, diberikan dan diatur langsung oleh Tuhan.

Kamu tahu, ada pun orang yang mengatakan kalau takdir bisa diubah jika kita berjuang. Aku setidaknya juga percaya—maksudku, ingin percaya jika itu memungkinkan. Aku tidak ingin menjadi pendosa seperti ini. Itu sudah dua, kecanduan dan takdir. Terdengar sangat blak-blakan bukan? Menghubungkan kedua hal tersebut, tapi itu lah yang hanya bisa aku pikirkan saat ini.

Lalu ketiga… PELAMPIASAN. Yah… terkadang, kita tahu kalau berdosa itu adalah sebuah hal yang salah, namun… nikmat. Dan ironisnya, di waktu sekarang dosa banyak dipergunakan untuk bekerja, atau contoh kecilnya… menarik orang di sosial media?

Ahh ya~ orang-orang itu memajang gambar tak senonoh hanya untuk mendapatkan banyak pengikut. Padahal ada jalan lain untuk meraih banyak pengikut loh, jalan halal juga tak kalah banyak. Tapi, yah… kamu tahu, entah kamu akan mengakuinya atau membantahnya sekarang, aku tidak terlalu peduli dengan jawabanmu sekarang, tapi sekarang aku akan mengungkapkan kebenaran. Menggunakan metode tersebut cukup mudah, bahkan tak sedikit penontonnya juga banyak dan menyukainya.

Hahaha~ Menjadi orang teratas dengan menggunakan dosa. Menikmati jalan yang salah tapi kamu mengetahuinya dan parahnya terus melakukannya. Sungguh, berapa banyak dosa yang kamu akan dapat dari sebuah gambar tak senonoh yang kamu pajang di internet? Terus menyebar, tak berhenti mengalir begitu saja. Rasakan dosa menumpuk sampai sebesar gunung.

Itu nikmati kan? KATAKAN‼! Itu. Nikmat. Kan~? Ah ya, pelampiasan itu juga bukan sekedar dilakukan begitu saja, pasti dia habis akal akan dia tidak pernah laku akan postingan atau karyanya di media sosial. Hal yang biasa-biasa saja dia lakukan tidak berhasil. Aku yakin, satu-satunya cara itulah menggunakan cara itu. Dan parahnya, dia menikmatinya daripada menyesal.

APA!? APA AKU TIDAK SALAH DENGAR??? KAMU MENYESAL MELAKUKAN HAL ITU!?!?!? Haha… HAHAHAHAHAHAHAHAHAHA‼‼ Lucu, munafik, dasar pendosa tak tahu malu. Jika kamu menyesal, KENAPA KAMU TERUS MELAKUKAN ITU!? KAMU TAHU ITU ADALAH HAL YANG SALAH, TAPI KAMU TERUS MELAKUKAN ITU! APA!? APAKAH ADA AGAMA YANG TIDAK MELARANG HAL SEMACAM ITU!? AGAMA YANG TIDAK MELARANG ORANG-ORANG UNTUK MELAKUKAN ZINAH!?

Maaf, aku terbawa suasana. Jujur aku tidak tahu ada ajaran semacam yang memperbolehkan itu di luar sana. Tapi, ayo lah kita semua tahu kalau ketelanjangan bukan hal yang baik. Jika itu diperbolehkan, berarti anak-anak juga boleh dong? Bayangkan saja, jika hal itu pun diperbolehkan untuk semua orang, maka diajarkan kepada anak-anak sejak dini bukan hal salah, walaupun kita tahu orang yang beranjak dewasa cepat atau lambat akan mempelajari hal itu.

Huh… maka dari itu, sangat jelas agama menyuruhmu untuk tidak melakukan hal itu, karena pada dasarnya itu adalah hal buruk. Oh ya~ aku lupa, bukan hanya hal itu juga bentuk dosa pelampiasan. Contoh yang tadi adalah dosa yang menyebar, tapi coba kali ini kita membahas dosa lainnya. Seperti… hehe~ nafsu misalkan.

Ini masih berhubungan yang tadi, namun kali ini adalah terkaitnya kita sendiri. Kamu tahu, ketika kamu sendiri dan tidak ada orang di sekitar, dan kamu melihat OH~ tidak sengaja melihat begituan. Ah ya, kamu tak disadari terpancing. Bahkan pelampiasan itu akan semakin sulit dicegah ketika kamu dalam situasi yang buruk, marah atau emosi misalkan~?

Huff… aku yakin, kamu tidak bisa menahannya. Jika kamu bisa menahannya ketika keadaanmu tidak baik, wow~ aku terkesan oleh imanmu. Tapi jika tidak? Ohohoho~ kamu keluar, dosa datang memberi salam. Hei, aku memberitahu kebenaran selama ini bukan untuk membuat nafsu loh. Aku hanya ingin kita bercermin kepada diri kita sendiri yang sudah rusak. Jika kamu berhenti membaca di sini dan beralih kepada dosa yang kita bicarakan sebelumnya, ya ampun… kamu benar-benar pendosa handal ya.

Lupakan kalimat terakhir. Aku tidak ingin menarik nafsumu lebih dari itu. Setidaknya dua dosa sebelumnya adalah yang paling jelas dikenal, entah banyak yang membicarakan itu secara diam-diam atau terang-terangan. Ada pun dosa-dosa pelampiasan lainnya, seperti membohongi orang-orang, fitnah, dan membantai orang-orang demi kepuasan sendiri.

Kamu tahu, dosa itu banyak sekali… sudah ku bilang dosa itu yang bentuknya membuatmu seperti orang jahat. Munafik juga dosa, berbicara kasar juga dosa, bahkan dikatakan menjadi orang tidak berguna juga dosa.

Kamu entah sampai berbuat dosa sebesar apa, aku adalah pendosa terbesar di dunia, setidak di cerita ini. Oh ya, yang berbicara di sini adalah Esmeray Lilith, sang gadis pendosa, yang hilang namanya dari beberapa kitab, yang terusir dari surga sebelum Adam dan Hawa—atau Eve, siapalah itu. Jika kamu berpikir yang berbicara ini adalah isi hati Kreator, ada benarnya juga tapi~ kamu salah juga deh, semenjak awal teks ini harusnya didengar oleh suaraku. Jadi, selamat yang membacanya sampai sini dengan suara laki-laki, aku harap kamu mengulang imajinasimu menjadi suara wanita sekarang.

Ekhem~ Sampai di mana tadi? Oh ya, aku adalah pendosa besar intinya. Lilith, entah kenapa Kreator memberi nama itu. Yah, nama itu terinspirasi dari legenda atau mitologi bahkan ada dalam agama bahwa orang dengan nama ini adalah istri pertama Adam.

Hey, ceritaku juga hampir mirip dengan apa yang diceritakan di dunia nyata, kira-kira begitu. Tentu saja pasti ada perbedaan, pandangan Manusia itu berbeda-beda loh. Jadi, aku hanya menceritakan tentang diriku saja, ok~? Aku sejujurnya malas juga menceritakan kisah nyata Lilith ini, jadinya aku hanya menceritakan versi di cerita ala Kreator saja.

Jadi, aku diciptakan sebagai Manusia pertama—perempuan Manusia pertama lebih tepatnya. Bersamaan dengan Adam, kami berdua diciptakan dari tanah. Nah, diciptakan dari tanah yang sama di waktu yang sama, kami berdua sebenarnya cukup mirip.

Menjadi Manusia… huh… sungguh sebenarnya aku tidak ingin membicarakan ini. Baiklah, ini terdengar konyol, tapi sebaiknya aku melewati bagian ini, ceritanya hampir mirip kok yang tersebar di internet.

Pokoknya, di sini intinya, emosi Manusia itu egois, mereka sama-sama ingin menginginkan sesuatu di mana mereka harus berselisih. Ini agak hal dewasa juga sih saat itu, jadi ini juga alasan aku ingin melewati bagian ini. Intinya, kami berdua ingin berada di atas saat melakukan itu, tapi kami berdua malah berselisih.

Hanya karena itu, aku diusir dari surga, karena dia laki-laki, oh ya laki-laki adalah pemimpin, aku kalah dan namaku dilupakan di beberapa kitab. Dan setelah itu, hal ini membuatku sedikit nostalgia pada saat ini… saat aku diusir dan berada di Bumi, aku dibuat amnesia. Hahaha… ini mirip seperti kejadian amnesia di dunia fantasi ini sekarang, aku menjadi polos dan tidak ingat apa-apa.

Saat-saat aku berada di Bumi, aku belum melakukan suatu hal yang buruk, aku hanya gadis lembut dan baik hati. Ah, sungguh indah masa itu, bersih dari dosa. Tapi… aku ingat saat itu aku bertemu sang Jin pertama, makhluk sempurna sebelum Manusia, guru semua Malaikat, ialah Azazel.

Di sini, Azazel mirip seperti Kreator… dia sangat baik kepadaku… atau lebih tepatnya keduanya benar-benar sama dan melakukan hal sama. Tapi di sini, Kreator sedikit berbeda alurnya, di mana… kamu tahu kelanjutannya dari sebelumnya, kan? Azazel di sini memberikanku arti segalanya untuk hidup.

Memang aku merasa ada hal yang disembunyikan dari Azazel, sama seperti Kreator sebelumnya. Tapi dia memberikan cinta yang tulus, tidak seperti cinta pada Adam… kami berdua melakukan hubungan tentunya.

Tapi di situ, saat-saat kehancuran dimulai. Seharusnya, kita berdua tidak melakukan itu. Kita berdua tidak sadar, bahwa kita melakukan dosa. Bukan hanya itu, seharusnya juga Manusia dan Jin tidak boleh bersatu. Maksudku, berteman boleh tapi—memiliki hubungan yang jauh dari itu hanya akan mendatangkan bencana.

Kita bertukar darah, dan emosi kita saling terhubung. Jin adalah makhluk sempurna sebelumnya, Manusia adalah makhluk paling sempurna yang terakhir. Ketika darah kedua makhluk sempurna bercampur, keduanya saling beraduk. Emosi, perasaan, dan pikiran Manusia yang sangat jauh melebihi batas menyatu juga dengan emosi, perasaan, dan pikiran Jin.

Jin adalah makhluk yang sungguh pintar, bahkan menjadi guru para Malaikat. Manusia mempunyai perasaan, di mana itu bisa membuat Manusia menjadi makhluk paling baik sekaligus makhluk paling jahat dan kejam yang pernah ada. Itu lah kenapa Manusia adalah makhluk paling sempurna, jika mereka berkehendak mereka bisa menjadi apa pun yang mereka mau.

Jin tak jauh berbeda, hanya saja derajatnya lebih rendah. Kita pun menyatu, saling bertukar satu sama lain. Lama-kelamaan kita berdua mulai berubah. Pikiranku menjadi lebih liar, emosiku mulai tak terkendali, dan juga perasaanku mulai menjadi-jadi. Hingga pada waktunya, aku ingat semuanya kembali, aku ingat ketika aku diusir, ketika mereka menendangku keluar, ketika dia—Adam menolak permintaanku untuk di atas.

Mungkin… hanya mungkin, jika aku tidak memiliki darah Jin di dalam diriku, mungkin aku masih bisa mengendalikan diri dan memaafkannya. Namun… kepintaran darah Jin dan emosi Jin tidak membiarkan hal itu terjadi. Aku sungguh membenci hal itu ketika mengingatnya.

Ketika kedua makhluk sempurna bersatu, maka mereka akan melebihi kesempurnaan, membuatnya menjadi makhluk yang tidak sempurna sama sekali. Hal yang berlebihan itu tidak baik, dan hanya akan merusak apa yang ada.

Kita berdua telah melewati batas dan berjuang melawan diri kita yang tidak bisa mengendalikan diri. Hingga saatnya tiba, kejadian kebakaran pun terjadi. Dalangnya, adalah aku. Aku dengan emosi yang menjadi-jadi membawa permusuhan kepada semua makhluk hidup sebelum Manusia di Bumi… Nisnas.

Benar, salah satunya adalah gadis bertelinga panjang itu. Mungkin dulu kita teman baik, tapi aku lama-kelamaan merasa iri karena dia mendapatkan hubungan yang lebih baik daripada hubunganku dengan Adam. Cintaku itu rusak, sementara dia masih terjaga dengan baik.

Aku mencoba membunuhnya ketika kekasihnya pergi jauh dari tempatnya. Bukan hanya itu, aku mencoba membuat kedua belah pihak bahkan lebih untuk berselisih dan membuat perang besar antar Nisnas. Kebakarannya mungkin tidak secara langsung dibuat olehku, tapi karena perbuatanku, mereka memulai kebakaran ini.

Ah ya, perselisihan mereka sebenarnya sudah terjadi lama sekali sebelum aku datang ke Bumi, aku hanya memanas-manaskannya saja agar rencanaku semakin mudah untuk dijalani. Dengan itu, semuanya berjalan sesuai rencana. Perasaan benci yang menghasutku akhirnya terpenuhi—oleh penyesalan yang amat besar.

"Kenapa…?"

Aku bertanya kepadanya dengan tatapan dingin, tapi dia hanya tersenyum. Ah benar, aku lupa seberapa baiknya dia. Bahkan aku mencoba membunuhnya, dia tetap tersenyum kepadaku. Dengan bekas luka di perutnya, dia mencoba memberitahu untuk mendekatinya.

Aku pun mendekati dia yang tergeletak di tanah. Dia memegang perutnya yang berdarah, lalu memberikannya kepadaku. Dia sebenarnya sudah tahu, kalau adanya kemungkinan darah antar Manusia dan Jin membuat diriku tidak stabil.

"Aku… mendengar dari Azazel… k-kalian berdua menderita. D-darah… darahnya, menyatu… membuat k-kalian tidak bisa… mengendalikan diri."

Jadi, Azazel sudah memberitahunya. Dia sudah mendengar kebenaran dari Azazel yang mungkin pada saat itu dia juga masih bisa mengendalikan dirinya. Tapi entah Azazel sama seperti diriku yang sekarang, cepat atau lambat dia akan kehilangan kendali.

Namun aku lebih cepat kehilangan kendali, dan dengan mudahnya sadar ketika melihat senyum tulus gadis Elf ini. Aku menangis, kenapa aku melakukan ini. Tapi semuanya sudah terlambat, aku tidak bisa mengatakan apa-apa. Aku hanya membeku, menyesal, dan juga sedih.

Entah siapa yang harus disalahkan… jelas diriku. Tapi juga, aku menyadari alasan lainnya yang tidak bisa aku lupakan kenapa aku bisa berada di sini sekarang. Andai aku tidak diusir dari sana... mungkin kekacauan ini tidak akan terjadi.

Takdir… ya, takdir, alur cerita yang diberikan oleh Tuhanku—Kreator‼! KREATOR YANG MEMBUAT JALAN HIDUPKU SEPERTI INI‼! KENAPA DIA TIDAK MENULIS CERITA INI LEBIH BAIK!? MEMBUATKU MENJADI PENDOSA SEPERTI INI APA LUCUNYA!? APA SENANGNYA!?

Bukan hanya itu… setelah kejadian kebakaran dan meninggalkannya dengan membawa darahnya, aku menjadi semakin rusak. Ah ya, sekarang aku sudah bisa dikatakan seperti Iblis. Tapi Iblis sesungguhnya adalah Azazel, darahku bisa dinetralisir karena darah milik Nisnas yang tidak terlalu sempurna. Darah milik gadis Elf itu—Sharla, aku meminumnya untuk mengendalikan diriku lagi.

Tapi itu membutuhkan waktu yang sangat lama, aku masih menjadi monster pendosa yang dikenal di seluruh alam semesta setelah Azazel sang Iblis. Darah Iblis masih ada di dalam diriku, namun sekarang darah Nisnas tercampur dalam diriku. Aku sudah menjadi Manusia yang gagal… entah aku harus menyebut diriku Manusia lagi. Aku sudah menjadi Iblis, dan sekarang berubah lagi ke bentuk di mana darah Nisnas menjadi mirip lagi seperti Manusia, namun dengan emosi dan perasaan yang cukup liar.

Aku… dikenal sebagai ras Lunarian. Jika Manusia tercipta dari tanah dan tinggal di Bumi, maka aku sebagai Lunarian juga tercipta dari tanah, tercampur Api dan Air, tapi keduanya menguap, menjadikan tanah ini sangat kering dan hampa…. Aku dan para keturunanku tinggal di Bulan, sebagai lambang dari kegelapan—bayang-bayangan Manusia.

Aku bisa menghasilkan banyak keturunan karena… uhh, bagaimana menjelaskannya ya. Aku mirip juga seperti Succubus. Ketika malam datang, aku menyerang para laki-laki, atau lebih tepatnya mereka juga tergoda tanpa aku minta. Ras Lunarian ini hampir banyaknya seperti Manusia, namun Manusia pada jaman itu tidak pernah mengetahui keberadaan makhluk lain selain mereka sendiri dan hewan-hewan yang hidup di sana.

Padahal di Bumi masih banyak makhluk Nisnas, jin, dan bahkan para keturunan Iblis di kejaraan atas laut yang tak kasat mata. Kebanyakan makhluk hidup berbagai planet yang tidak diketahui Manusia, sementara kami hidup sangat berdekatan dengan Manusia, karena kami tinggal di Bulan.

Ada pernah kejadian, entah kenapa Bulan terbagi menjadi dua, namun menyatu lagi. Manusia macam apa yang bisa melakukan itu? Kami pun cukup waspada, dan akhirnya kami menciptakan teknologi yang sangat canggih. Kami, Lunarian adalah gabungan dari ketiga darah para ras makhluk besar sangat pintar dan kecerdasan kita tidak sempurna membuatnya tidak maksud akal.

Kami mulai meninggalkan Bulan, namun diriku dan sebagian pengikutku ada yang masih hidup di sana. Aku menetap di sana karena terus mengawasi Bumi… entah kenapa aku melakukan itu. Rasanya, aku perlu sekali mengawasi Bumi, tapi aku lupa kenapa. Dan saat itu, aku mulai tersadar, efek darah Nisnas dari gadis Elf itu membuatku seperti ini. Aku mulai bisa mengendalikan diriku lebih mudah, aku dapat menghindari nafsuku terhadap para laki-laki, namun juga memoriku dari masa lalu mulai pudar.

Hingga akhirnya, aku lupa bahwa aku adalah Lunarian dan namaku, bahkan aku memanggil diriku sekarang adalah Dewi Bulan, Selene sang Bulan Putih. Aku memerintah keturunanku dan pengikutku dari Bulan. Aku masih menetap di Bulan dan mengawasi Bumi, walau aku sudah lupa apa tujuanku untuk mengawasi Bumi sampai saat itu.

Keturunanku juga semakin banyak, dan mereka sangat pintar-pintar. Lunarian adalah bangsa yang darahnya tercampur aduk, bahkan di antara mereka mirip seperti Nisnas, dan juga para Jin—atau lebih tepatnya ras Setan ketimbang Iblis. Ada perbedaan antara Iblis dan Jin, tapi mereka datang dari darah yang sama, dan juga kini ada ras Roh yang juga sebenarnya adalah Jin, namun sejarah asal mula mereka pudar dan malah teori Roh adalah keturunan Jin adalah sesuatu yang mustahil. Sejarah begitu mudahnya hilang dari berbagai dunia seiring waktu.

Rasku banyak menghasilkan cabang Setan—Devil kalau ku sebut mengikuti cerita Kreator, banyak mereka melahirkan Succubus, Vampir, dan lainnya juga. Ngomong-ngomong, aku yakin aku menyebut diriku Succubus sebelumnya, tapi pada saat itu belum ada nama itu dan baru lah muncul pada keturunanku. Ada pun Lunarian yang lebih dikenal dalam mitologi, banyaknya bertelinga hewan muncul juga dalam ras Lunarian. Entah kenapa Lunarian bertelinga kelinci lebih banyak dan mendominasi dari jenis lain… mungkin pada faktanya, kelinci sering melakukan itu, kalian tahu itu… juga mungkin kebiasaanku dulu menyerang laki-laki dan menghasilkan banyak keturunan. Huh~ dosa apalagi coba, seakan keturunanku itu adalah hasil dosa.

Cukup sampai di situ, aku mulai kehilangan diriku. Aku mulai lupa akan segalanya… cerita tentang diriku selanjutnya, tidak pernah ku ketahui. Aku lupa tentang bagaimana aku bisa hidup, aku lupa tentang kebencian dalam diriku, lupa juga tentang teman-temanku… Azazel, si anak kecil berambut hitam, gadis Elf, dan juga… entah kenapa aku merasa takut terhadap teman satu ini—yang mungkin tidak bisa memaafkanku, sang serigala laki-laki.

Ceritaku, selesai sampai di situ. Mungkin tidak semua yang aku ceritakan, aku hanya menceritakan bagaimana aku menjadi pendosa besar, bersama dengan keturunanku yang sebenarnya kalau mereka tahu, mereka lahir dari kemaksiatan. Aku bersetubuh dengan banyak laki-laki, dan aku melahirkan banyak anak, dan anak-anakku dengan polosnya senang melayaniku. Jika mereka tahu… mereka semua adalah anak haram, simbol dari kutukan dan dosa.

Tentu saja saat aku masih sadar, aku membenci kehidupanku seperti itu. Aku hidup untuk berdosa, dan aku mati pastinya ditakdirkan untuk masuk neraka… aku sungguh tidak ingin hidup seperti itu, atau lebih tepatnya lebih baik tidak pernah diciptakan dan hidup.

Maka dari itu… waktu itu aku lupa semuanya tentang diriku pada cerita utama, namun sekarang—

"Aku… INGAT SEMUANYA TENTANG DIRIKU DAN KEBENCIANKU KEPADA TUHANKU‼! KREATOR~‼! EHEHE~ AHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA‼‼‼!"

Lilith mengingatnya. Hampir semua memorinya kembali. Walau dia hanya menerima sebagian besar tentang kejadian kebakaran, tapi pecahan memori itu benar-benar membangkitkan dirinya.

Sementara Lilith tertawa sangat gilanya, Kreator sedang kesakitan karena lubang di perutnya. Ajaibnya, Kreator masih hidup. Ya, di dunia ini sepertinya semua yang ada di sana tak mudah mati kecuali para monster. Seharusnya semua karakter akan terus hidup selama Kreator hidup di sana. Jika mereka dipaksa untuk mati, mereka tidak bisa mati, yang ada adalah menderita dalam bentuk rasa sakit apa pun itu.

Seperti Kreator sekarang, perut yang berlubang tidak mengeluarkan darah seperti di dunia nyata, namun lubang itu segera menutupi lukanya, tapi juga menyisakan bekas yang berwarna ungu dan merah di sana. Hanya rasa sakit luar biasa, tapi tidak bisa mati.

Apakah ini takdir lebih buruk daripada kematian? Itu lah yang dipikirkan oleh Kreator selama merasakan rasa sakit itu. Dia semakin tidak bisa berdiri, berjuang untuk bergerak pun membuatnya semakin tidak berdaya.

"L-Lilith…" Ucapnya.

Lilith menatap sinis Kreator. Dipenuhi rasa benci. Dia tahu apa yang telah Kreator lakukan selama ini kepadanya. Memberikan takdir yang sangat luar biasa buruk. Kenapa dia tidak bisa membuat akhir yang lebih baik baginya? Apa karena Kreator juga adalah seorang pendosa? Yah… semua yang dirasakan dalam dunia fantasi ini sebagiannya adalah dari dunia nyata.

Lilith, adalah karakter pelampiasan dosanya Kreator. Setiap dosa yang dilakukan oleh Kreator, Lilith juga melakukan dosa. Lilith sangat tahu akan hal itu dan dia membencinya. Lilith tahu kalau dia menjadi orang jahat sekarang dan menjadi pendosa lagi karena menyakiti Kreator, namun baginya itu bukan sepenuhnya kesalahannya, tapi juga Kreator. Kreator lah yang membuatnya seperti ini, dan juga Kreator tidak bisa membantahnya.

Keduanya, saling memahami. Rasa Lilith ingin membunuh Kreator adalah perasaan Kreator juga yang ingin mati dan bahkan tidak pernah ada di dunia ini. Tak lain yang meminta kematian itu sendiri adalah Kreator, tak lain dan tak ada siapa pun lagi di sini, karena pada dasarnya kita semua tahu—dunia ini adalah satu kesatuan jiwa yang sama.

Keduanya memperjuangkan sesuatu, walau jiwa ini memiliki banyak pikiran yang selalu ia inginkan dan harapkan, bahkan kematian sekaligus. Sungguh, abstrak baginya untuk menulis ini semua dalam dunia yang ia ciptakan.

"Aku tahu, Kreator… aku tahu kenapa kamu menciptakanku. Aku adalah bentuk dari dosamu yang kamu telah lakukan selama ini."

Lilith melangkah mendekati Kreator. Menjulurkan tangannya kepadanya.

"Lilith… aku, minta maaf…"

"Kreatorku yang tercinta, seharusnya kamu sadar kalau meminta maaf kepadaku sekarang itu tidak akan berguna. Tapi, sepertinya kamu munafik lagi, sama seperti sebelumnya kamu selalu mengatakan hal yang manis kepadaku. Tapi semua itu isinya hanya bohong belaka, demi menyelamatkan dirimu sendiri, bukan?"

Lilith mencekik Kreator dan mengangkatnya sangat mudah. Di saat bersamaan, tanduk mulai tumbuh di kepalanya, muncul sebuah sayap dan ekor di belakangnya. Aura merah mengelilingi Lilith dengan kilatan hitam pekat di bawah sinar bulan yang gelap.

"Aku ingat sekarang… hey~ apa kamu ingat aku hampir mencekikmu di bawah air terjun itu? Aku entah kenapa saat itu menaruh kedua tanganku di lehermu, sepertinya, itu lah jawabannya sekarang."

"Ugh…‼! L-Lilith…‼!"

Terus menerus mengucapkan namanya, Lilith merasa jengkel terhadap Kreator.

"Hei, apa kamu punya hal lain untuk diucapkan selain namaku? Kamu benar-benar tak berdaya dan tidak ada harapan ya, Kreator~"

"Li…lith…"

"DIAM‼!"

Lilith mencekik Kreator dengan sangat kuat dan melancarkan serangan bernergi gelap dari tangan yang mencekiknya. Sebuah sengatan luar biasa dirasakan dari leher Kreator, bahkan serangan itu menembus lehernya dan menyisakan lubang di lehernya.

Tapi lubang itu segera tertutup kembali entah bagaimana. Lilith memerhatikan itu dengan tatapan sinis.

"He~ sepertinya kamu tidak mudah mati ya, Kreator~ ehehe…"

Lilith tersenyum kecil, lalu lama-kelamaan senyumnya membesar dan diikuti tawa gila histeris.

"AHAHAHAHAHAHA~‼! ITU BAGUS‼! AKU MENYIKSAMU SESUKAKU‼! Walaupun… seharusnya membunuhmu lebih cepat itu ada baiknya juga, soalnya aku tidak mau berada di dunia ini. Jika kamu mati, maka aku akan lenyap, dan itu lebih baik untukku. Tapi sepertinya, takdir—alur cerita yang dibuat oleh kita semua di sini memberikanku waktu untuk menyiksamu dulu lebih lama. Sungguh, mungkin ini menyenangkan tapi juga menyusahkan."

Lilith menundukkan kepalanya, lalu menatap perlahan memperlihatkan wajahnya yang suram.

"Maka dari itu, aku harus menikmati waktu-waktu ini…"

Kreator sedikit bereaksi. Entah apa yang bisa dilakukan oleh Kreator sekarang, namun hanya momen-momen terakhirnya, mungkin. Dia hanya membicarakan isi hatinya sekarang.

"A-aku… uhk… me-mengakuimu…" Ucapnya dengan nada yang melemah.

Lilith menaikan sebelah alisnya, sedikit bingung terhadap ucapannya.

"Menga…kuiku? Untuk apa?"

Lilith menatap sinis Kreator dan mengangkatnya lebih atas.

"A-aku… aku… d-dosanya… aku mengakuinya…"

"Hah…? Dengar Kreator, aku tidak perlu pengakuanmu. Dan juga, berhenti banyak bicara."

Lilith mengangkat Kreator lebih atas dan menariknya.

"Kreator… BERSIAPLAH UNTUK MERASAKAN AMARAH DAN KEBENCIANKU‼!"

Lilith dengan sekuat tenaga mencekik Kreator hingga ukuran leher Kreator menyusut, lalu dia melempar dengan sekuat tenaga ke depan. Dia melemparnya dengan sangat brutal, bahkan tanah yang dilewati tubuh Kreator yang terpental rusak, dan juga terasa benturan keras seperti gempa kecil saat itu terjadi.

"AAAAAAAGGGGGGGGGHHHHHHHHH‼‼‼‼‼‼‼‼‼‼‼‼"

Kreator berteriak kesakitan dan terus terlempar jauh, bahkan pohon-pohon yang dilewatinya runtuh. Kreator merasakan punggungnya rusak, dan semakin rusak. Bahkan entah sampai sejauh mana, Kreator sudah sangat merasakan tubuhnya rusak hingga dia tidak merasakan apa-apa lagi untuk sesaat.

Kreator mendarat di air terjun yang sama sebelumnya di mana mereka bertemu. Tubuh Kreator menempel di dinding balik air terjun itu, kesadaran Kreator kembali, rasa sakit mulai kembali padanya. Dia merasakan tubuhnya rusak, dia yakin banyak tulang yang patah.

Namun keajaiban dunia ini membuat retakan tulangnya kembali menyatu, suara tulang-tulang yang kembali pulih terdengar jelas olehnya. Sangat sadis dan horror, tapi ini benar-benar terjadi. Tubuhnya yang gepeng, jatuh di bawah ai terjun, dia diguyur air terjun di sana. Yang dia lihat hanyalah permukaan di bawah air. Bahkan dia sudah menyerah untuk mencoba bernafas dan menghisap air di hidungnya.

Dunia ini lebih kejam dari yang dia kira. Lebih kejam dari dunia nyata—dia sadar dan teringat ini adalah dunia ciptaannya, semua perasaan dan emosinya ada di sini, termasuk dia ingin mati di dunia nyata, ada di sini. Dan sekarang ada ciptaannya yang dikirim untuk mencoba membunuhnya. Salah satunya adalah Lilith, dia tahu kalau karakternya tersebut memang ditakdirkan akan membenci Tuhannya sendiri. Kenapa aku menciptakan Lilith seperti itu? Pikirnya. Dia sadar, ya, dia pernah berharap ingin mati sebelumnya, dan ini jawabannya.

Lilith yang berjalan menyusul Kreator pun muncul, Kreator sadar akan langkahnya yang anggun namun sangat terasa tekanan udarannya. Dia berjalan sambil menyengir dan tertawa.

"Ehehehe~ AHAHAHAHAHAHAHAHAHA‼! Sungguh luar biasa! Lihatlah tubuhmu yang hancur kembali seperti semula! Ini seperti cerita siksaan alam kubur bukan? Di mana kamu terus akan disiksa akan dosamu, dan tubuhmu yang hancur akan terus kembali seperti semula, lalu disiksa kembali—tunggu, itu di neraka atau di alam kubur ya, sebenarnya? Ahaha~ persetan dengan itu, ternyata aku cukup menikmati ini, hehehehe~ Ne ne~ Kreator, tolong berteriak lagi untukku~!"

Kreator tidak bergerak sedikit pun. Sepertinya dia sudah kehilangan dirinya. Lilith semakin dekat, dan mencoba mengajak bicara kembali.

"Kenapa diam seribu kata? Jangan bilang kamu sudah menyerah? Begitu cepatnya? Sungguh… benar-benar kamu adalah seorang pecundang, lemah, bahkan dibalik tingkah lakumu yang polos di depan banyak orang, kamu hanyalah orang dengan pikiran jorok, mesum… apa itu yang akan tunjukkan setelah pelampiasanmu padaku?"

Mendengar itu, tangan Kreator sedikit bergerak. Lilith melanjutkan omongannya.

"Hei, orang munafik! Apa kamu akan terus begitu? Apa kamu akan terus diinjak-injak seperti itu? Dan kamu tidak melawan sedikit pun? Pantas saja, kamu gagal di dunia nyata! Kamu sendiri tidak berniat untuk berjuang! Ne Kreator~ Berteriak untukku‼!"

Kreator mulai mencoba mengangkat tangannya.

"Aku...… membencimu—"

"Eh…?"

Kreator mengatakan itu. Dia mencoba mengangkat tubuhnya dengan tangannya, dengan tubuhnya yang baru pulih dari kerusakan, dia merasakan sakit luar biasa namun tidak mempedulikannya.

"Aku… selalu membencimu."

"Selalu—menbenciku? Apa yang kamu bicarakan?"

Kreator mengangkat badannya, sesekali terjatuh, namun setelah sekian kali dia mengangkat tubuhnya dengan sangat bungkuk.

"Aku… selalu membenci dosaku… Aku selalu membencimu…"

"Ih… ucapan munafik apa yang akan kamu katakan selanjutnya."

Kreator berhasil mengangkat tubuhnya, dengan pandangan sangat menunduk, rambutnya yang bawah menghalangi wajahnya.

"Aku benci ketika aku munafik… aku selalu membenci ketika aku berdosa… aku membenci—diriku sendiri."

"Lalu—APA!?"

Lilith menunjukkan wajah muak akan perkataan Kreator yang membingungkannya.

"Seberapa pun aku berdosa, seberapa pun kita rusak, seberapa pun kamu membenciku, seberapa pun juga aku membenci ciptaanku… jika kau bertanya, Aku—"

"Dasar bajingan tidak jelas, akan ku habisi kau dengan bacotanmu!"

Lilith muak dengan perkataanya. Kreator mengepalkan tangannya seakan kesal, dia semenjak tadi berhasil memegang Pen Tablet-nya entah sejak kapan, dan Lilith baru sadar akan hal itu.

Kreator pun mengangkat kepalanya, matanya tajam menuju kepada Lilith. Terasa sangat menyengat untuk sesaat kepada Lilith, Kreator menunjukkan wajah yang sangat luar biasa naas. Kreator tahu tubuhnya merasakan sakit, tapi dia tidak mempedulikannya, dan itu membuatnya menjadi lebih merasakan sakit.

Dia berlari ke arah Lilith dengan gerakan yang tidak stabil, namun lama kelamaan dia mengambil gerakan yang cukup tegas dan kuat, sambil berteriak—

"AKU MENGAKUIMU DAN DOSAKU WALAU AKU MEMBENCINYA‼!"

"—...‼!???"

Lilith terkejut, dia tidak menyadari kalau Kreator masih mempunyai kekuatan untuk berlari seperti itu ke arahnya. Namun itu bukan apa-apa baginya, malah apa yang dilakukan Kreator membuat pekerjaannya semakin mudah.

"Berlari kemari hanya akan memotong umurmu, Kreato—APA!?"

Tapi Lilith dibuat kembali terkejut, Kreator memegang Pen Tablet yang bersinar merah dengan kilatan hitam. Tentu dia mengenali kekuatan itu, tak lain itu adalah kekuatan milik Lilith itu sendiri.

Seketika Kreator berubah menjadi Iblis kembali dengan tanduk dan sayapnya. Tekanan udara semakin menjadi-jadi, Kreator berlari cepat kearah Lilith dengan tangannya yang siap untuk menghajarnya.

Lilith sepertinya merasa kalau Kreator akan menghajarnya, dia melihat Kreator kemari dengan kekuatan penuhnya. Suasana semakin menjadi berbahaya. Lilith pun bersiap untuk menghajarnya kembali ketika Kreator datang.

Tapi—

"Rrrrggggggghhhhh..."

"A-apa…!?"

Lilith menyadari adanya kehadiran monster di belakangnya secara tiba-tiba. Dia tidak menyadari atau mendengar suara langkah kakinya, entah dia terlalu fokus terhadap Kreator atau memang monster ini sungguh sangat pintar mengandalkan suasana.

Lilith segera berpaling, namun juga bingung akan Kreator yang akan menghadangnya. Tapi Pedang di tangan monster itu sudah diayunkan, dan tangan Lilith tak sempat untuk menyiapkan serangan kepada monster itu.

Dia akan segera diserang, monster itu, dan bahkan—akan kehilangan memorinya lagi jika terkena serangannya. Lilith, sepertinya tidak bisa memenuhi harapannya untuk memusnahkan Kreator. Sepertinya, takdirnya memang tidak bisa menaklukan Tuhannya sendiri, dan akan selalu seperti itu.

Mata Lilith terbuka lebar, juga seketika memejamkan matanya. Jika saja dia punya kekuatan untuk menaklukan Tuhan… pikirnya—tapi tidak untuk Tuhannya.

"HAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA—‼‼‼‼‼‼‼‼"

Lilith mendengar jeritan Kreator sudah di belakangnya. Dia pasti benar-benar akan menghajarnya untuk saat ini, tidak mungkin dia membiarkan dirinya seperti ini, lebih baik dirinya menjadi seperti sebelumnya bagi Kreator, polos dan lembut.

Apa begitu yang Lilith pikirkan—?

Kreator melewati Lilith, lalu menghadang monster itu dengan tangannya. Dengan bodohnya, Kreator menahan pedangnya yang membuat tangannya seperti akan terpotong dan membuatnya merasakan sakit di tangannya.

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAGGGGGGGGGGHHHHHHHHHH‼‼‼‼‼‼"

Mendengar itu, Lilith membuka matanya dan terkejut. Kenapa, dia melindungi dirinya? Padahal semenjak tadi dia yang menghajarnya hingga babak belur, tapi kenapa dia melindunginya.

"Kenapa…?"

Akhirnya, kata kenapa terucap oleh lisannya. Dia melihat sosok Tuhanya mencoba melindunginya, dengan wajah yang sangat liar, menggertakan giginya sangat kuat, Kreator menahan serangannya itu dengan tangan kosong. Beruntung keajaiban dunia ini, tubuh Kreator tidak bisa hancur begitu saja, walau pedang itu sudah menembus sebagian jarinya, dia terus menahannya.

"RRRRRRRAAAAAAAAARRRRRRRGGGGGHHHHHH‼‼!"

Monster itu mengaung sangat keras di depan Kreator, bahkan cipratan ludahnya mengenai wajah Kreator. Monster itu juga mencoba menambah kekuatannya, ayunannya mulai semakin kuat. Kreator sadar akan hal itu, dan sepertinya monster itu juga akan mengenai mereka berdua jika dalam posisi itu.

"DASAR ANJING BANGSAT‼‼!"

Kreator sedikit menggeser badannya, agar serangan monster itu tak mengenai Lilith. Hal itu terjadi sangat cepat, monster itu berhasil mengeluarkan serangannya yang sangat kuat dan menghempaskan Kreator beserta Lilith yang ada di belakangnya. Namun naasnya, Kreator terkena serangan itu lebih banyak dan luka dari atas dada hingga pinggang terlihat jelas.

"ANJE—GAAAAAAAAAAAHHHHHHH‼‼‼‼‼!"

Lilith hanya terkena hempasan Kreator, dan ikut terlempar jauh. Tapi Lilith pun ikut terkena imbasnya dan terlempar terjatuh, diikuti Kreator yang terjatuh di depannya.

Lilith masih mempertanyakan kenapa Kreator sebegitu melindunginya, bahkan Lilith tahu Kreator tadi berusaha untuk sama sekali tidak terkana serangan monster tersebut yang dapat menghapus memorinya.

Kreator berusaha untuk bangkit lagi, namun sekarang raut wajahnya semakin ganas seperti hewan buas.

"Dasar bangsat, anjing, asu lah‼!" Dengan kata-kata mutiaranya tentunya.

Lilith melihat perubahan sikap terhadap Kreator yang drastis, membuatnya sedikit merasa aneh dan sinis.

"Cih, kenapa kamu melindungiku? Aku tidak perlu diselamatkan oleh Tuhan yang tidak tahu diri, dan juga omonganmu sekarang kasar jug—"

"Diam lu lacur‼! Suka-suka gua lah anjing!"

Lilith membeku seketika, dan kehilangan kata-kata. Dia tidak percaya apa yang Kreator katakan kepada dirinya.

"L-lac… HAH!? AP—APA!? APA YANG KAMU BILANG!? L-L-L-LA-LAC-U…R!?!?!?!?!?"

Tapi memang ada benarnya yang dikatakan Kreator, dan Lilith memang punya memori tentang masa-masa itu. Tapi tetap saja, penciptanya dengan mudahnya menyebut dirinya seperti itu.

"SETELAH INI GUA BAKAL TELANJANGI LU JUGA DAH‼! TERUS GUA BAKAL—AGGGHHH‼‼ ANJING LAH BUKAN WAKTUNYA MIKIRIN GITUAN COK‼! POKOKNYA—HAH!? APA!?!?!?"

Kreator mendengar langkah kaki yang keras sekarang dari belakang, dan mendapati monster itu belari ke arah mereka dengan pedangnya yang siap menancapnya. Sementara Lilith yang terjatuh di belakang Kreator tidak bisa melihat monster itu karena terhalangi oleh Kreator yang sudah berdiri.

Monster itu sekarang benar-benar mengeluarkan serangan spesialnya, pedangnya bercahaya dan terasa kekuatannya di atmosfir. Kreator tanpa pikir panjang melebarkan tangannya dan menghadap ke Lilith.

Lilith ikut panik, dia tidak tahu apa yang akan monster itu lakukan, tapi dari wajah Kreator yang memejamkan matanya, monster itu pasti akan menyerang mereka berdua sekaligus. Tapi Lilith sadar apa yang dilakukan Kreator cukup bodoh.

"DASAR BODOH! MINGGIR‼!" Teritak Lilith.

Namun Kreator tidak mendengarkannya dan terus dalam posisi seperti itu, hingga—

"Ugh…"

"K-Kreator… bodoh."

Sebuah pedang menembus perut Kreator—juga pedang itu berhasil menembus perut Lilith. Itu artinya, mereka berdua terkena serangan itu. Kreator tidak sadar kalau pedang itu lebih panjang dan besar untuk menusuk dua orang sekaligus.

Mata Kreator terbuka, menemukan Lilith yang tertancap pedang dari perut dirinya sendiri. Mata Lilith melemah, namun masih kebingungan.

"Kenapa…? Bahkan jika kamu mencoba melindungiku, pada akhirnya aku akan tetap terluka, bukan? Sangat sakit tahu…"

Lilith mulai merasa kalau ada yang menghilang darinya. Berarti, sudah dimulai. Dia terkena serangan monster itu, dan memorinya mulai menghilang. Dia mulai memejamkan matanya, tidak ada yang bisa dilakukan lagi selain melihatnya menjadi polos kembali, sama seperti dia melupakan semuanya, mau di cerita itu atau di dunia ini.

"Lilith… maaf tadi aku berkata kasar. Juga—teruslah membenciku."

Lilith membuka matanya, mendapati Kreator dengan wajah yang tidak berwajah. Dia bingung.

"Huh…?"

Lalu, seketika Kreator menunjukkan wajah sebenarnya dengan raut muka yang ganas, dengan mencoba mencekik Lilith secara bersamaan.

"TERUS BENCILAH AKU—TUHANMU‼!"

"Akhh…!? K-Kreator… Apa yang—"

Kreator mencekik Lilith seperti Lilith melakukannya kepada Kreator. Namun, cekikan itu terasa familiar. Benar, Lilith setelah terkena serangan, seketika kehilangan nafsu membunuhnya kepada Kreator. Namun setelah Kreator mencekiknya, Lilith kembali merasa dia harus terus membunuh Kreator. Entah kenapa Kreator menjaga memori yang satu ini dengan cara absurb seperti itu.

"AKU MEMBENCI KETIKA KAMU BERDOSA‼! DAN KAMU HARUS MEMBENCI KETIKA AKU BERDOSA‼!"

"UGHHH—‼! J-JADI ITU MAU MU, HAH!?!?!? KALAU BEGITU—RASAKAN INI JUGA‼!"

Lilith pun juga ikut dan kembali mencekik Kreator dengan sangat kuat seperti sebelumnya. Keduanya sama-sama mencekik satu sama lain, sementara monster itu terus mendorong pedangnya menembus perut mereka.

Hal absurb ini entah kenapa terjadi begitu saja. Mereka berdua sama-sama berteriak kesakitan.

"AAAAAAAAAAAAAAAGGGGGGGGHHHHHHHHHHH‼‼‼!"

"K-KYA—AAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH‼‼‼"

Namun secara tak langsung, terhubung kekuatan yang mengalir cukup besar dari mereka berdua, terutama Kreator. Kekuatan itu menghasilkan aura merah dengan kilatan hitam di sekujur mereka berdua.

Monster itu entah kenapa menyadari ada yang tidak beres, dan serasa dirinya terancam. Kreator melepaskan cekikannya saat dia merasa kekuatannya sudah cukup terpenuhi. Darah Iblis terkumpul pada dirinya, dalam beberapa saat kulit Kreator menjadi hitam pekat dengan mata merah menyala.

Lalu Kreator menggenggam pedang yang tertancap. Kekuatan energi gelap menyerap ke pedang itu, dan mengalir hingga ke seluruh tubuh monster itu. Monster itu mulai mengaung dan seperti ketakutan, dengan kuatnya menarik pedang tangannya.

Lilith entah kenapa juga melepaskan cekikannya dan menyaksikan sesuatu hal di luar nalar yang dilakukan oleh Kreator. Kreator mengirimkan banyak energi gelap kepada tubuh monster itu, sesaat monster itu dipenuhi oleh kekuatan tersebut dan tubuhnya mulai tidak stabil.

Monster itu mengaung keras, sama halnya Kreator berteriak sangat keras, seperti sama-sama menderita. Monster itu akhirnya mencapai batas, dan tubuhnya meledak berkeping-keping di udara, menjadikan area sekitar hujan darah hitam.

Terpancar cahaya di perut berlubang mereka berdua, namun cahaya itu melewati Kreator dan memasuki tubuh Lilith. Itu adalah pecahan memori yang diambil oleh monster sebelumnya, dan kini kembali pada Kreator.

Entah apa yang dirasuki Kreator tadi, namun sepertinya masalah monster sudah tuntas—dan Lilith sepertinya bisa melanjutkan pekerjaannya, membunuh Kreator tentunya.

Dengan menunjukkan wajah kesal kepada Kreator, Lilith kembali mencekiknya. Tapi Kreator terasa sangat lemas sekarang dan tak bertenaga, kedua tangannya memegang pundak Lilith dengan kesadaran yang sangat minim.

Bahkan Kreator menjadi seperti semula, bentuk Iblisnya sudah hilang. Tak lama kemudian, Lilith dan Kreator menyadari ada kehadiran yang datang dari arah lain.

Suara langkah kaki terdengar, lalu diikuti oleh sapaan suara yang familiar.

"Kreator!"

Itu adalah Zero.

"Kalian berdua, sepertinya selamat—apa yang kalian lakukan?"

Azazel pun juga tiba, mereka berdua sudah berjuang melewati pasukan monster. Tapi mereka berdua dibuat terkejut oleh posisi Kreator yang mengenaskan, dan Lilith yang mencekik Kreator di bawahnya.

"Apa… yang telah terjadi di sini?" Tanya Zero.

Menyadari sekitar, tempat di sana sudah sangat berantakan sekali.

"Lilith—hentikan!" Ucap Azazel.

Lilith melihat mereka berdua dalam posisi mencekik Kreator, namun hanya menyapa dengan wajah sisnisnya dan tidak mempedulikannya.