Happy Reading 📖 💜
𝘛𝘳𝘪𝘯𝘨~
Bel berbunyi menandakan jam pelajaran hari ini sudah selesai, semua siswa-siswi segera bergegas meninggalkan ruang kelas dengan semangat 45. Namun berbeda halnya dengan pria berkulit putih pucat yang kini berjalan lunglai, netra kelamnya terlihat kosong dia tidak peduli jika tiba-tiba ada siswa maupun siswi yang menabraknya.
Ternyata sikap Gibran tak luput dari pandangan ketua geng Blue Bird, sebenarnya gadis agresif itu ingin berlari mengejar lalu memeluknya dari belakang tapi dia harus mengurungkannya karena tidak ingin pria berkulit putih pucat itu semakin menjauhinya.
Mari kita tinggalkan pasangan galau 𝘪𝘯𝘪
Keempat makhluk berbeda jenis kelamin itu lebih memilih segera pergi kerumah sakit tanpa berganti pakaian terlebih dahulu, karena menurut gadis satu-satunya diantara mereka akan memakan banyak waktu.
Nah, berhubung pria berdimple itu tidak membawa mobil sendiri sehingga mereka memutuskan untuk menunggu saudara kandungnya, barangkali Gibran ingin menjenguk pujaan hatinya, begitu pikirnya. Akan tetapi yang jadi masalahnya pria berkulit putih pucat itu belum menampakkan batang hidungnya padahal sekolah sudah mulai sepi, sehingga membuat mereka kepanasan karena sinar mentari yang sangat terik.
"John, kenapa Gibran lama sekali?" Keluh Adnan.
"iya nih, mana cuacanya sangat panas," timpal Bilqis.
"entahlah, aku juga tak tahu kenapa dia bisa terlambat seperti ini," Ujar pria berdimple itu heran.
"daripada kita menunggu yang tak pasti, lebih baik naik taxi saja," Usul Rama.
"sabarlah sedikit Ram, mungkin sebentar lagi dia sampai," Sahut Adnan tak terima.
"nah, itu dia," Ucap John sambil menunjuk kearah siluet yang amat dikenalnya.
Sesampainya didepan keempatnya pria berkulit putih pucat itu mengernyitkan keningnya seakan bertanya '𝘢𝘥𝘢 𝘢𝘱𝘢'? dengan wajah bingungnya.
"kami menunggumu," Ujar John tanpa ditanya.
"untuk apa?" Tanya Gibran heran.
"kami ingin menjenguk Anna, kak Gibran pun pasti ikut bukan?" Sahut Bilqis.
"entahlah, aku benci dalam situasi seperti ini," Jawab pria berkulit putih pucat itu sambil menghela nafas kasar.
"maksud kamu apa bang? Apa kau membenci Anna karena dia telah melupakanmu?" Tanya John bertubi-tubi.
"bisa jadi seperti itu," ucap Gibran lirih.
"BANG DENGARKAN AKU BAIK-BAIK DIA HANYA AMNESIA BANG?! KENAPA ABANG TIDAK MENGERTI?! " Teriak pria berdimple itu geram.
"TAPI KENAPA HARUS AKU YANG DILUPAKAN?! KENAPA HANYA AKU?! " Gibran membalas teriakkan saudara kandungnya.
"Seharusnya kau membantuny dia agar ingatannya kembali pulih, bukan justru membencinya! Dimana otak cerdasmu bang?! " Cecar John dengan emosi yang meletup-letup.
"stop, jangan perpanjang masalah apa kalian tidak malu dilihat banyak orang gara-gara bertengkar?" Ujar pria berbahu lebar itu melerai keduanya.
"Ekhem!" Rama berdeham terlebih dahulu sebelum melanjutkan ucapannya yang lebih panjang.
"maaf, bukannya aku ikut campur masalah kalian ataupun memihak salah satunya, tapi jika dipikir-pikir ucapan John ada benarnya juga.
Oke aku mengerti kau sangat terpukul mendengar bahkan mengetahui kenyataan bahwa Anna mengalami amnesia dengan mata kepalamu sendiri.
Namun seharusnya kau jangan menyerah begitu saja, kau harus membantunya agar cepat ingat tentang kehidupan dia yang sebenarnya selain itu kau juga harus yakin bahwa kau akan berhasil, dengan catatan jangan terlalu memaksanya karena bisa saja akan menyebabkan dia amnesia selamanya," Tutur pria berparas anime itu panjang kali lebar dan itu mampu membuat mereka (-Gibran) menganga tak percaya.
"tuh bang dengarkan baik-baik, jangan mudah menyerah," Ucap John masih dengan nada jengkelnya.
"jika kalian ingin kesana duluan saja, nanti aku akan menyusul," pria berkulit putih pucat itu berbicara dengan tatapan kosong.
"ini kuncinya, aku naik 𝘵𝘢𝘹𝘪 saja," sambungnya sambil menyerahkan kunci mobilnya kepada John.
"serius bang?" Tanya John khawatir melihat saudara kandungnya yang terlihat seperti tak ada tanda kehidupan pada manik kelamnya.
Gibran hanya menganggukkan kepalanya saja.
"jaga dirimu baik-baik," Pesan Adnan kepada sahabatnya.
"Aku yakin, kau pasti bisa melakukannya, jangan patah semangat," Ujar pria berparas anime itu sambil tersenyum tipis.
"yang sabar ya kak, aku yakin Anna pasti sembuh dan ingat tentangmu lagi," Bilqis ikut memberi pesan kepada seniornya.
"yasudah kalau begitu kami duluan ya bang," pamit pria berdimple itu dengan sedikit rasa tak tega.
Sedangkan pria berkulit putih pucat itu hanya diam bergeming ditempatnya tak ingin beranjak sekalipun, beberapa menit kemudian dia melangkahkan kakinya dengan terseok-seok karena sakit, bukan sakit fisik melainkan hatinya.
''''''
Sebuah 𝘓𝘢𝘮𝘣𝘰𝘳𝘨𝘩𝘪𝘯𝘪 𝘈𝘷𝘦𝘯𝘵𝘢𝘥𝘰𝘳 terparkir dengan apik diarea parkiran Rs. Gandaria.
𝘉𝘭𝘢𝘮!
Suara pintu mobil ditutup dengan pelan menampakkan tiga pria tampan beserta satu gadis cantik berseragam sekolah sehingga mengundang perhatian pengunjung RS tersebut.
Keempatnya berjalan dengan santai menyusuri koridor RS tentunya menimbulkan tatapan berbeda-beda ada yang menatapnya kagum, iri, bahkan nyinyir sekalipun namun mereka hanya cuek bebek.
Beberapa menit kemudian mereka telah sampai didepan ruang rawat inap dimana gadis mungil itu berada, tanpa berpikir panjang pria berdimple segera meraih knop lalu memutarnya dengan perlahan karena takut mengganggu jikalau penunggunya sedang istirahat.
Dan benar saja ketika pintu terbuka pemandangan yang pertama mereka lihat adalah gadis mungil itu sedang tertidur pulas tanpa ada yang menemaninya.
"sstt, kalian jangan berisik ya," Ujar John sambil mengisyaratkan untuk menutup mulutnya dengan rapat-rapat.
Satu per satu masuk dengan langkah kaki yang sangat pelan, kemudian keempatnya meletakkan tasnya disofa bahkan sudah ada yang duduk enjoy.
Namun baru saja pria berparas anime itu duduk, Anna terlihat mengerjapkan netra bambinya tak lama setelahnya manik indah itu terbuka lebar dan terkejut melihat sepupu (palsu) nya ada disana.
"bang Rama~" Panggilnya dengan manja.
Sang empu pemilik nama itu benar-benar terkejut, ternyata benar adanya tentang gadisnya yang mengalami amnesia. Sebelum beranjak dia menengok kearah pria berdimple seakan minta persetujuan yang segera diangguki olehnya.
Tanpa membuang waktu, Rama segera berjalan mendekati gadis mungil yang kini sedang memasang wajah polosnya.
"ada apa hm?" Tanya Rama lembut.
"kangen~" Sahut gadis mungil itu spontan memeluknya sambil mendusalkan wajahnya didada bidangnya.
Deg!
Mendapat sebuah pelukan tiba-tiba itu, berhasil membuat jantungnya Rama berdetak dengan kencang, pipinya pun terasa panas yang dia yakini memerah sampai ketelinga.
"bang, kamu punya penyakit jantung?" Tanya Anna heran.
"ti_tidak," Sahut pria berparas anime itu gugup.
"tapi kenapa bunyi jantungnya kencang banget?" Tanya gadis mungil itu polos.
"hmm_anu_ itu karena abang terkejut," Jawab Rama gelagapan.
"kangen banget ya sama abang, sampai main peluk-peluk begitu?" Sambungnya.
"iya, memangnya bang Rama pergi kemana saja sampai tak pernah menjengukku apalagi menemaniku?" Ujar Anna merajuk.
"siapa bilang abang tak pernah menjengukmu? Abang selalu bolak balik kesini sebelum kamu siuman, " Tutur Rama lembut.
"yasudah jangan merajuk lagi ya, sekarang abang sudah ada disini," Sambungnya.
"iya, tapi ada syaratnya," Gadis mungil itu memberi tawaran.
"apa?" Tanya Rama gemas.
"syaratnya malam ini abang harus menemaniku disini, tidak boleh pulang," Sahut Anna sambil tersenyum senang.
"hmm baiklah, lagipula nanti pagi hari sekolahnya libur," Jawab Rama menyanggupi sambil tersenyum tipis.
"asyik banget ya, serasa dunia milik berdua," Sindir Bilqis.
"iya nih, kacang, kacang, " Timpal Adnan.
"cangcimen, cangcimen," John tak mau kalah.
"kalian apa-apaan sih? Kalau iri tinggal bilang saja, apalagi kau Bilqis, bukannya kau pacaran dengan John, lalu kenapa duduknya disamping kak Adnan pacarnya kak Becca?" Cerocos Anna sambil mempoutkan bibirnya.
Mendengar ocehan dari bibir gadis mungil itu membuat ketiganya meringis sendiri, bagaimana bisa posisinya jadi belibet seperti itu? Mungkin itu yang ada dipikiran mereka.
"Bang Rama bosen~" Gadis mungil itu merengek.
"mau jalan-jalan ketaman?" Tawar Rama sambil mengelus surai kecoklatannya Anna dengan sayang.
Gadis mungil itu mengangguk antusias, sudah lama dia tidak menghirup udara segar disekitarnya menurutnya taman adalah tempat yang tepat untuk menghilangkan rasa bosan yang selalu menghinggap dalam kehidupannya.
Lalu Rama pun berinisiatif mengambil kursi roda, setelahnya dia mengangkat tubuh ramping gadis mungil itu ala brydal dan segera di dudukkan ke kursi tersebut. Eh bingung nggak sih? - Author.
"kalian mau pergi kemana?" Tanya John waspada.
"ke taman," Sahut Rama singkat.
"kak Rama tidak ada niatan untuk menculik sahabatku kan?" Selidik Bilqis.
"nggaklah Bil, bang Rama sepupuku mana mungkin dia menculikku, kau ini aneh sekali," celetuk gadis mungil itu tak terima.
"jangan lama-lama," Titah John.
"gak lama, cuma 5 jam," Jawab Anna asal.
"ayo bang kita kesana," sambungnya.
Tanpa berpikir panjang pria berparas anime itu segera membawa Anna keluar menggunakan kursi roda tentunya, dia sengaja mendorongnya dengan pelan-pelan karena ingin menikmati waktu berdua bersama pujaan hatinya.
Di Taman RS Gandaria
Sesampainya disana manik bambi gadis mungil itu terlihat berbinar, dia membiarkan angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahnya karenanya menikmati hembusan angin dan udara segar.
Sedangkan Rama sendiri hanya memperhatikan pujaan hatinya dengan lekat sambil tersenyum tipis, sungguh dia merasa paling beruntung diantara teman-temannya karena gadis mungil itu mengenalnya sebagai sepupu padahal tidak ada ikatan darah apalagi saudara. Bolehkah dia egois dengan memanfaatkan kondisi pujaan hatinya? Namun dengan segera dia menepis pikiran buruknya karena bagaimanapun juga dia bukan tipe pria seperti itu.
"Bang Rama~ pengen duduk disana~" Ujar gadis mungil itu sambil menunjuk kearah salah satu bangku taman, jangan lupakan 𝘱𝘶𝘱𝘱𝘺 𝘦𝘺𝘦𝘴nya yang membuat siapa saja luluh.
"siap tuan putri," Sahut Rama dengan candaannya.
Hanya butuh lima menit mereka sampai ditempat yang diinginkan oleh Anna, lalu pria berparas anime itu berinisiatif memindahkan pujaan hatinya dari kursi roda beralih dibangku taman sedangkan dia duduk disampingnya.
"bagaimana? Apa kamu senang dibawa kesini?" Tanya Rama penasaran.
"tentu saja aku senang, makasih abang memang selalu pengertian kepadaku setelah mamah dan papah," Sahut Anna dengan wajah yang berbinar.
"sekarang aku tidak merasa bosan lagi," sambungnya.
"itu sudah menjadi tugas abang," Jawab pria berparas anime itu sambil tersenyum tulus.
"bang, aku pingin senderan dibahumu, boleh ya? Aku tidak menerima penolakan,"
Setelah berucap seperti itu, Anna segera meletakkan kepalanya dibahu pria berparas anime tanpa persetujuannya. Sepertinya mulai sekarang dia harus menahan letupan-letupan jantungnya yang hampir saja melompat dari tempatnya karena Anna selalu melakukan tindakan diluar dugaan dengan spontan.
TBC