webnovel

Proloque

" kau memiliki tempat tinggal? namun, selalu membiarkan kakakmu tinggal sendiri?" ucapan Louis itu jelas menyurutkan senyum di wajah Indra.

" dan kau tidak membantu kakakmu- saat ia kesulitan?" tanya Louis yang membuat; orang- orang yang awalnya kagum- kini berbalik menatap Indra dengan sengit.

" ta..., tapi.., ia sudah dewasa. ia bisa..." baru mau berucap- Louis sudah menyela ucapan Indra;

" tapi; kalian keluarga bukan? apa ada yang salah jika; kau membantu kakakmu?

kau ini seorang pria!" jelas Louis membuat Indra terdiam.

"sebenarnya apa yang kau banggakan dengan gaji 2 digit mu itu- jika; membantu kakakmu saja- kau merasa keberatan."

" bahkan aku dengar; kau kerap kali meminta ayahmu menemani mu- dan membiarkan kakakmu tinggal sendiri- padahal; kau ini seorang pria?" tanya Louis lagi.

Indra terdiam.

niat awalnya ingin menunjukkan hubungannya dengan Aletha dan di perlakukan sama istimewa nya dengan sang kakak- kini, malah menyerang pria itu.

Sial!

sebenarnya; bagaimana awal sang kakak bisa bertemu dengan Louis- hingga; Louis bisa begitu memanjakan sang kakak?

Seingat Indra..., kakak perempuannya itu adalah seorang pendiam.

Tak heran!

Tinggal di keluarga Patriarch yang mengutamakan anak lelaki melebihi segalanya, membuat..., kakak perempuannya itu cenderung di anak tirikan-meski kenyataannya, ia adalah kakak kandungnya sendiri.

Sering kali pendapatnya tak pernah di dengar dan tak jarang-wanita itu di haruskan mengalah meski sebenarnya ia benar--membuat kepribadian kakak kandung Indra itu jadi tertutup.

Di jaman modern ini?

Masih menganut system Patriarch?

Tentu saja. Meski ia hidup di ibu kota dan mendiang ibunya adalah wanita yang menganut paham emansipasi.., namun, ayah kandung Indra berasal dari daerah yang masih menganut paham adat istiadat jaman dahulu.

Lantas..., mengapa, wanita yang tak pernah dibiarkan memiliki pendapat itu.., bisa mengenal orang hebat?

Ya.

Orang--Ralat! Maksudnya, pria yang di bawa kakak perempuan Indra itu bukan hanya orang penting-namun, juga pemilik gurita bisnis yang menggerakkan economic bangsa.

Karena selain memajukan negara maritim ini dengan product-product modernnya-namun, juga memajukan sector economic para karyawannya.

Standar gaji yang jauh melebihi Standar gaji di tanah air-jelas memakmurkan para karyawannya.

Jam kerja perusahaannya juga tidak selama perusahaan yang di miliki oleh bangsa maritim sendiri.

Seingat Indra..., pria dengan nama lengkap--Indra Setiawan. Yang merupakan adik kandung Aletha itu sedang bersenandung senang saat melakukan perjalanan ke Bali dari ibu kota.

Tak heran, semenjak Indra bekerja--ayahnya ini selalu menuruti keinginan pria itu.

Bahkan, ketika membiarkan kakak perempuannya itu sendirian di rumah mendiang ibu kandungnya selama setengah tahun lamanya.

Tanpa di beri uang saku sama sekali.

Indra beralasan;

Jika Aletha sudah dewasa dan bukan lagi kewajiban sang ayah untuk menanggung hidup Aletha yang juga belum bekerja di usia nya yang Tahun ini sudah kepala 3.

Bukan tanpa alasan Indra seolah mengibarkan bendera perang pada kakak kandungnya itu.

Namun, Indra tak bisa banyak berkata.

Tak juga bisa menjelaskan alasannya.

Bagaimanapun.., jika, ia memarahi kakaknya itu.., ia akan sangat malu--namun, pria itu tak juga bisa mengikhlaskan.

Hal yang mungkin takkan bisa di terima keluarga besarnya.

Itu sebabnya pria itu memilih diam.

Dan sedikit demi sedikit juga membalas dalam diam.

Apapun, hanya agar rasa sakit hatinya itu terbalaskan.

Menyerang dengan elegant.

Bukan secara fisik--namun, juga mental.

Salah satunya dengan mengambil kepercayaan ayah kandungnya.

Membiarkan kakak kandungnya itu sendirian dalam rumahnya yang luas.

Membiarkan..., kakaknya itu tenggelam dalam depresi.

Seolah sebatang kara meski masih memiliki keluarga.

Juga, menjauhkan wanita itu dari keluarga besarnya.

Seolah sang kakak yang tak bisa hadir dalam acara keluarga besar-meski kenyataannya Indra lah yang tak pernah mengikutsertakan Aletha.

Sama seperti saat ini.

Indra datang ke Bali bersama dengan sang Ayah-hanya untuk hadir dalam acara tahunan keluarga besar.

Dan yang pasti adalah;

Tanpa mengikut sertakan Aletha.

Ah! Memikirkannya membuat Indra begitu puas hingga bisa bersenandung seperti tadi.

Indra mencoba meluruskan kaki dalam kursi penumpang pesawat yang nyaman.

Yang satu ticket nya saja bisa seharga jutaan.

Dengan fasilitas yang lumayan mewah dan TV pribadi di setiap bangku nya.

Hal yang mungkin takkan bisa di rasakan sang kakak.

Ah...! Memikirkannya membuat Indra bahagia.

Sebelum akhirnya..., rasa itu lenyap- saat mengetahui..., ada sang kakak yang juga menantinya di keluarga besarnya.