webnovel

Trik Licik para Pejabat Korup

Zang Rong dan Zang Moo tiba dikediaman Liu Peng, setelah diperkenalkan oleh Zang Moo sang Patriark Klan Zang mulai menceritakan kejadian sebenarnya yang mereka alami selama berada di Gedung Departemen keamanan Kerajaan Xhin.

"Hmm..., saya dapat memastikan bahwa Menteri Keamanan adalah salah satu komplotan pejabat Korup di Kerajaan Xhin ini...!, sebenarnya sudah ada beberapa Klan kecil yang mengalami kejadian serupa saudara Rong...!, dan kami-kami inilah yang selalu menjadi tumbal dilapangan...!, karena kami selalu berhadapan dengan mereka...?, karena akses satu-satunya untuk masuk dan keluar kearah Kota Raja adalah melewati Kota ini yang menjadi wilayah penjagaanku...!, hahh...!, sungguh mereportkan para pejabat korup tersebut...!" kata Liu Peng dengan kesal.

"Wah..., untung kamu bertemu denganku nak Peng...?, kalau tidak entah apa yang terjadi digerbang Kota...!, hmm..., bagaimana kabar adikmu...?, apakah dia juga menjadi prajurit penjaga Kota...?" tanya Zang Moo kepada Liu Peng.

"Ahh..., dia tidak mau paman...!, Liu Pang bersama keluarganya masih menekuni pekerjaan lama sebagai pedagang melanjutkan bisnis keluarga kami...!, kalau bibi Shui bagaimana kabarnya sekarang...?" kata Liu Peng.

"Bibimu sedang sibuk mengurus cucunya yang berusia 6 tahun..., dia putri keponakanmu Zang Ran dan Hua Mei...! namanya Zang Mei..." kata Zang Moo menceritakan keadaan keluarganya.

"Malam ini paman Moo dan saudara Rong menginap saja ditempatku ini...!, dan besok subuh baru melanjutkan perjalanan keselatan..., saya akan mengantarkan paman dan saudara Rong sampai keperbatasan nantinya...!" kata Liu Peng menjelaskan.

"Baiklah nak Peng terimakasih sudah menampung kami malam ini...!" kata Zang Moo.

"Ahh..., paman Moo dan saudara Rong tidak usah sungkan...!, bagaimanapun kita ini adalah keluarga...!" kata Liu Peng.

Zang Rong dan Zang Moo mendapat banyak cerita dari Liu Peng yang mengetahui banyak tentang keberadaan para pejabat Korup di Kerajaan Xhin, mereka melakukan trik dengan menakut-nakuti para Klan kecil yang berada jauh dari Kota Kerajaan hanya untuk menarik biaya-biaya yang seharusnya tidak diberlakukan oleh pihak Kerajaan dan menjadi keuntungan pribadi mereka sendiri. Dan bahkan para pejabat korup tersebut menggunakan tindakan kekerasan untuk memeras para Klan kecil tersebut untuk membayar biaya-biaya yang mereka minta, dan jika melakukan pembangkangan maka Klan kecil tersebut akan dicap sebagai pemberontak terhadap Kerajaan Xhin.

Keesokan harinya Zang Rong dan Zang Moo melanjutkan perjalanan menuju Kota Xhin Yan dengan diantar Liu Peng sampai perbatasan Kota, keduanya memacu kuda tunggangan mereka dengan cepat dan tanpa beristirahat keduanya sudah tiba diarea peristirahatan sebelum malam tiba. Subuh harinya Zang Rong dan Zang Moo melanjutkan perjalanan menuju Kota Xhin Yan dan tanpa beristirahat, keduanya langsung menuju Desa Kun Zang yang tiinggal berjarak 2 jam perjalanan dengan berkuda. Sesampainya di Desa mereka langung menuju ke Gedung Klan untuk menemui para pelindung dan petinggi Klan Zang lainnya, kemudian mereka berdua menceritkan semua yang dialami sewaktu berada di Kota Xhin Bei sebagai pusat Kerajaan Xhin.

Demikian juga dengan yang terjadi saat memasuki Kota Xhin Tang yang sempat dihadang oleh para penjaga yang kebetulan saat itu Liu Peng yang menjadi komandan jaganya, kemudian mereka berduan juga menceritakan informasi yang disampaikan oleh Liu Peng tentang adanya pejabat Kerajaan Xhin yang Korup dan memeras para Klan kecil yang letaknya berjauhan dengan Kota Pusat Kerajaan.

"Hmm..., jadi surat itu ternyata hanya sebuah alasan yang dibuat-buat untuk menakut-nakuti kita sebagai Klan Kecil...!, baiklah..., kita akan menunggu utusan para pejabat korup itu disini...!, dan akan kita lihat apa yang akan mereka perbuat..." kata Zang Lang sambil tersenyum.

"Apakah kita hanya akan menunggu ayah...?, bagaimana jika mereka datang dengan membawa pasukan...?" tanya Zang Rong.

"Kalian tenanglah..., aku yang akan menghadapi jika yang datang adalah seorang pejabat...!, jika tidak kamu yang akan menghadapinya dan bantah semua yang dikatakannya...!" kata Zang Lang memberikan arahan kepada Patriark Klan tersebut.

"Baik ayah...!, kalau begitu aku akan mempersiapkan para murid yang sudah berada ditingkat Lanjut dan Ahli untuk berpatroli mulai malam ini..." kata Zang Rong sebagai Patriark Klan Zang.

"Ya..., aku juga akan menyiapkan para penjaga untuk berjaga di gerbang masuk Desa mulai malam ini...!" kata Zang Tong sebagai Kepala Desa Kun Zang.

Kesibukan siang hari itu terlihat di gedung Klan Zang, semua murid dikumpulkan dan diberikan pengarahan oleh Zang Rong tentang situasi yang mereka alami saat ini. Seluruh murid tidak diijinkan untuk melaksanakan misi diluar gedung Klan sampai situasi menjadi terkendali kembali, dan mereka sudah dibentuk beberapa kelompok dengan jumlah masing-masing kelompok sebanyak 10 orang yang akan bertugas patroli secara bergantian diarea komplex Klan Zang. Demikian juga yang terjadi di Kantor Kepala Desa, Zang Tong mengumpulkan semua petugas penjaga Desa yang berjumlah 40 orang dan tingkat kekuatan mereka semuanya sudah berada ditingkat Hawa Murni Ahli tahap 1 sampai tahap 3. Mereka akan secara bergantian menjaga gerbang keluar masuk desa selama 24 jam, Zang Tong juga menjelaskan situasi yang sedang dihadapi oleh Klan Zang saat ini dan meminta merek untuk menyampaikan hal tersebut kepada para penduduk dan diharapan agar tetap tenang dan bersiaga.

2 hari kemudian utusan dari Kerajaan Xhin datang dengan jumah puluhan orang prajurit yang dipimpin oleh seorang komandan yang setara dengan komandan penjaga pintu gerbang Kota, dengan sopan para penjaga gerbang Desa menyambut kedatangan puluhan orang tersebut dan mengatar mereka menemui Zang Tong sebagai Kepala Desa Kun Zang.

"Salam tuan...!, mari silahkan masuk..." kata Zang Tong ketika menerima sang komandan digedung Kantor Kepala Desa.

"Ohh..., ya..., terimakasih..!, apakah kamu sebagai Kepala Desa ini...?" tanya sosok komandan tersebut.

"Ya..., seperti yang tuan katakan...!, apa yang saya bisa bantu...?" kata Zang Tong.

"Hmm..., saya diperintahkan oleh Departemen Keamanan untuk membawa surat peringatan ini kepada Patriark Klan Zang...!, apakah saudara mengenal Patriark yang saya maksudkan itu...?" kata sang komandan dengan angkuhnya.

"Ohh..., begitu...!, itu artinya kunjungan tuan tidak ada urusannya dengan pemerintahan...?, dan hanya akan berurusan dengan Klan Zang...?, baik..., saya akan menyuruh bawahan saya mengantarkan tuan di Klan Zang...!, tempatnya tidak jauh..., silahkan tuan...!" kata Zang Tong sambil mempersilahkan sang utusan untuk mengikuti para penjaga Desa Kun Zang.

"Baik..., antarkan saya...!" kata sang utusan sambil berlalu.

Dikomplex Klan Zang seluruh Petinggi Klan telah bersiap dan menunggu sang utusan diruang pertemuan yang berada di lantai bawah Gedung Klan, sementara itu para pelindung yang tingkat kekuatannya paling tinggi masih berada diruang rapat petinggi Klan yang berada di lantai 2 Gedung Klan. Sesampainya para utusan itu yang berjumlah 15 orang prajurit dengan 1 orang komandan yang berwenang dalam rombongan itu, mereka langsung diterima oleh Zang Wui sebaga Tetua ke Tiga Klan Zang dan membawa mereka kedalam ruang pertemuan Klan.

"Selamat datang komandan...!, silahkan duduk..., kenalkan saya Zang Rong sebagai Patriark Klan Zang..., disini juga telah hadir lengkap para petinggi Klan Zang..., apa yang bisa kami bantu untuk tuan...?' kata Zang Rong menyambut sang utusan tersebut.

"Ohh..., jadi anda yang melarikan diri dari gedung Departemen Keamanan Kerajaan...!, mmm..., saya datang kesini atas perintah Menteri Keamanan untuk menyampaikan surat teguran ini...!, silahkan dibaca dan saya menunggu jawabannya...!" kata sang utusan kemudian menyerahkan sebuah surat kepada Zang Rong.

Zang Rong mengambil surat tersebut dan langsung dibacanya, kemudian diberikan kepada para tetua lainnya untuk dibaca dan selanjutnya oleh Zang Fei dibawa kelantai 2 untuk diiberikan kepada 3 orang pelindung.

Dalam surat tersebut dikatakan bahwa Klan Zang telah melanggar aturan dengan tidak melaporkan adanya perguruan beladiri yang dibuka untuk umum, dan mereka diharuskan membayar pajak perguruan sejak berdirinya perguruan tersebut. Kemudian beberapa saat 3 sosok lanjut usia turun dari lantai 2 dan ikut bergabung dalam ruang pertemuah tersebut,...

"Siapa namamu nak...?, apakah kamu tau apa isi surat ini...?" tanya Zang Lang dengan penuh wibawa.

"Tidak perlu orang tua sepertimu mengetahui namaku...!, yang aku perlukan saat ini adalah apa jawaban kalian atas surat tersebut...!" kata sang utusan dengan sombongnya.

"Hmm..., baiklah kalau itu yang kamu inginkan...!, tapi sebelumnya saya akan memberitahukan kepadamu anak muda...!, diatas langit masih ada langit...!, dan dibawah lembah masih ada jurang yang tak berujung...!, berhati-hatilah membawa diri...! dan sampaikan jawaban kami ini kepada Menteri Keamanan Kerajaan Xhin...!" kata Zang Lang kemudian dengan cepatnya melesat kearah sang utusan yang masih berdiri ditengah ruangan pertemuan itu.

Whhuuzz...

Sllaasshh...

Whhuuzz...

Secepat kilat Zang Lang kembali keposisi semula setelah tanpa terlihat oleh siapapun Zang Lang telah memotong telinga sebelah kanan sang utusan, sosok komandan itu terlihat masih juga belum sadar jika telinga sebelah kanannya telah jatuh keatas lantai dan darah mulai bercucuran keluar dari bekas telinganya.

"Nah...!, itulah jawaban kami Klan Zang kepada tuan Menteri di Kerajaan...!, silahkan anda kembali dan jangan pernah lagi menginjakkan kakimu di Desa ini...!" kata Zang Lang tegas.

"Ehh..., apa maksudmu...? aduuhh...!, ahhh...," kata sang utusan yang tidak melanjutkan kata-katanya, karena dia mulai merasakan sakit yang tak tertahankan setelah merasakan tubuh sebelah kanannya telah berlumuran darah.

Zang Cian, Zang Yun, Zang Ran, Zang Fei dan Thio Shen serta beberapa murid Perguruan, telah mengancam 15 orang prajurit yang menyertai sang komandan dengan senjata berbagai jenis sedang melekat dileher mereka masing-masing sehingga mereka tidak bisa bergerak. Sementara itu sang komandan yang arogan itu sedang jongkok diatas lantai memegang kepala sebelah kanan, yang telinganya telah putus oleh sabetan pedang Zang Lang tanpa dapat dilihat oleh mereka yang berada didalam ruangan tersebut.

"Apakah jawaban kami masih belum cukup...?" tanya Zang Lang selanjutnya.

"Ahh..., beraninya kalian terhadap utusan Kerajaan...?, tunggulah...!" kata sang utusan sambil memunggut daun telinganya yang tergeletak diatas lantai dan bergegas untuk keluar dari ruangan pertemuah itu.