"Namanya suami harus gitu pak, apa-apa ya duluan. Masa ngarepin istri, lagian saya takut bapak ada kerjaan, nggak mau ganggu."
"Belum saya mulai aktifvitas sudah miss komunikasi. Istri menghubungi suami lebih dulu juga tidak salah dan tidak menganggu sama sekali. Bisa saya pastikan itu."
Terdengar ketukan pintu kamarnya.
"Bentar ya, jangan di matikan. Saya liat siapa yang datang." Dhika mengangguk kec
Cia bangkit dan berbalik pergi untuk membukakan pintu, ternyata bi Sumi yang di utus oleh nyonya rumah.
"Ntar, saya telponan sama anak mantunya dulu. Mama pasti paham, auto kenyang dia."
Bi Sumi mengangguk, "jangan lama non, ntar kasian nyonya. Jatuhnya kayak orang puasa, dari pagi dia belum makan."
Cia ngangguk lalu menutup pintu setelah bi Sumi pergi. Cia sedikit berlari menuju meja belajarnya.
"Siapa?" Tanya Dhika.
"Bi Sum, mama lagi nungguin saya buat hangout di taman. Biasa ghibah-ghibah kecil."
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com