Cia mengangguk, "ok, saya juga nggak niat potong rambut. Papa juga suka sama rambut saya, dan alasan kenapa selama ini nggak potong ya karena papa nggak izin."
"Dan bisakah sekarang alasannya karena saya?" Dhika menatap mata Cia dengan lembut. Jujur ini bukan Dhika yang Cia kenal.
"Saya kayak lihat orang lain di diri bapak, sumpah beda banget." Cia nggak bisa menutupi rasa terkejutnya.
"Kamu kekasih saya, sikap saya harus mencerminkan status saya kan?" Tanyanya lembut.
"Apa seperti ini aslinya bapak?" Kalau iya pantes Elle tergila-gila. Pikirnya.
"Tidak juga, saya belajar untuk menjadi pria yang layak untukmu. Usia saya jauh lebih dewasa dan ketika memutuskan untuk berkomitmen maka semua harus berubah lebih baik. Semoga saja."
Cia ngangguk, "saya akan belajar pelan-pelan juga. Sekarang kita bahas sedikit masa lalu bapak."
"Introgasi?" Dhika mengelus lembut rambut Cia yang halus.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com