webnovel

Pacar Sewaan

Pacar Sewaan

"Tunggu Ananta, aku masih ingin berbicara pada kamu. Apa kamu mau membantu aku lagi? Sekali ini saja, aku mohon! Mau ya?" pinta Kalila sambil memasang raut wajah sedih.

"Minta tolong apa?" tanya balik Ananta pada Kalila yang masih terbaring di atas ranjang Ruang ICU.

"Sebenarnya, aku malu untuk mengatakan ini pada kamu Nanta. Tapi semuanya terpaksa harus aku lakukan. Aku butuh bantuan kamu untuk menjadi pacar sewaanku. Apa kamu mau?" tanya Kalila sambil mengedipkan matanya.

"Kamu ini perempuan tidak waras ya? Masa mau sewa saya sebagai pacar. Apa cewek cantik seperti kamu tidak ada yang naksir?" sahut Ananta dengan heran pada sikap Kalila yang ingin menyewanya sebagai pacar.

"Begini ya, aku bukannya nggak ada yang naksir. Tapi aku tipikal cewek yang susah buat jatuh cinta. Jadi aku ingin kamu mau ya, di sewa untuk jadi pacar bohongan aku sebentar saja. Sampai Papa dan Mama aku percaya kalau aku ini punya pacar. Please! Aku mohon dengan sangat sama kamu. Apapun sebagai imbalannya akan aku berikan, asalkan kamu bersedia jadi pacar sewaan aku." Pungkas Kalila pada Ananta.

"Saya ini masih tidak sangka dengan ucapan kamu barusan. Apa tidak ada lelaki yang baik untuk kamu jadikan pacar sungguhan? Apa harus mencari pacar untuk di sewa sementara. Jika Papa dan Mama kamu sampai tahu kalau kamu berbohong pada mereka, bagaimana? Saya pasti akan terlibat dan yang kena masalah pastinya saya juga. Jadi bisa tidak jangan membuat saya terlibat masalah keluarga kamu. Saya hanya membantu kamu agar bisa di selamatkan dari kecelakan. Bukan untuk di sewa sebagai pacar sementara." Pungkas Ananta yang menatap Kalila dengan sangat heran.

"Apa aku tidak bisa meminta tolong padamu, ayolah sekali saja kamu mau ya, membantu diriku untuk menjadi pacar sewaanku. Aku minta tolong pada kamu. Please! Aku mohon!" pungkas Kalila pada Ananta dengan wajah penuh harapan.

"Baiklah, saya akan membantu kamu. Tapi hanya sehari saja. Setelah itu tidak akan lagi. Bagaimana apa kamu setuju?" Tanya Ananta pada Kalila.

"Iya! Aku setuju." Jawab Kalila dengan cepat.

Kalila langsung merasa sangat senang sekali saat Ananta mau dengan tawarannya untuk menjadi pacar sewaan dalam sehari. Setidaknya Papa dan Mama Kalila tidak akan memaksa terus untuk segera menikah. Kalila sangat senang karena mendapatkan solusi dari masalahnya kini dapat teratasi.

"Kalau begitu saya pamit pulang. Saya masih punya pekerjaan yang penting. Jadi saya harus pergi sekarang." Ucap Ananta yang segera berlalu meninggalkan Kalila yang masih berada di Ruang ICU.

"Ananta tunggu, aku belum punya nomor ponsel kamu. Jadi berikan aku kartu namamu untuk aku simpan atau sesuatu yang sekiranya bisa aku hubungi di saat penting." Pungkas Kalila pada Ananta.

"Kamu ini sangat menyebalkan sekali ya, saya akan berikan alamat toko buku tempat saya bekerja. Kamu bisa mengunjungi saya jika inginkan. Ini alamatnya di Jalan Kenanga Toko Buku Sinar Bahagia." Sahut Ananta dengan sangat heran pada Kalila yang di anggap sebagai cewek aneh.

Setelah itu Ananta pergi meninggalkan Ruang ICU dan kembali untuk bekerja ke toko bukunya. Sedangkan Kalila masih terbaring di Ruangan ICU sambil senyum-senyum sendiri. Merasa mendapatkan kesempatan untuk bisa membungkam mulut Papa dan juga Mamanya yang ingin Kalila cepat menikah.

Kalila lantas mencatat alamat toko buku tempat Ananta bekerja. Dan tak lupa memberitahukan pada Papa dan juga Mamanya kalau kini ia berada di Rumah Sakit karena mengalami kecelakaan tunggal. Mobilnya terbalik dan untung saja nyawa Kalila dapat di selamatkan.

"Ma, Kalila sekarang ada di Ruang ICU, tadi Kalila mengalami kecelakaan. Jadi Mama dan Papa bisa jemput Kalila sekarang di Rumah Sakit Sentosa." Tutur Kalila pada Mamanya di WhatsApp.

"Astaga Kalila sayang, kamu kok bisa kecelakaan? Mama akan segera ke Rumah Sakit bareng Papa kamu, tunggu ya Kalila sayang." Ucap Rosa yang tak lain merupakan Mamanya Kalila.

"Iya Ma, Kalila tunggu." Balas Kalila di WhatsApp.

Sambil menunggu Mamanya datang, Kalila senyum-senyum sendiri karena merasa sangat bahagia. Setidaknya kini Kalila punya pacar sewaan. Yang bisa menjadi sandiwaranya untuk sementara ini.

Daripada di paksa untuk cepat nikah sama cowok pilihan Papaku. Lebih baik aku mencari pacar sewaan saja yang bisa menghalangi niat Papaku untuk menyuruh Kalila nikah.

Memang ada masalah apa jika aku sudah berusia 35 tahun tapi belum juga nikah. Memang sih, semua orang yang sudah mengenal diriku selalu bertanya-tanya kenapa sampai sekarang aku belum juga menikah. Tapi sebenarnya hatiku ini sangat tak suka jika di tanya soal pernikahan apalagi sampai di paksa buat cepat nikah. Lebih baik sendiri daripada buru-buru nikah terus cerai karena di paksa.

Sambil melamun memikirkan rencana yang akan Kalila lakukan untuk mengakali Papa dan juga Mamanya kelak. Di saat orang tuaku memaksa lagi untuk nikah, maka aku akan katakan kalau Kalila sudah punya calon suami sendiri. Alias pacar sewaan sehari. Yang penting Kalila bisa terhindar dari paksaan untuk segera nikah.

Tak lama kemudian, Kalila di jemput oleh Papa dan juga Mamanya. Mereka sangat takut dan sangat panik saat melihat Kalila berada di Ruang ICU.

"Kalila! Kamu baik-baik saja kondisinya?" tanya Papaku yang langsung memeluk tubuh Kalila dengan erat.

"Kalila baik-baik saja Pa. Untung saja tadi pacar Kalila cepat nolongin. Kalau tidak, mungkin saja sekarang ini Kalila sudah meninggal. Karena mobil yang Kalila kendarai terbalik dan terbakar hebat." Ucap Kalila menjelaskan pada Papa dan juga Mamanya.

"Astaga, untung saja ada yang menyelamatkan dirimu dari kecelakaan itu, jika tidak mungkin saja Mama dan juga Papa akan kehilangan kamu untuk selamanya. Tadi apa katamu Kalila, pacar? Sejak kapan kamu punya pacar Kalila?" tanya Mamaku dengan heran.

"Iya, Kalila punya pacar. Cuma belum pernah Kalila kenalkan saja sama Papa dan Mama. Selama ini alasan Kalila nggak mau untuk cepat nikah karena pacar Kalila masih sibuk ngurusin bisnisnys. Jadi maafkan kalau Kalila belum bisa cerita yang sebenarnya kalau Kalila punya pacar. Hehehe!" jelasku pada Papa dan juga Mama sambil tertawa sedikit gugup.

Dalam hatiku sebenarnya sangat takut jika Papa dan Mamaku semakin menjadi-jadi bertanya tentang identitas pacarku, yang sebenarnya itu pacar sewaanku. Baru saja bertemu tadi.

"Kalau begitu kemana pacar kamu itu Kalila? Kok nggak nungguin kamu sampai sehat di Rumah Sakit?" tanya Mamaku dengan penasaran.

"Iya, Papa juga sangat penasaran dengan pacar kamu itu. Kalau memang punya pacar kenapa tidak di katakan saja, daripada pcarannya sembunyi-sembunyi. Lebih baik di bawa ke rumah. Biar Papa dan Mama tahu siapa calon mantu kamu berdua." Celoteh Papaku dengan sangat bahagia.

"Iya Pa, Kalila pasti akan carikan waktu yang tepat untuk mempertemukan kalian berdua sama pacar Kalila itu. soalnya pacar aku itu super sibuk, maklum orang punya bisnis banyak jadi nggak sempat buat aku ajak ketemu Papa sama Mama. Maaf ya! Baru bisa cerita sekarang ini." Pungkas Kalila pada Papa dan juga Mamanya sambil menghela napas panjang, sedikit gugup untuk berpura-pura.

"Oh ya, Mama jadi penasaran banget tentang pacar kamu Kalila. Pokoknya secepatnya di bawa ke rumah ya, kita saling kenal satu sama lainnya. Biar semakin akrab begitu. Masa calon mantu nggak di kenal, rasanya aneh saja kalau begitu." Celoteh Mamaku yang semakin antusias untuk bertemu dengan calon pacar sewaanku itu.

"Iya pasti itu Ma. Kalila akan ngomong dulu sama pacar Kalila. Supaya bisa atur waktu untuk ketemu sama kalian berdua di rumah. Kalau begitu kita pulang ya sekarang. Kalila sudah lebih baik. Cuma luka ringan saja. Nggak ada luka yang serius." Jelasku pada Papa dan juga Mama sambil mengajak mereka untuk segera pulang ke rumah.