webnovel

Perjaka yang Disembunyikan

Kehidupan yang dianggap sempurna oleh orang lain tidaklah sempurna bagi Sarah. Memiliki suami mapan yang mencintainya, pekerjaan tetap yang diidam-idamkan dan memiliki kecantikan yang selalu dipandang iri oleh wanita lainnya tidaklah membuatnya sempurna. Dia hanyalah menantu yang tak bisa dianggap sempurna, dituduh mandul karena tak kunjung mengandung. Semuanya hampa, saat bersamaan dia mengalami kecacatan pada fisiknya. Tiba-tiba kecelakaan merenggut semua yang dimilikinya. Suaminya pergi, kecantikan di wajahnya tak selengkap dengan kakinya yang tak sempurna dan juga dia menjadi wanita terpuruk. Kehadiran Lee Hyun Gi membuat kesedihannya berangsur-angsur pulih, pria muda yang membuatnya sedikit demi sedikit bangkit dari keterpurukannya bersama pria itu. Bagaimana jika mantan suaminya memintanya untuk rujuk dan di saat bersamaan Lee memintanya untuk menjadi kekasihnya? Akankah dia kembali dilanda keterpurukan jika memilih salah satunya?

Rainy_D · สมัยใหม่
เรตติ้งไม่พอ
17 Chs

Khianat

Sarah merasa wajahnya sangat panas saat Hyun Gi memandangnya intens di ruang rapat.

Pasca kejadian dimana dirinya malah hilang kontrol begitu saja dan membuat Hyun Gi merasa di atas awan atas perlakuannya.

Sepanjang rapat Hyun Gi begitu aktif memberikan masukan demi masukan yang bahkan menurut Sarah sangat brilliant. Ia tak habis pikir saat rapat sebelumnya Hyun Gi begitu mencecarnya tanpa ampun.

Hyun Gi sampai sengaja mengajak Sarah makan siang bersama, berdalih membicarakan rapat lebih lanjut, namun itu adalah modus.

Nandra menyaksikannya, menyaksikan bagaimana Sarah tersenyum pada pria gagah perkasa itu. Ia tahu. Ia tahu soal Sarah bermain di belakangnya.

Karena Hyun Gi mengiriminya sebuah foto perempuan di balik selimut yang memiliki wajah mirip seperti wajah sang istri.

***

pov Nandra

Aku tak pernah mengerti, alasan apa yang ada di logikamu, sehingga kamu bisa berucap menyayangiku dengan tulus, tapi di sisi lain mengucap dusta padaku. Kalau memang benar-benar cinta, apakah mungkin kamu tega melukai perasaanku dengan berbohong?

Aku tidak sedang menghakimi mu. Aku hanya ingin kamu merasakan apa yang saat ini sedang kurasakan.

Ayolah sayang, tidakkah kita bisa bicarakan semua ini dengan kejujuran? Meskipun harus berakhir, tapi tidak akan menyakitkan jika semuanya selesai dengan hati yang terbuka.

Tak perlu berbohong, jika memang tak bahagia, toh aku akan belajar ikhlas melepasmu.

Sayang, untuk apa kamu membohongiku? Pertanyaan itu yang kerapkali ingin ku lontarkan padamu.Kalau kamu benar menyayangiku, tidakkah kamu sadar perasaan seperti apa yang kudapat saat dibohongi?

Sudahlah, tidak perlu ada yang disembunyikan. Aku lebih siap tersakiti karena kamu jujur daripada sebentar merasa bahagia karena dibohongi.

Kalau kamu bahagia denganku, tak mungkin ada dia yang lain yang sudah kamu tutupi.

Apakah aku terlalu kecil untuk dikelabui? Sayang, aku sudah berusaha untuk selalu mencintaimu. Namun, kalau ternyata cintaku tak seindah yang kau dapat darinya, mengapa tak jujur padaku?

Menyakitkan kalau tahu, aku yang menjadi pasanganmu justru bukanlah hal yang kau ingini. Tapi akan lebih menyakitkan kalau kau mengambil kebahagiaan lain di luar sana lalu menutupinya dariku.

Jika memang kamu lebih bahagia dengannya, mengapa tak kamu sudahi saja semua ini? Bukankah ini justru membuat sakit kita berdua?

Apakah kepercayaan adalah hal yang murah di matamu?

Setahuku, kepercayaan itu adalah hal yang paling sulit didapat didunia ini. Apakah kamu tak tahu? Sekali kamu merusak kepercayaan, orang yang mempercayaimu akan sulit menaruh rasa percaya yang sama besarnya.

Tidakkah kamu menyadarinya sayang, jika kamu saja tak jujur pada hal-hal yang kecil, salahkah aku jadi tak percaya padamu untuk hal-hal yang besar?

Akupun tak bahagia menjalani cerita cinta yang diisi dengan kebohongan.

Sayang, jika cerita cinta kita ini seperti dipenuhi kepalsuan, salahkah aku jika akhirnya juga merasa tak bahagia? Tak enak rasanya berdampingan dengan orang yang pura-pura mencintaiku.

Aku tak pernah melarangmu untuk mengejarnya. Karena untuk apa ku larang, jika pada kenyataannya bukan namaku yang mengisi relung hatimu.

Meskipun pahit, kuharap kita dapat duduk bersama. Menentukan ujung cerita dengan sebuah kejujuran.

Meskipun akhirnya tidak mengenakkan, kupikir akan lebih baik jika semuanya berakhir dengan kejujuran. Bukankah begitu sayang? Kita berdua takkan ada yang bahagia jika berpura-pura mencinta.

Setelah jujur, bukankah akan lebih bahagia untukmu mengejar yang kau damba selama ini? Aku pun begitu, takkan ada yang terluka karena aku sudah melepas orang yang tepat.

Ketahuilah sayang, cerita cinta kita bukanlah drama yang perlu dibungkus banyak kebohongan. Jika memang cinta sejatimu tak kau temukan di diriku, aku rela membiarkanmu pergi bersama kejujuran.

Namun, rupanya kini pria bernama Rega sudah kudapatkan jawabannya.

Dia yang menjadi alasan senyumanmu palsu. Tapi...

Malam itu, malam dimana kamu mabuk menyebutkan namanya di percintaan kita, sejak itulah hatiku buta. Kau harus ada di sisiku, sepanjang usia hidupku!

Kau tak berhak menangisi dia yang telah tiada.

Aku tetap akan mengikatmu bersamaku, meskipun kau meraung ingin bebas. Karena, kau yang mengkhianati ku lebih dulu.

***

pov Sarah

selamat datang malam yang penuh dengan isakan sendu jangkrik-jangkrik, yang daunnya menari indah dilatari melodi alam yang merdu. Itu semua tak membuatku bergerak meskipun seinci. Aku sangat menikmati malam ini.

Malam yang kurasa sangat menenangkan jiwaku. Atmosfer malam ini sungguh mengantarkanku mengadu pada Maha Pemilik Alam. Kemudian aku bercerita pada Maha Pemilik Hati. Satu dua kata, aku tertahan. Tak lama kemudian bibirku membusa karena mulutku tak kunjung berhenti berbicara. Seribu kalimat pun belum cukup mencakup tentang bagaimana aku di hari ini.

Aku suka sekali instrumen lembut piano atau gitar. Karena itu dapat mengantarkan aku ke sisi-Nya dan kemudian aku bersandar dengan isak tangis yang menyempitkan kerongkonganku. napasku sesekali hilang.

Tuhan, maaf kali ini aku terlalu memaksa. Dengan segenap hatiku, tolong ridhoi-lah keinginanku yang ini. Jika Kau enggan, maaf aku masih memaksa. Jika Engkau masih enggan juga, maaf aku masih saja memaksa. Jika Engkau lagi-lagi enggan, maafkan aku. Aku masih selalu saja memaksa. Tuhan, tolong kali ini saja. Ridhoi-lah keinginanku. Izinkan aku memiliki seluruh hati, jiwa dan raga-nya. Izinkan aku selalu menjadi yang dia lihat.

Tuhan, jika Engkau masih tetap dengan keputusan bahwa Kau tidak meridhoi keinginanku. Sekali lagi maafkan aku Tuhan, aku terlalu keras kepala. Tapi jika memang harus begitu adanya, tolong beri aku pengertian-Mu. Berikan aku pemahaman tentang yang ini. Agar aku benar-benar paham akan skenario baru yang Kau buat, yang setauku Kau selalu membuat skenario terbaik untukku. Memang untuk menerima ini tidak mudah. Waktu bisa melunakkan kerasnya inginku.

Aku hanya perlu bersabar. Jika memang Dia enggan, Dia akan menggantikannya dengan yang jauh lebih baik lagi. Aku selalu tahu bahwa Tuhan selalu memberikan skenario yang terbaik.

Apakah ini masih mimpi?

Aku masih bertanya tanya apa maksud kalimatnya. Ketika bangun tadi, kudapati dia sudah terbangun dan duduk di sampingku. Mata elangnya menatapku dari belakang. Tajam dan tak bergeming. Mungkin aku terbangun karena tatapannya yang begitu menusuk seakan dia akan melumatku habis habisan.

Aku paling suka mata itu. Mata yang dibingkai sepasang alis hitam pekat. Mata yang besarnya dua kali lipat dari mataku. Mata yang berwarna hitam kecokelatan yang diberkahi dengan lebatnya bulu matanya yang lentik. Sebagai balasannya, kukecup mesra pipi tirusnya yang selalu mengelitikku karena dia memelihara jenggot tipisnya. Nandra hanya tersenyum simpul sebelum akhirnya memecah keheningan dan mengeluarkan kata kata sakti itu.

Kini aku terpaku duduk di atas ranjang, mencoba memutar memori dan memaksa otakku bekerja.

Aku bercerita banyak sekali tentang hidupku. Dia tak banyak berkomentar atas banyolanku. Hanya sesekali dia meremas tanganku pertanda ada sesuatu yang ingin dia timpal dan memintaku berhenti berbicara sebentar. Di depannya, aku tak perlu menutupi apa apa. Apapun tabiat jelekku dan masa laluku yang kelam tak membuat cinta yang kudapat darinya surut. Itu juga yang membuatku bisa sekali lagi membukakan hati. Bersamanya, aku menemukan rumahku di tengah kegalauan. Tak pernah kudapatkan rasa ini, bahkan dari dia seseorang yang sosoknya begitu kusayangi dan menempati hatiku beberapa tahun sebelumnya, Nandra.

Sayangnya, aku hampa sekarang. kau bukan yang kumau meski ku bertahan semampuku. Aku tak berani melepaskanmu sedikitpun, meski aku menderita, dan ada yang datang menawarkan arak menggoda.

Desember, 2019

Like it ? Add to library!

I tagged this book, come and support me with a thumbs up!

Rainy_Dcreators' thoughts