webnovel

PERASAAN YANG MEMBARA

21+ FREY : “Awasi Zulian dan jangan pukul dia.” Permintaan kakakku terdengar cukup mudah. Yaitu untuk mengawasi sahabatnya di kampus dan menjaga tanganku untuk diriku sendiri. Dan ini tentunya sangat mudah. Bahkan jika Zulian adalah seorang kutu buku. Aku selalu berpikir ini sangat lucu, aku tidak punya waktu untuk berpikir dengan diriku sendiri. Hanya ada satu tongkat yang harus aku fokuskan tahun ini, dan itu adalah tongkat hoki ku. Tujuanku setelah lulus adalah untuk mendapatkan kontrak kerja. Hal terakhir yang aku butuhkan adalah pengalihkan perhatian dari semuanya. Di dalam atau di luar. Hanya saja, mematuhi aturan lebih sulit dari yang aku pikirkan. **** ZULIAN: Semua orang membuatku bingung. Dan tidak lebih lagi seseorang yang bernama Frey Geraldi. Aku hampir tidak berbicara sepatah katapun dengannya sepanjang waktuku mengenalnya, tetapi kali ini, Aku menginjakkan kaki di kampus, dan dia tidak akan mungkin akan goyah. Aku tidak pernah bisa mengantisipasi langkah selanjutnya. Dan setiap kali kita bersama, langkahku selanjutnya adalah sebuah misteri. Aku ingin menyerah padanya, tapi itu mungkin aku harus berterus terang tentang sesuatu yang belum pernah aku pedulikan sebelumnya.

Richard_Raff28 · LGBT+
Not enough ratings
273 Chs

KESEMPURNAAN CINTA

Dia melepaskan Herry, berusaha untuk tidak jatuh di atasnya. Upaya itu sia-sia, dan dia ambruk. Herry tampaknya siap untuknya, dan memeluknya kembali. Mereka berbaring di sana beberapa menit, membiarkan bumi perlahan-lahan kembali mengendap di sekitar mereka. Herry pulih lebih dulu dan mencium kepalanya yang tergeletak di bantal di sampingnya.

"Aku ingin kamu tahu kalau aku bersungguh-sungguh," Herry berbisik pelan ke rambutnya.

"Aku juga," Angga berbisik ke bantal, jantungnya akhirnya melambat ke detak normal.

"Bagus," kata Herry, dan dengan upaya monumental, Angga mendorong dirinya dari Herry untuk berbaring telentang di seprai. Dia berhenti sejenak, mengamati kipas angin di langit-langit berputar.

"Tunggu, jangan bergerak. Aku akan ambilkan handuk untukmu," kata Angga, tapi tidak benar-benar bergerak seperti yang dia rencanakan. Sebaliknya, dia menutup matanya, mendengarkan gerakan Herry.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com